Berita Ponorogo

Tak Miliki KTP, Pria ODGJ Hidup Sebatang Kara di Ponorogo Tidak Tersentuh Bantuan Pemerintah

Kondisinya memprihatinkan, namun pria ODGJ di Dusun Pandanderek, Desa Winong, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo ini sama sekali tak mendapat bantuan

Penulis: Pramita Kusumaningrum | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Pramita Kusumaningrum
Kondisi Bambang Purwanto yang memprihatinkan, dia mengidap penyakit mental dan hidup sebatang kara di Dusun Pandanderek, Desa Winong, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo, Sabtu (17/12/2022). 

SURYA.CO.ID, PONOROGO - Bambang Purwanto (23), Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) di Ponorogo ini hidup sebatang kara. Ironisnya, ia sama sekali tidak tersentuh bantuan pemerintah.

Bambang hidup di rumah berukuran 4 X 8 meter di Dusun Pandanderek, Desa Winong, Kecamatan Jetis, Kabupaten Ponorogo.

Dengan penyakit mental yang diidapnya, Bambang hanya tidur di atas kursi yang terbuat dari bambu.

Aroma tak sedap menyeruak ketika SURYA.CO.ID mencoba mendatangi kediaman. Maklum saja, Bambang sama sekali tidak pernah beranjak dari tempat tidurnya yang sumpek dan kumuh.

Bahkan, Bambang buang air kecil hingga buang air besar di tempat yang sama.

Sehari-hari, Bambang disuplai makan oleh pamannya yang bernama Dasri.

Sebenarnya, kondisi ekonomi Dasri juga jauh dari kata layak. Dasri sendiri hanya bekerja sebagai kuli bangunan. Itu pun dia juga harus mengurus istri dan anaknya.

Ketiadaan campur tangan pemerintah dirasakan sejak tiga tahun lalu. Tepatnya sejak ibu Bambang, Katemi meninggal dunia karena sakit.

Ketika ibunya masih hidup, Bambang masih merasakan beras dari pemerintah. Kini, tidak ada bantuan sama sekali.

“Bambang sakit itu ketika mau ke SMA. Dia (Bambang) depresi. Kakaknya meninggal dunia tambah depresi,” ujar Dasri, Sabtu (17/12/2022).

Menurutnya, tiga tahun lalu, adiknya (ibu Bambang) meninggal dunia. Otomatis semua bantuan yang tersalur ke Bambang terhenti.

Bambang juga tidak mempunyai KTP, hal itu yang membuat dia tidak mendapat bantuan dari pemerintah.

“Akhirnya yang mencukupi ya saya. Bambang gak mau ke mana-mana. Mandi juga kalau saya paksa. Buang air besar dan dan kecil ya di kamarnya itu,” terang Dasri.
 
Sementara Kepala Dusun Pandanderek, Alif Muhtar mengaku, Bambang awalnya hidup normal. Bahkan sempat mengenyam pendidikan hingga SMP.

Namun setelah lulus, Bambang tiba-tiba menjadi pemurung hingga kadang mengamuk dan merusak perabotan rumah.

“Sekarang bisa dikatakan parah, baik segi mental atau fisik,” jelas Alif Muhtar.

Alif berharap ada bantuan, terutama dari pemerintah yang peduli akan keberadaan Bambang. Paling tidak memberikan bantuan berupa sembako serta pengobatan kejiwaan agar tidak lagi mengancam keselamatan warga yang tinggal di sekitar rumah milik Bambang.

“Semoga segera mendapat bantuan,” pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved