Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal
PAKAR EKSPRESI Sebut Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi Bak Aktor: Naik Intensitas, Baru Action Sedih
Aksi Putri Candarwathi dan Ferdy Sambo saat memberikan keterangan di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J disebut menyerupai aktor.
SURYA.co.id - Aksi Putri Candarwathi dan Ferdy Sambo saat memberikan keterangan di persidangan kasus pembunuhan Brigadir J bak seorang aktor.
Aksi Putri Candrawathi yang kerap menangis di persidangan, dan reaksi tak biasa Ferdy Sambo saat menjawab pertanyaan juga diindikasikan tengah menyembunyikan sesuatu.
Analisis ini diungkapkan Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra dalam berbincangan di program Apa Kabar Indonesia Malam TV One, Rabu (11/1/2023).
Awalnya Kirdi Putra menyebut bahwa ekspresi sedih dan tangisan yang ditunjukkan Putri adalah riil.
Namun, jika dikaitkan kesedihan itu akibat trauma, Kirdi justru memiliki pendapat sebaliknya.
Baca juga: BAJU Putri Candrawathi yang Hilang Usai Pembunuhan Yosua Disorot Hakim, Istri Ferdy Sambo Berdalih
Menurutnya, seseorang yang mengalami trauma itu tidak bisa melompat perasaan ekspresi atau emosi dalam waktu yang cukup cepat.
"Kalau kita lihat gambaran atau video, memang dia menangis. Tapi begitu bergeser ke pertanyaan lain, emosi naik lagi. Biasa lagi," kata Kirdi.
Menurut Kirdi ini sangat janggal, karena kalau dikaitkan dengan kondisi seorang korban kekerasan seksual, tentunya dia sangat traumatis.
Dan ketika trauma itu dipicu, biasanya emosinya akan bertahan cukup lama.
Sehingga ketika ditanya pertanyaan lain, dia masih akan menarik nafas dan terbata-bata.
"Akan terlihat residu emosi dalam jangka cukup lama," kata Kirdi.
"Terlalu janggal untuk bisa menangis sesenggukan, ketuka terjadi lompatan pertanyaan lagi, residu ekspresi hampir tidak ada," tegasnya.
Sementara terkait kalimat atau jawaban-jawaban yang diucapkan.
Kirdi melihat baik Putri maupun Ferdy Sambo terindikasi menutupi sesuatu.
Hal ini tampak saat Putri ditanaya untuk sebuah jawaban yang singkat yang hanya membutuhkan jawaban iya atau tidak, justru menjawab dengan kalimat yang sangat panjang dan lengkap.
"Ketika seorang spontan, saya berani beri statemen iya atau tidak.
Tetapi biasanya orang yang menutupi sesuatu, membutuhkan waktu agak panjang untuk berpikir, sehingga membutuhkan kalimat panjang. Dan dia mau menjauhkan dirinya dari posisi dia berbohong, dengan cara panjang.
Ini sebuah penanda, indikator seseorang menyembunyikan sesuatu," tegas Kirdi.
Hal lain, yang menarik perhatian KIrdi adalah ketika Ferdy Sambo maupun Putri ditanya tentang sesuatu, jawabannya justru tidak nyambung.
Seperti ketika Ferdy Sambo ditanya kenapa tidak membawa Putri visum, dia justru mengatakan bahwa itu kesalahan dia. Bukan menjawab alasan kenapa tidak divisum.
"Seolah-lah menunjukkan dengan ke gentle-an padahal bukan itu jawaban yang diharapkan," ujar Kirdi.
Begitu juga dengan Putri yang justru menjawab dengan mengatakan saat itu dia terdiam, trauma dan sebagainya.
"Kegagalan menjawab ini berkali-kali dan terjadi diantara mereka. Ini teknis sangat biasa digunakan orang yang menyembunyikan sesuatu. Ada seuatu yang harusnya digali lebih jauh," ungkapnya.
KIrdi juga menyoroti bagaimana tahapan intensitas kesedihan yang ditunjukkan Ferdy maupun Putri.
"Ketika hakim bertanya, intensitas sedih naik pelan-pelan. Sementara kalau orang yang msngalami kejadian dan trauma langsung naik, jek langsung tinggi," kata Kirdi,
Kirdi bahkan membandingkan aksi Ferdy dan Putri denan seorang aktor,
"Jadi seperti aktor ketika diminta siap-siap kita adegan sedih, Dia akan diam, naikin intensitas, baru action sedih.
Jadi, cukup terlihat dengan berbagai indikator, kalau kita melihat, kelihatan," tukas KIrdi.
Baju Putri Hilang Misterius
Keberadaan baju yang dikenakan Putri Candrawathi saat pembunuhan Brigadir J menjadi sorotan majelis hakim saat sidang pemeriksaan terdakwa di PN Jakarta Selatan, (11/1/2023).
Pasalnya, baju Putri Candrawathi itu hilang dan tidak bisa dijadikan barang bukti pembunuhan Brigadir J.
Untuk menguak keberadaan baju Putri Candrawathi, hakim Morgan Simanjuntak lebih dulu memancing istri Ferdy Sambo ini dengan pertanyaan-pertanyaan ringan.
"Pulang dari Magelang ke Saguling, kamu pakaiannya apa," tanya hakim Morgan.
Putri menyebut saat itu dia mengenakan sweater coklat dan bawahan hitam.
Baca juga: ARTI Tangisan dan Kacamata Ferdy Sambo di Sidang Terakhir Pembunuhan Brigadir J, Jaksa Meragukan Ini
"Sweater itu kayak gimana?, yang kamu pakai itu?," tanya hakim Morgan.
Putri membantahnya. "Bukan, ini blus. Sweater itu agak panjang," jawab Putri.
Putri lalu mengakui pakaian itu yang juga digunakan saat dia ke rumah dinas Duren Tiga.
"Kamu suka pakaian itu?," tanya hakim lagi.
"Kalau saya pakai, pasti saya suka," jawab Putri.
Hakim Morgan lalu menanyakan keberadaan baju itu saat ini.
Putri menyebut, setelah baju itu diganti di rumah Saguling, dia masukkan ke dalam tas travel yang doibawanya.
"Karena sudah di police line jadi tidak bisa diambil. Sejak di police line tidak bisa masuk," jelasnya.
"Memang ada bajunya?," tanya hakim Morgan lagi.
Putri mengaku tidak memperhatikan lagi.
Lalu, hakim Morgan menyebut baju itu kini tidak ada alias lenyap dan tidak menjadi barang bukti.
"Gak ada lagi, padahal suka kan?," pancing hakim Morgan lagi.
Putri beralasan keberadaan baju itu telah disampaikan ke penyidik.
"Karena diminta, saya bilang ada di TKP. Saya masukkan ke dalam tas travel saya.
Saya sudah bilang berkali-kali le penyidik bareskrim waktu itu. Karena tidak diperbolehkan masuk," sebut Putri.
"Tapi hilang dia," ucap hakim Morgan lagi.
"Saya tidak tahu yang mulia," jawab Putri.
Baru Saja Dilecehkan Sudah Memaafkan
Selain soal baju, di sidang ini Putri juga dicecar soal dugaan kekerasan seksual yang dituduhkan kepada Brigadir J.
Namun, bukan proses kekerasan seksual yang dipertanyakan, namun kejadian setelahnya.
Diakui Putri, dia memanggil Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat alias Brigadir J setelah peristiwa pelecehan seksual yang diklaimnya terjadi di Magelang, Jawa Tengah.
Saat itu, Yosua datang diantar ajudan yang lain yaitu Bripka Ricky Rizal ke kamar Putri Candrawathi di Rumah Magelang.
"Lalu kalau tidak salah, dek Ricky menyampaikan mohon ijin ibu, ini Yosua. Terus saya anggukkan saja," kata Putri di dalam sidang pemeriksaan dirinya sebagai terdakwa di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Rabu (11/1/2023).
Kemudian Yosua duduk di sebelah kiri tempat tidur Putri.
Sementara Ricky menunggu di depan pintu kamar Putri.
Namun pintu kamar pada saat itu dalam kondisi terbuka sebagian.
"Pintu warna putih yang kayu itu terbuka. Hanya pintu kasa itu tertutup. Tapi dek Ricky masih bisa melihat saya. Jadi saya tidak hanya berduaan dengan Yosua di kamar," ujarnya.
Pada saat itu, Putri menyampaikan bahwa dirinya mengampuni perbuatan Yosua.
"Waktu itu saya sampaikan ke dek Yosua bahwa saya mengampuni perbuatanmu yang keji," katanya.
Putri pun melanjutkan keterangannya sembari menangis.
Setelahnya, dia becerita meminta Yosua untuk resign atau berhenti dari pekerjaannya.
"Dan saya minta dia untuk resign," ujar Putri.
Majelis Hakim kemudian memperjelas maksud resign tersebut.
"Yang saudara maksudkan di sini adalah resign sebagai ajudan suami saudara atau resign dari kepolisian?" tanya Hakim Ketua, Wahyu Iman Santoso kepada Putri Candrawathi di persidangan.
Putri pun menjelaskan bahwa dia menginginkan Yosua untuk berhenti menjadi ajudan suamnya, Ferdy Sambo.
"Resign sebagai driver atau anggota suami saya."
Yosua disebut Putri menangis dan meminta maaf atas perbuatannya.
"Yosua menangis. Dia meminta maaf atas perbuatannya dan mohon ampun pada saya. Lalu saya suruh dia keluar (kamar)," kata Putri.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.