Brigadir J Ditembak di Rumah Jenderal

BIODATA Romo Magnis Suseno yang Jadi Saksi Ahli Kubu Bharada E Dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J

Romo Magnis Suseno menjadi salah satu saksi ahli kubu Bharada E dalam sidang Pembunuhan Brigadir J. Berikut profil dan biodatanya.

kolase Tribunnewswiki dan Kompas TV
Romo Magnis Suseno (kiri) dan Bharada R (kanan). Romo Magnis Suseno Jadi Saksi Ahli Kubu Bharada E Dalam Sidang Pembunuhan Brigadir J. Simak profil dan biodatanya. 

SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Romo Magnis Suseno yang menjadi salah satu saksi ahli kubu Bharada E dalam sidang Pembunuhan Brigadir J.

Diketahui, tim penasihat hukum terdakwa Richard Eliezer atau Bharada E bakal menghadirkan tiga ahli yang meringankan dalam persidangan kasus pembunuhan berencana terhadap Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J, hari ini, Senin (26/12/2022).

Penasihat hukum Bharada E, Ronny Talapessy menyatakan, salah satu ahli meringankan yang dihadirkan adalah Romo Magnis Suseno.

"Ada 3 ahli yg akan kita hadirkan, salah satunya Romo Magnis Suseno," ujar Ronny kepada Kompas.com, Senin pagi.

Seperti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Romo Magnis Suseno Dihadirkan Jadi Ahli Kubu Bharada E di Kasus Brigadir J'.

Romo Magnis Suseno adalah tokoh Agama Katolik sekaligus budayawan.

Romo Magnis juga diketahui merupakan Direktur Pascasarjana Sekolah Tinggi Ilmu Filsafat (STF) Driyarkara.

Melansir dari Wikipedia, Franz Magnis-Suseno atau yang akrab dipanggil Romo Magnis lahir 26 Mei 1936.

Ia adalah seorang pastor Gereja Katolik, cendekiawan, budayawan, dan guru besar filsafat yang juga merupakan seorang anggota Ordo Yesuit di Indonesia.

Romo Magnis telah tinggal dan berkarya di Indonesia sejak 1961 dan pada tahun 1977 menjadi warganegara Indonesia.

Beliau mempelajari filsafat, teologi dan teori politik di Pullach, Yogyakarta dan München, mengambil doktorat dalam filsafat 1973 dari Universitas München dan sejak 1969 menjadi dosen tetap dan guru besar emeritus Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara di Jakarta.

Magnis lahir di Jerman dengan nama Franz Graf von Magnis dari pasangan Ferdinand Graf von Magnis dan Maria Anna Gräfin von Magnis né Prinzessin zu Löwenstein.

Sesudah lulus gymnasium di Kolese Yesuit di St. Blasien 1955 ia masuk Ordo Serikat Yesus (Yesuit).

Sesudah studi filsafat di Pullach ia 1961 pindah ke Indonesien.

Di sana ia belajar bahasa Jawa dan bahasa Indonesia di Girisonta, Jawa Tengah.

Tahun1962 - 1964 ia menjadi pengurus asrama siswa dan guru agama di Kolese Kanisius di Jakarta.

1964 sampai 1968 ia studi teologi di Yogyakarta.

1967 ia ditahbiskan imam oleh Kardinal Justinus Darmojuwono. 1968 ia ditugaskan ikut membangun suatu tempat studi filsafat di Jakarta yang kemudian diberi nama "Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara" (menurut alm. prof. Dr. N. Drijarkara SJ).

Baca juga: BEDA NASIB 2 Korban Ferdy Sambo saat Natal: Ibu Brigadir J Menangis, Orangtua Bharada E ke Rutan

Sekolah Tinggi itu membuka kuliahnya 1969 dengan delapan mahasiswa. Sekarang jumlah mahasiswa hampir 400, baik di tingkat sarjana, magister maupun doktor.

1971 sampai 1973 ia studi doktor di Ludwig-Maximilian-Universitas di München dan dipromosi dengan disertasi tentang Karl Marx.

Ia kemudian memberi kuliah tentang etika dan filsafat politik dan berjabat sebagai sekretaris eksekutif di STF Driyarkara.

Sejak 1975 ia juga mengajar di Universitas Indonesia dan kemudian selama sembilan tahun di Universitas Katolik Parahyangan di Bandung.

Tahun 1977 ia memperoleh kewarganegaraan Indonesia dan sejak itu menamakan diri Franz Magnis-Suseno. Beberapa kali ia memberi kuliah tentang etika Jawa selama satu semester di Geschwister-Scholl-Institut Universitas Ludwig-Maximilian dan di Hochschule für Philosophie di München) dan di Fakultas Teologi Universitas Innsbruck.

Tahun 1988 sampai 1998 ia menjabat sebagai Ketua STF Driyarkara dan 1995 - 2005 sebagai Direktur Program Pascasarjana yang menawarkan studi magister dan doktor. 2000 ia diterima sebagai anggota Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia.

Tahun 2002 ia menerima Doktor honoris causa dari Fakultas Teologi Universitas Luzern (Swis). 2008 - 2017 ia menjabat  sebagi Ketua Pengurus Yayasan Pendidikan Driyarkara, penyelenggara STF Driyarkara.

Magnis-Suseno banyak memberi prasaran dan ceramah, muncul dalam talkshows di TV dan aktif dalam dialog antar agama.

Sampai sekarang menulis lebih dari 700 karangan populer maupun ilmiah serta 44 buku, kebanyakan dalam bahasa Indonesia, terutama di bidang etika, filsafat politik, alam pikiran Jawa dan filsafat ketuhanan.

Di antara berbagai penghargaan yang diterimanya terdapat Das große Verdienstkreuz des Verdienstordens dari Republik Federasi Jerman di tahun 2001 dan di tahun 2015 Bintang Mahaputera Utama dari Presiden Republik Indonesia.

Orangtua Bharada E ke Rutan

Sementara itu, Orangtua Bharada E sempat mengunjungi sang putra di tahanan Rutan Bareskrim, sementara orangtua Brigadir J berurai air mata. 

Kedatangan orangtua Bharada E ke Rutan Bareskrim itu diungkapkan kuasa hukumnya Ronny Talapessy melalui video singkat yang diunggah di akun media sosialnya, Minggu (25/12/2022).

Diceritakan Ronny, pada Sabtu (14/12/2022) dia bersama keluarga BHarada E mengunjungi mantan ajudan Ferdy Sambo itu setelah melaksanakan ibadah natal. 

"Kami ngobrol bagaimana Natal tahun ini. Walaupun dalam situasi sulit, dia bersyukur masih bisa berkumpul bersama keluarganya," ungkap Ronny. 

Diungkapkan Ronny, pada Minggu (25/12/2022) pun Bharada masih bisa melaksanakan ibadah Natal bersama tahanan lain di Rutan Bareskrim. 

"Kami mohon dukungan publik. dan mengucapkan Natal bagi yang merayakannya dan selamat menyambut tahun baru.

Terimakasih atas dukungan publik terhadap bharada e," ungkap Ronny. 

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved