Berita Kota Surabaya

5.000 Penumpang di Surabaya Telantar Akibat Bus Listrik Distop, Pemkot Tunggu Solusi dari Kemenhub

Dishub khawatir, solusi jangka pendek justru menimbulkan kebingungan penumpang dan mengganggu pelayanan di rute lain.

dokumen Pemkot Surabaya
Beberapa armada bus listrik dari Kementerian Perhubungan diluncurkan di depan Gedung Negara Grahadi Surabaya akhir 2022 lalu. 

SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Sistem transportasi umum yang sudah baik dengan penambahan armada bus-bus listrik akhir 2022 lalu, seperti kacau akibat mendadak dihentikan operasionalnya oleh Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Karena waktu pengoperasian kembali bus listrik belum ada titik terang, ribuan masyarakat kini kebingungan.

Dan Dinas Perhubungan (Dishub) Surabaya hingga saat ini belum mengetahui kepastian waktu pengoperasian kembali bus ini. Informasi terakhir, Kemenhub hanya menyampaikan pemberitahuan pemberhentian pengoperasian bus-bus listrik itu.

"Kemenhub RI pada 3 Januari 2023 bersurat kepada Pemkot Surabaya untuk memohon waktu. Layanan bus listrik masih dievaluasi dalam operasional dan kontrak," kata Kepala Dishub Kota Surabaya, Tundjung Iswandaru di Surabaya, Selasa (10/1/2023).

Bus listrik yang merupakan bagian dari program Kemenhub melalui Buy The Service (BTS) ini melayani rute Trans Semanggi Surabaya. Bekerjasama dengan Damri, rute ini melayani koridor Terminal Purabaya menuju Kenjeran dan sebaliknya.

Diluncurkan pada akhir Desember 2022, keberadaan armada ini menggantikan Suroboyo Bus yang sebelumnya melayani rute Gunung Anyar-Kenjeran PP. Empat unit Suroboyo Bus yang sebelumnya ada di koridor tersebut, dialihkan ke rute lain.

Mengutip data penumpang Suroboyo Bus selama 2022, rute ini melayani sekitar 5.000-12.000 penumpang dalam sebulan atau sekitar 5-10 persen dari total penumpang SB di Surabaya. Bahkan puncaknya sempat mencapai 17.070 penumpang pada September 2022 lalu.

Tidak mengherankan, sebab Suroboyo Bus menjadi satu-satunya mode transportasi umum di rute ini. Tidak ada lyn hingga bus umum lainnya yang melayani rute tersebut. Praktis, dengan tak adanya transportasi umum maka penumpang di rute ini terpaksa pindah ke transportasi lain, baik naik kendaraan pribadi maupun ojek online (ojol).

Dishub Surabaya hingga saat ini tak bisa mengembalikan Suroboyo Bus yang sudah beroperasi di rute lain. Dishub khawatir, solusi jangka pendek tersebut justru menimbulkan kebingungan penumpang dan mengganggu pelayanan di rute lain.

Satu-satunya yang bisa dilakukan pemkot adalah mendorong Kemenhub segera menyelesaikan masalah dengan pihak operator, Damri. "Mereka (Kemenhub) berjanji akan sesegera mungkin melakukan layanan kembali di Kota Surabaya," paparnya.

Menurut Tundjung, masalah tersebut disebabkan sistem kelistrikan bus hingga perpanjangan kontrak tahunan. "Pengoperasiannya ada yang tersendat atau kurang lancar suplai kelistrikan, makanya ini lagi dievaluasi," jelasnya.

Kepala Bidang Angkutan, Dishub Kota Surabaya, Sunoto menyampaikan, pengoperasian bus dari Kemenhub memangkas waktu tunggu kendaraan di halte. Dari awalnya 45 menit dengan empat unit Suroboyo Bus, menjadi 15 menit saja dengan memakai 11 unit bus Trans Semanggi. "Sehingga, penumpang semakin nyaman dengan headway yang semakin singkat," kata Sunoto.

Tidak hanya di rute Purabaya-Kenjeran, rute lain ikut terimbas. Di antaranya, rute Terminal Intermoda Joyoboyo (TIJ) menuju Terminal Osowilangon (TOW) dan sebaliknya. Rute ini mendapat limpahan bus dari koridor Gunung Anyar-Kenjeran yang digantikan bus listrik.

Waktu tunggu penumpang berkurang dari yang awalnya 45 menit menjadi 25 menit. "Meskipun belum ideal (15 menit), tetapi waktu tunggu ini jauh lebih singkat sekarang. Sehingga kalau yang sudah baik kemudian dikembalikan ke sebelumnya, kami khawatir akan membuat penumpang bingung," tegas Sunoto. *****

Sumber: Surya
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved