Berita Blitar
Kerajinan Buket Milik Ibu Muda Asal Kota Blitar Ini Ramai Pesanan Jelang Natal
Momen Hari Raya Natal menjadi kesempatan bagi perajin buket atau karangan bunga untuk melipatgandakan pendapatan.
Penulis: Samsul Hadi | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BLITAR - Momen Hari Raya Natal menjadi kesempatan bagi perajin buket atau karangan bunga untuk melipatgandakan pendapatan.
Perajin buket selalu kebanjiran pesanan tiap menjelang perayaan Hari Raya Natal.
Seperti yang dialami Kheni Juraida (25), perajin buket di Jl Dieng Gang 4 Kelurahan Bendogerit, Kecamatan Sananwetan, Kota Blitar.
Sekarang, ibu muda itu mulai banyak mendapat pesanan buket bertema Natal dari pelanggan.
Tak hanya dari lokal Blitar, pesanan buket bertema Natal juga datang dari Kalimantan.
"Tiap menjelang Natal, pesanan buket selalu ramai. Sekarang sudah ada 20 pesanan yang masuk, lima di antaranya pesanan dari pelanggan di Kalimantan," kata Kheni, pemilik kerajinan Kusuma Bouquet, Sabtu (3/12/2022).
Ibu satu anak itu terlihat sedang menyelesaikan pesanan buket Natal di rumahnya.
Tangan perempuan berjilbab itu tampak terampil merangkai beberapa hiasan seperti boneka santa, pohon cemara, lonceng, dan salju yang dipadukan dengan jajan kemasan menjadi buket.
Bahan utama membuat buket, yaitu, kertas selofan dan styrofoam. Kertas selofan dipakai untuk background merangkai bermacam bahan lainnya.
"Khusus untuk buket Natal bahannya banyak pernak-pernik ornamen Natal seperti boneka santa, lonceng, pohon cemara, dan salju. Saljunya dari kertas tisu," ujarnya.
Harga buket Natal dijual mulai Rp 50.000 sampai tak terhingga tergantung ukuran dan pernak-pernik yang diminta pemesan.
Biasanya, tiap momen Hari Raya Natal, ia bisa mendapatkan omzet sampai Rp 15 juta dari penjualan buket.
"Kalau momen-momen tertentu seperti Natal, pesanan bisa naik berlipat-lipat dari hari biasanya. Momen Natal seperti ini, omzet saya bisa sampai Rp 15 juta," katanya.
Kheni mulai menekuni usaha kerajinan buket sejak 2019, ketika masih bekerja di Kantor Desa Tembalang, Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar.
Awalnya, ia membuat buket sendiri untuk hadiah teman yang menikah.
Dari situ, akhirnya banyak teman yang memesan buket kepadanya.
"Waktu itu saya masih kerja di kantor desa. Ada teman mau nikah, bingung mau kasih apa, terus saya buatkan buket. Lalu, banyak teman yang pesan buket ke saya," katanya.
Ia mulai fokus menekuni usaha kerajinan buket pada 2020, setelah keluar kerja di kantor desa karena melahirkan anak pertamanya.
Ia mempromosikan kerajinan buket miliknya lewat media sosial. Lambat laun, pesanan buket terus berdatangan.
Ia mengerjakan pesanan buket sambil merawat anaknya di rumah.
Paling sepi, ia masih mendapatkan tiga pesanan buket per harinya.
"Kalau ada momen tertentu, seperti kemarin Hari Guru pesanan buket selalu ramai. Sehari bisa mengerjakan 15 sampai 20 pesanan," kata perempuan yang sekarang menjadi anggota Persatuan Istri Tentara (Persit) itu.
Di luar momen hari besar, menurutnya, pesanan buket juga ramai untuk hadiah wisuda, ulang tahun, dan pernikahan.
Selain dari Blitar, pesanan buket juga pernah datang dari Kalimantan, Bandung, sampai Sumatra.
"Hari-hari biasa, omzet saya hanya sekitar Rp 2 juta-Rp 3 juta per bulan. Kalau momen hari besar bisa naik berlipat-lipat," ujarnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA