Breaking News:
Grahadi

Berita Kota Surabaya

Pemprov Jatim Siapkan Rp 363 M untuk Kendalikan Banjir Sungai, Waspadai Kenaikan Cuaca Ekstrem

peningkatan cuaca ekstrem akan melanda beberapa wilayah di Jawa Timur dalam waktu 27 Januari 2023 sampai 2 Februari 2023.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Deddy Humana
surya/fatimatuz zahro
Dokumentasi saat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa melakukan peninjauan di rumah pompa pengendali banjir Sungai Kemuning Sampang. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur berupaya untuk memaksimalkan pengendalian banjir dan pengelolaan saluran irigasi di tahun 2023 ini. Untuk itu pemprov mengalokasikan anggaran Rp 363 miliar untuk pengelolaan irigasi dan pemeliharaan sungai guna mencegah banjir.

Kepala Dinas PU Sumber Daya Air Provinsi Jawa Timur, Baju Trihaksoro mengatakan bahwa ada sungai-sungai di Jatim yang menjadi perhatian prioritas dalam pencegahan banjir. Sungai-sungai yang dimaksud adalah yang hampir setiap tahun mengalami banjir akibat air yang meluap.

Seperti Sungai Bengawan Solo serta anak sungainya di Bengawan Jero Kabupaten Lamongan, kemudian Sungai Kali Lamong di Kabupaten Gresik, Sungai Kemuning di Kabupaten Sampang, Sungai Semajit Kabupaten Sampang, Sungai Welang Pasuruan, serta Sungai Jatiroto Jember, dan Sungai Kedung Larangan Kabupaten Bangil.

“Kita menangani banjir sebelum musim hujan. Kita sudah melakukan pemantauan dan melihat kondisi sungai-sungai di bawah kewenangan kita. Dan yang tidak di bawah kewenangan kita pun kita lakukan koordinasi,” tegas Baju, Senin (30/1/2023).

Perhatian diberikan pada sungai-sungai yang tanggulnya sudah berstatus kritis. Maka pemprov Jatim melakukan penanganan dengan melakukan memasang pile ataupun bronjong.

Misalnya untuk Sungai Kemuning, pemprov Jatim sudah melakukan pembangunan lima rumah pompa besar. Saat ini dilakukan pemeliharaan maksimal. Rencananya juga akan ditambah satu lagi rumah pompa paling hilir, namun masih dalam pengkajian.

“Tahun ini kami juga ada DAK untuk sungai. Di mana kami akan melakukan penguatan tebing di Sungai Jatiroto,” tegasnya.

Tidak hanya itu, saat musim kemarau, Pemprov Jatim melalui Dinas PU SDA aktif melakukan normalisasi sungai. Dengan kekuatan 24 alat berat untuk mengeruk sungai yaitu backhoe, sungai-sungai besar yang mengalami pendangkalan dikeruk sehingga bisa aktif menampung air hujan.

Dan menghadapi ancaman cuaca ekstrem, Baju menegaskan bahwa saat ini Pemprov Jatim di bawah arahan Gubernur Khofifah Indar Parawansa juga aktif melakukan pemantauan pada jembatan-jembatan eksisting. “Kewenangan memang di PU Bina Marga tetapi ketika kondisi di lapangan kita lihat sudah kritis, maka kita akan tangani pondasinya dan lain-lain,” tegasnya.

Lebih lanjut Baju menegaskan, pada 2023 ini ada anggaran Rp 363 miliar untuk pemeliharaan sungai dan pengelolaan irigasi. Ia kemudian mendetailnya untuk normalisasi dengan menggunakan 24 alat berat tersebut selama 2022, pihaknya mampu menormalisasi hingga menghasilkan 290 meter kubik lumpur yang diangkat dari sungai. “Khusus untuk pengerukan dan normalisasi itu anggarannya sampai Rp 18 miliar,” tandasnya.

Selain itu langkah yang dilakukan adalah melakukan quick response. Ketika ada daerah yang alat berat tidak bisa masuk, atau saluran irigasi tersumbat, maka Pemprov Jatim akan melakukan pemeliharaan. Total tenaga yang disiapkan dalam penanganan quick response ini adalah 2.800 petugas.

Sementara itu, Gubernur Khofifah mengimbau masyarakat Jawa Timur untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi bencana hidrometeorologi sepekan ini.

Hal ini merujuk prediksi Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang menyebutkan potensi peningkatan cuaca ekstrem yang akan melanda beberapa wilayah di Jawa Timur dalam kurun waktu 27 Januari 2023 sampai 2 Februari 2023.

Berdasarkan analisis iklim yang dilakukan oleh BMKG, diketahui adanya pola tekanan rendah di Australia bagian Barat yang mengakibatkan terbentuknya konvergensi atau pertemuan angin di wilayah Jatim. Hal ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan-awan konvektif.

Potensi cuaca ekstrem yang disebabkan oleh aktifnya La Nina, Gelombang Rossby, dan Gelombang Kelvin di wilayah Jatim dapat meningkatkan potensi bencana hidrometeorologi seperti genangan air, banjir, banjir bandang, puting beliung, hujan es, maupun tanah longsor di dataran tinggi.

"Berdasarkan peringatan dini dari BMKG tersebut, kami mengimbau masyarakat selalu waspada terhadap potensi cuaca ekstrem dan bencana hidrometeorologi. Selain itu pemerintah Kabupaten/Kota juga diimbau menyiapkan langkah-langkah mitigasi yang diperlukan," ujar Khofifah.

Dari data yang diberikan oleh BMKG, ada banyak wilayah di Jatim yang diprediksi mengalami cuaca ekstrem antara lain Surabaya, Kab. Mojokerto, Kota Mojokerto, Gresik, Lamongan, Tuban, Jombang, Nganjuk, Kab. Madiun, Kota Madiun, Ngawi, Magetan, Trenggalek, Tulungagung, Kab. Blitar, Kota Blitar, Kab. Kediri, Kota Kediri, Kab. Malang, Kota Malang, Batu,

Selain itu juga Kab. Pasuruan, Kota Pasuruan, Kab. Probolinggo, Kota Probolinggo, Lumajang, Jember, Bondowoso, Banyuwangi, Situbondo, Bangkalan, Pamekasan, Sampang, Sumenep, Sidoarjo, Bojonegoro, Ponorogo, dan Pacitan.

"Masyarakat dimohon selalu berhati-hati dan memantau informasi terkini terkait perkiraan cuaca melalui website maupun media sosial BMKG Juanda. Agar bisa mempersiapkan diri dengan baik sebelum beraktifitas sehari-hari," ujarnya. *****

Sumber: Surya
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved