Berita Tulungagung

Dinkes Tulungagung Menemukan Suspek Campak di Kecamatan Karangrejo

Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung menemukan satu anak yang suspek campak di Kecamatan Karangrejo.

Penulis: David Yohanes | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/David Yohanes
Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Dinas Kesehatan (Dinkes) Tulungagung menemukan satu anak yang suspek campak di Kecamatan Karangrejo.

Pihak Dinkes Tulungagung telah mengambil sampel pasien untuk diuji di laboratorium.

"Dari gejalanya memang campak. Namun untuk memastikan harus kami uji melalui laboratorium," terang Kabid Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Dinkes Tulungagung, Didik Eka, Sabtu (21/1/2023).

Menurutnya, campak merupakan penyakit lama yang disebabkan oleh virus.

Penyakit ini, sebenarnya sudah bisa dicegah dengan pemberian vaksin.

Bayi usia 9 bulan mulai diberi vaksin campak, lalu diulang dengan beberapa vaksin tambahan.

"Namun harus diakui, ada anak-anak yang tidak divaksin karena sikap orang tuanya yang anti vaksin. Kondisi itu yang kadang memicu letupan satu atau dua kasus campak," ujar Didik.

Didik meyakini, campak tidak akan membahayakan bagi anak yang sudah menerima vaksin dasar dan tambahan.

Meski mayoritas anak sudah divaksin campak, namun temuan ini tetap ditangani dengan serius.

Penyebabnya, campak sangat mudah menular dan membahayakan bagi anak yang belum divaksin.

"Tetap kami tangani, karena ini termasuk penyakit yang berbahaya, khususnya anak-anak. Bahkan bisa memicu kematian," tegas Didik.

Virus campak mempunyai masa inkubasi 7-14 hari sejak pertama terpapar virus.

Pada tahap awal pengidapnya akan mengalami demam, batuk, hidung berair, mata memerah atau mata berair.

Berselang 2-3 hari muncul bintik putih di sekitar mulut, lalu berkembang muncul ruam merah pada kulit di mulai area wajah. Lalu menyebar ke seluruh tubuh disertai demam tinggi.

Dalam gejala yang lebih parah, anak bisa batuk darah dan sesak nafas.

Anak juga rawan mengalami penyakit komplikasi, mulai infeksi telinga, diare, radang paru, radang otak, gangguan mata hingga kematian.

  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved