Berita Lamongan

Ikan di Lamongan Masih 'Beterbangan' Dihembus Cuaca Ekstrem, Ketiadaan Pupuk Pertajam Kenaikan Harga

Bahkan para petambak tidak berani memanen ikannya yang sudah berumur 4 bulan karena ukuranya belum ideal.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Deddy Humana
surya/hanif manshuri
Aktivitas jual beli ikan di Pasar Ikan Lamongan, Rabu (18/1/2023). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Masih mahalnya harga ikan di Lamongan selama lebih dari sepekan ini, disebabkan dua hal yaitu faktor cuaca yang mengganggu nelayan serta tertutupnya jatah pupuk bersubsidi untuk petambak perikanan darat. Meski aktivitas jual beli ikan di Pasar Ikan Lamongan tetap ramai, tetapi konsumen sudah merasakan bahwa harga sudah seperti beterbangan di langit alias mahal.

Mahalnya harga itu terjadi pada hampir semua jenis ikan tangkapan dan budidaya. Untuk ikan budidaya tambak, seperti udang vanamei, bandeng, mujaer, tombro dan bader justru kenaikan harga menguntungkan bagi petambak.

Kekecewaan para petambak yang tidak mendapatkan jatah pupuk bersubsidi dari pemerintah, terobati dengan nilai jual ikan yang bertahan mahal. Meski perkembangan ikan yang dibudidayakan di tambak lamban, petambak masih terbantu kenaikan harga.

Menurut Samsul, salah satu petambak, pasokan ikan di Pasar Ikan Lamongan juga belum banyak, karena cuaca ekstrem mempengaruhi para nelayan yang takut melaut. Di sisi lain, petambak juga belum melakukan panen raya.

Bahkan para petambak tidak berani memanen ikannya yang sudah berumur 4 bulan karena ukuranya belum ideal. Hanya petambak yang memang memilih lembur atau tidak bertanam padi sejak awal, yang bisa panen lebih awal.

"Kalau melihat waktu tebar ikan sampai sekarang, mestinya sudah ideal dipanen. Tetapi ikannya kerdil karena tidak mendapat pupuk," kata Samsul, Rabu (18/1/2023).

Sementara harga ikan terpantau belum stabil meski dalam sepekan rata-rata 13 ton ikan yang masuk ke Pasar Ikan Lamongan. Misalnya ikan mujahir sudah menyentuh Rp 25.000 per KG, berisi 4 – 5 ekor, udang Vanamei berisi 100 ekor dijual Rp 45.000 per KG, dan bandeng malah mencapai Rp 30.000 per KG yang berisi 4 ekor ukuran kecil.

Sementara ikan laut malah mengalami kenaikan harga luar biasa. Seperti cumi-cumi sudah mencapai Rp 60.000 per KG dari sebelumnya hanya Rp 30.000 per KG. Sedangkan ikan tongkol bertahan dengan harga cukup tinggi yaitu Rp 65.000 per KG, padahal pekan lalu masih Rp 25.000 per KG.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan, Yuli Wahyuono mengatakan, kenaikan harga ikan di Lamongan itu karena pengaruh cuaca ekstrem.

Nelayan tidak banyak yang berani melaut, sedangkan petambak juga ada kesulitan membesarkan ikan peliharaannya karena tidak bisa memakai pupuk bersubsidi. "Karena pasokan ikan kurang, maka harga naik," kata Yuli. *****

Sumber: Surya
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved