TRAGEDI AREMA VS PERSEBAYA

Hingga Kini Bagas Satria Korban Tragedi Kanjuruhan Belum Bisa Berjalan

Pada malam kelam 1 Oktober 2022 itu, Bagas mengalami patah kaki kiri setelah terjepit pagar tangga Stadion Kanjuruhan di pintu 12.

Editor: Rahadian Bagus
SURYA/PURWANTO
Korban luka tragedi Kanjuruhan bernama Bagas Satria (20) di Sukoharjo, Kota Malang, Jawa Timur, Senin (16/1/2023) mendapatkan pendampingan dari relawan. Pendampingan tersebut terus dilakukan karena hingga kini masih ada beberapa korban luka Tragedi Kanjuruhan yang belum pulih baik psikis maupun fisik. 

SURYA.CO.ID | MALANG - Bagas Satria, korban tragedi Kanjuruhan lainnya juga masih berjuang dari kelumpuhan kaki.

Remaja berusia 19 tahun itu, kini masih belum bisa menggerakkan kaki kiri. 

Saat ditemui Surya di rumahnya yang terletak di Jalan Gatot Subroto gang II, Klojen Kota Malang, Bagas masih terbaring lemah di tempat tidurnya.

Kondisinya masih sama persis saat Surya menghampiri Bagas sepekan setelah tragedi Kanjuruhan.

Hanya saja, kini kaki kiri Bagas sudah tidak dibalut dengan gips.

Hanya bekas jahitan dan bekas luka yang tampak dari kaki kiri anak dari Moh Sopi'i itu. Meski sudah lebih dari 100 hari berlalu, Bagas masih merasakan nyeri.

"Kaki kiri saya masih belum bisa digerakkan. Kalau digerakkan terasa nyeri. Begitu juga saat saya angkat dari kasur," ucap Bagas sembari memegangi kaki.

Pada malam kelam 1 Oktober 2022 itu, Bagas mengalami patah kaki kiri setelah terjepit pagar tangga Stadion Kanjuruhan di pintu 12.

Baca juga: LIPUTAN KHUSUS: Korban Tragedi Kanjuruhan Berjuang Sembuh dari Hilang Ingatan dan Kelumpuhan

Kaki Bagas terjepit di antara tangga dan suporter yang berdesak-desakan untuk menyelamatkan diri dari gas air mata.

Dia bergelantungan di pagar. Kepala Bagas berada di bawah, dan kakinya masih terjepit di antara pagar. Di situ Bagas hanya pasrah.

Dia tidak bisa melihat sekelilingnya. Yang dia lihat hanyalah pintu kamar mandi dan teriakan histeris permintaan tolong Aremania.

"Posisi saya bergelantungan hampir sekitar 30 menit. Saya tidak bisa apa-apa. Karena kepala saya di bawah dan menghadap tembok tangga. Saya hanya bisa melirik pintu kamar mandi di pintu 12 dan mendengar jeritan Aremania," ungkapnya.

Kini Bagas mengandalkan bantuan egrang untuk beraktivitas. Kondisi ini tak pernah terpikirkan sebelumnya oleh remaja penghobi ikan hias itu.

Dalam proses pemulihan, Bagas rutin tiap sekali dalam sepekan berobat ke tukang pijat di daerah Tumpang, Kabupaten Malang.

Halaman
12
Sumber: Surya Cetak
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved