Berita Jember

Dinsos Jember Ungkap 30.244 Balita Berpotensi Stunting, Tertinggi Ada di Kecamatan Sumberbaru

Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk wilayah Jember Jawa Timur menyebutkan bahwa masih ada 30.244 balita berpotensi stunting.

Penulis: Imam Nahwawi | Editor: irwan sy
Imam Nawawi/TribunJatimTimur.com
Kepala Dinas Sosial Jember Ahmad Helmi Lukman saat di konfirmasi balita berpotensi sunting. 

Berita Jember

SURYA.co.id, JEMBER - Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS) untuk wilayah Jember Jawa Timur menyebutkan bahwa masih ada 30.244 bayi berusia lima tahun (Balita) berpotensi stunting.

Kepala Dinas Sosial (Dinsos) Jember Ahmad Helmi Lukman mengatakan bahwa data tersebut merupakan DTKS yang diterbitkan Kementerian Sosial Republik Indonesia pada 25 Februari 2022.

"Yang 30 ribu itu yang berpotensi stunting, bukan data yang terkena stunting,," ujarnya, Rabu (1/2/2023)

Menurutnya, hal tersebut dilihat berdasarkan jumlah Keluarga yang didalamnya terdapat balita.

Selain itu, kata dia, dalam data ini adalah mereka yang masuk katagori kelompok miskin.

"Jadi itukan data kemiskinan, yang diusulkan dalam katagori kelompok rentan, berdasarkan usulan dari masing-masing desa dan kelurahan,"kata Helmi.

Helmi mengatakan 33.244 balita di Kota Tembakau berpotensi stunting tersebut, yang tertinggi berada di wilayah Kecamatan Sumberbaru dengan sebanyak 2.025.

Namun dari totol balita yang berpotensi stunting ini, kata Helmi, tidak semua akan dibantu.

Karena Pemerintah Kabupaten Jember hanya membantu mereka, yang masuk katagori anak terlantar.

"Anak-anak itu yang sangat terlantar, karena siapa yang akan kasih susu, jadi kami yang akan support itu. Seperti anak-anak yang dititipkan ke RT nya, atau keluarga terdekatnya," imbuhnya.

Anggaran yang ada di Dinsos Jember, katanya hanya Rp 500 juta untuk mengatasi balita yang berpotensi stunting, berupa pemberian bantuan sembako dan susu.

"Rp 500 juta dalam satu tahun, bantuan tersebut bukan hanya untuk susu saja, tetapi juga sembako bagi yang bersangkutan," tutur Helmi 

Ia mengakui belum mengetahui data terbaru jumlah balita berpotensi stunting tahun 2023.

Sebab laman DTKS terbaru masih sulit di unduh.

"Jadinya, untuk sementara ini masih menggunakan data 2022. Kami sudah koordinasi dengan pemerintah pusat, tetapi belum ada jawaban untuk bisa mendownload data DTKS yang baru secara keseluruhan. Mungkin di sana masih proses input data, mungkin masih diproses oleh Pusdatin (Pusat Data dan Informasi),"urainya.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved