KONDISI MEMPRIHATINKAN Ibu Eny Ibunda Tiko Sempat Disorot Tetangga, Berpenampilan Tak Lazim
Terungkap kondisi memprihatinkan Eny Sukaesi atau Ibu Eny sebelum dibawa ke RSJ Duren Sawit. Ibunda Tiko itu Kerap berpenampilan tak lazim.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.co.id - Terungkap kondisi memprihatinkan Eny Sukaesi atau Ibu Eny sebelum dibawa ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Duren Sawit.
Ibunda Tiko itu ternyata kerap berpenampilan tak lazim hingga jadi sorotan tetangga.
Hal ini diungkapkan Kader RW 002 Kelurahan Jatinegara, Ani.
Ani mengatakan Eny biasa memakai baju kantoran saat keluar rumah.
"Dia selalu bawa tas. Bajunya selalu rapi kayak orang kantoran, dan pakai sepatu tinggi," kata Ani di Kompleks PLN di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1/2023).
Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Ibu Eny Penghuni Rumah Terbengkalai Berpakaian Kantoran Saat ke Warung, Harus Dipanggil Pakai Gelar'.
Menurutnya, pakaian ini tidak hanya digunakan saat Eny berbelanja kebutuhan sehari-hari seperti nasi dan sayuran.
Eny juga menggunakan setelah itu saat membeli obat nyamuk bakar dan mengambil air dari rumah tetangga.
Terkait kebiasaan ini, Ani mengatakan ada kemungkinan karena Eny masih terbawa situasi ketika masih bekerja.
"Kebawa waktu masih kerja. Tas tenteng dibawa-bawa, kadang isinya batu, kayu, botol. Kadang suka nyari kayu buat tungku, terus dimasukin ke dalam tas," tutur Ani.
Eny sebenarnya masih bisa berinteraksi dengan warga setempat.
Namun interaksi dilakukan seperlunya saja.
Selain itu, Eny pun dikatakan kerap berbicara dengan diri sendiri ketika berbelanja ke warung.
"Ngobrol biasa aja, seperlunya. Cenderung tertutup Bu Eny. Terkadang ngomong sendiri," ujar Ani.
Selain berbelanja kebutuhan sehari-hari, Ani mengatakan bahwa Eny dan Tiko masih menjual daun salam dan buah melinjo ke warung-warung setempat.
Lurah Jatinegara Slamet Sihabudin menambahkan, warga setempat juga tidak boleh memanggil Eny hanya dengan namanya. Ia mengungkapkan, Eny harus dipanggil lengkap dengan gelarnya.
"Harus Ibu Dra. Eny. Harus disebut title-nya kalau manggil. Kalo enggak disebut, kurang berkenan. Tadinya kan dia orang berada," ujar Slamet.
Baca juga: UPDATE NASIB Tiko yang Hidupi Ibu Eny dengan Gaji Rp 1,5 Juta Sebulan, Pemkot Jaktim Tawarkan Ini
Perjuangan Tiko dan Ibu Eny Bertahan Hidup
Nama Eny Sukaesi (58) dan Pulung Mustika Abima (23) atau Tiko tengah menjadi perbincangan belakangan ini.
Mereka adalah penghuni rumah mewah yang terbengkalai di Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Diketahui bahwa Tiko merawat sang ibu, yakni Eny, yang diduga mengalami depresi seorang diri selama 12 tahun.
Selama 12 tahun, Tiko dan Ibu Eny hidup tanpa aliran listrik dan air bersih di rumah mewahnya Kelurahan Jatinegara, Kecamatan Cakung, Jakarta Timur.
Rumah mewah Ibu Eny yang ditinggali bersama Tiko juga tampak terbengkalai tertutup tumbuhan liar.
Bahkan Ibu Eny yang mengalami gangguan jiwa atau ODGJ kerap memarahi orang yang mencoba mendekati rumahnya.
Lalu bagaimana cara Tiko dan Ibu Eny bisa bertahan hidup?
Dede Sulaeman, petugas keamanan sekaligus teman kerja Tiko mengungkap selama ini keluarga ini hanya mengandalkan tadahan air hujan.
Hal itu terlihat dari sebuah ember yang diletakkan di halaman depan, ketika hujan turun.
"Air itu terkadang minta tetangga, bahkan kerap terpantau sering mewadahi pakai ember air hujan," kata Dede, Rabu (4/1/2023).
Sementara untuk memasak, Tiko berinisiatif membuat dapur tungku khusus rakitannya.
Pantauan Wartakotalive.com pada Rabu (4/1), dapur tungku tersebut terlihat berada persis di ruang garasi rumah Tiko.
Tempat bara api tersebut juga terlihat melingkar menggunakan batu bata, yang di sudut pojok bangunan nampak arang yang siap untuk digunakan.
"Ada dapur tungku, Tiko sendiri yang buat juga, tapi sering juga dia sebelum kerja, beliin makanan dulu buat ibunya," imbuh Dede.
Update Nasib Tiko
Tiko yang putus sekolah sejak kelas 1 SMP karena permintaan Ibu Eny, sempat meminta bantuan warga sekitar untuk menjadi operator warung internet (Warnet).
Tiko juga menjual perabot rumahnya untuk menyambung hidupnya bersama Ibu Eny.
Seiring berjalannya waktu, Tiko mendapat tawaran menjadi petugas keamanan setempat.
Sampai saat ini Tiko menjadi petugas keamanan dengan gaji Rp 1,5 juta sebulan.
Terbaru, Pemkot Jakarta Timur menawarkan pelatihan kerja kepada Tiko.
Camat Cakung Fajar Eko Satrio mengatakan pihaknya hari ini sudah mendatangi rumah Tiko di Jalan Paron, Kelurahan Jatinegara untuk menawarkan pelatihan kerja.
"Yang bersangkutan sekarang kerja sbagai security, tapi tetap kami tawarkan untuk Pusat Pelatihan Kerja (PPKD)," kata Fajar saat dikonfirmasi di Cakung, Jakarta Timur, Kamis (5/1/2023).
Bila Tiko berminat dia dapat memilih program pada PPKD Jakarta Timur yang dinaungi Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi DKI Jakarta sesuai bidang minat diinginkan.
Yakni program pelatihan tata boga, tata graha atau perhotelan, tata rias, bahasa inggris, operator komputer, desain grafis, teknik komputer, bahasa jepang, otomotif roda empat.
Kemudian tata busana, teknik elektro, las listrik, teknik pendinginan atau AC, sepeda motor, barista, dan video editor, ataupun program-program mobile training yang disediakan.
"Sementara ini masih informasi umum rencana tahun 2023. Kalau yang bersangkutan berminat kami bantu koordinasi dan tindak lanjuti. Pelatihan kerja ini gratis," ujar Fajar.
Namun saat didatangi ke rumahnya siang ini pihak Kecamatan Cakung urung dapat bertemu secara langsung dengan Tiko, sehingga belum diketahui apa tawaran tersebut diterima.
Fajar menuturkan berdasar informasi dihimpun Tiko kini bekerja sebagai petugas keamanan dengan gaji Rp1,5 juta per bulan, dan sekarang sedang mengikuti sekolah paket C.
"KTP dan BPJS Kesehatan sudah dibantu prosesnya sejak tahun 2020. Untuk yang bersangkutan sekarang tidak di rumah, nanti kalau balik kami sampaikan (tawaran pelatihan kerja)," tuturnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.