KKB Papua

SOSOK Bripda Gilang yang Gugur Diberondong Peluru Saat Baku Tembak Dengan KKB Papua di Dekai

Bripda Gilang gugur diberondong peluru saat baku tembak dengan KKB Papua di Dekai, Yahukimo. Berikut sosoknya.

Tribun Papua
Bripda Gilang yang Gugur Diberondong Peluru Saat Baku Tembak Dengan KKB Papua di Dekai. Simak sosoknya. 

SURYA.co.id - Inilah sosok Bripda Gilang yang gugur diberondong peluru saat baku tembak dengan KKB Papua di Dekai, Yahukimo.

Anggota Brimob Polda Lampung itu gugur dalam tugas patroli dan terlibat baku tembak dengan KKB di Dekai.

Bripda Gilang dan rekannya diberondong tembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Rabu (30/11/2022) sekitar pukul 16.15 WIT.

Menurut Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad, Bripda Gilang adalah anak pertama dari pasangan Santoso dan Kustini yang berasal dari Lampung Selatan.

Pemuda kelahiran 2 Oktober 1999 yang merupakan alumnus SMAN 1 Tanjung Bintang ini adalah Bintara Polri angkatan 43.

Seperti dilansir dari Tribun Papua dalam artikel 'Bripda Gilang Tewas Ditembak KKB Papua di Yahukimo, Padahal Mau Kembali ke Lampung'.

Selepas pendidikan di tahun 1999, Bripda Gilang ditempatkan di Satuan Brimob Kompi 1 Batalyon C Pelopor di Lampung Utara.

Kemudian pada 14 Januari 2022, Bripda Gilang tergabung dalam Satgas Ops Damai Cartenz 2022 yang bertempat di Kabupaten Yahukimo, Provinsi Papua.

Menurut Pandra, Bripda Gilang rencananya selesai penugasan pada akhir 2022 ini dan kembali bertugas di Lampung.

"Namun, Tuhan berkehendak lain, kita ditinggalkan lebih dahulu oleh salah satu putra terbaik Lampung," kata Pandra.

Di mata rekan dan atasan serta lingkungannya, Bripda Gilang dikenal bersahaja dan selalu berupaya membantu sesama.

"Semoga orangtua almarhum Bripda Gilang Aji Prasetyo dan keluarga besarnya dapat menerima dan sabar dalam kepergian anak kebanggaan mereka," kata Pandra.

Pandra menambahkan, rencananya Bripda Gilang akan dimakamkan secara militer di kampung halamannya di Kecamatan Merbau, Mataram, setelah tiba di Lampung.

Diketahui, Bripda Gilang Aji Prasetyo gugur usai kontak senjata di wilayah Yahukimo, Provinsi Papua.

Anggota Brimob Polda Lampung itu gugur dalam tugas patroli.

Bripda Gilang dan rekannya diberondong tembakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pada Rabu (30/11/2022) sekitar pukul 16.15 WIT.

Selain Bripda Gilang, dua anggota regu satgas yang juga Brimob Polda Lampung mengalami luka tembak dalam kontak senjata.

Keduanya yakni Briptu Fazuarsah, dan Bripda Dona Bagaskara.

Kepala Bidang Humas Polda Lampung, Kombes Zahwani Pandra Arsyad mengatakan, mereka tergagung dalam Satgas Ops Damai Cartenz.

"Adanya kontak senjata antara personel Satgas Ops Damai Cartenz dengan sekelompok orang yang diduga KKB Papua di wilayah Yahukimo sehingga mengakibatkan satu personel dinyatakan meninggal dunia," kata Pandra di Bandar Lampung, Kamis (1/12/2022).

Regu ini mengalami kontak senjata di Jembatan 2 Jalan Poros Logpon KM 7, Kabupaten Yahukimo usai melakukan patroli di sekitar Kota Dekai.

KKB Papua Takut Menampakkan Diri

Sementara itu, situasi berbeda terjadi di Kabupaten Intan Jaya.

Wilayah rawan aksi KKB Papua itu saat ini sudah berangsur kondusif.

Aksi brutal KKB Papua di sana berhasil diredam oleh pasukan gabungan TNI-Polri.

Sebanyak enam pasukan khusus dari TNI-Polri ditempatkan untuk menjaga keamanan di Intan Jaya.

Bahkan salah satu bos KKB Papua menyatakan ketakutannya atas aksi dan gerakan para pasukan Satgas TNI-Polri dalam dua bulan terakhir ini.

Melansir dari Penerangan Kostrad, Satgas Batalyon Infanteri (Yonif) Para Raider 305/Tengkorak terus melaksanakan kegiatan untuk meyakinkan keamanan, kedamaian dan ketentraman di wilayah Intan jaya, Papua.

Salah satu kegiatan yang dilaksanakan adalah berupa lari bersama dengan aparat keamanan lainnya sebagai bukti bahwa kondisi Intan Jaya Papua saat ini sudah berubah.

Keputusan Dansatgas Letkol Inf Ardiansyah menyelenggarakan kegiatan lari sambil bernyanyi, dilanjutkan olahraga bersama dengan seluruh Satuan Tugas (Satgas) di Intan Jaya bukan tanpa alasan.

Kolaborasi bersama AKBP Christian Kadang (Satgas Damai Cartenz), Kapten Inf Puji alias Bos Mamba (Satgas Elang), Kapten Kav Effendi (BAIS TNI), Lettu Inf Komang (Mandala, Kopassus), Lettu Pas Marpaung (Pasopati, Pasgat) dan Letda Zaenal (Brimob Gakkum), telah menjadikan Intan Jaya aman, damai dan tentram.

Bahkan, Apeni Kobogau (tercatat sebagai Wakil Panglima Kodap VIII Intan Jaya), menyatakan ketakutannya dengan aksi dan gerakan para pasukan elit Satgas TNI-Polri dalam dua bulan terakhir ini.

Sejumlah pasukan gabungan dari Yonif Para Raider 305/Tengkorak, Taipur, Kopassus, Kopasgat, Kopaskha, Taifib dan Brimob berkumpul di depan Pos Kodim Persiapan.

Mereka datang dari segala penjuru Intan Jaya. Rombongan dengan santai, seolah di kampung sendiri, berjalan dari komplek Pos Mamba sambil bersenda gurau.

Semoga segala upaya pendekatan Satgas TNI-Polri, baik melalui beragam kegiatan teritorial, penggalangan maupun kegiatan lain seperti patroli-patroli di kota dan hutan, dapat menjadikan Papua, khususnya Intan Jaya semakin aman, tentram dan damai.

Solidaritas TNI dan Warga Intan Jaya

Selain itu, solidaritas antara TNI dan warga Intan Jaya, Papua, tampak erat di tengah maraknya teror KKB Papua.

Hal ini terlihat saat Yonif PR 305/Tengkorak Kostrad sedang membangun gereja.

Sejumlah warga Intan Jaya bersenjatakan panah berjaga-jaga supaya tak ada gangguang dari KKB Papua.

Melansir dari Penerangan Kostrad, gereja yang dibangun pasukan elite tempur meliter TNI Angkatan Darat, di Kampung Bazemba, Intan Jaya itu, sempat terbengkalai. 

Pengerjaan pembangunan gereja itu terbengkalai, karena Pasukan Tengkorak pada saat itu harus melakukan patroli keamanan untuk menjaga keselamatan penduduk setempat. 

"Hitungan kami, seminggu sebelum Natal, sudah clear semua," ucap Letnan Basyir si Bos Koper yang menjadi penanggung jawab pengerjaan pembangunan Gereja Bazemba.

Sambungnya menjelaskan, bangunan gereja tersebut ditargetkan harus tuntas sebelum Perayaan Natal 25 Desember 2022.

Maka dari itu, Pasukan Tengkorak tancap gas pool dan tidak pakai rem dalam mengerjakan pembangunan gereja itu.

"Berjaga-jaga, siapa tahu kelompok Undius mencoba mendekat untuk mengganggu.

Wujud kecintaannya kepada prajurit yang sedang bekerja, mereka yang berjaga melengkapi diri dengan busur panah," ujar Dansatgas (Raja Aibon Kogila) dalam tulisannya.

Saya sampaikan di atas juga, di Wandoga, waktu Komandan datang. Pak Camat juga bilang, ini TNI sekarang orang baik. Jangan ada ganggu daerah ini. Jadi, harus tenang, aman.

Zaki juga sudah bilang kepada orang Dani, tidak boleh itu ganggu. Kalau perang, perang betul. Tidak boleh ganggu, ganggu dengan dorang," cerita Gembala Yakob Sondegau.

Sementara itu, di saat para pemuda angkat senjata memasang pagar betis, warga lainnya dan para mama-mama turun tangan membantu Pasukan Tengkorak mengerjakan bangunan gereja.

"Prajurit dan kawan-kawan sejak pagi hingga sore hari bekerja di gereja. Masyarakat yang bisa, ikut membantu. Mama-mama menyiapkan bekal makan dan minum. Semua bersama-sama.

Saat siang, para prajurit dan masyarakat makan bersama-sama. Bekal yang dibawa prajurit dan makanan yang disiapkan  warga, dinikmati bersama," ujar Dansatgas. 

Tidak ada perbedaan antara mereka. Semua serasa satu keluarga besar. Saat prajurit yang beragama Islam menunaikan ibadah salat Zuhur, warga bersama prajurit lain yang menjaga.

Terlihat jelas, anak cucu keturunan Kepala Suku Besar Mendiang Oktavianus Sondegau sangat sayang kepada para Ksatria Tengkorak," sambung Raja Aibon Kogila menjelaskan.

Dansatgas menyampaikan kepada Gembala Yakob dan beberapa tokoh masyarakat Bazemba, bahwa dukungan pembangunan gereja bukan semata-mata dari pasukan Kostrad yang saat ini berada di Intan Jaya saja.

Namun, sebagian besar merupakan bantuan dari Kepala Staf Angkatan Darat, Jenderal TNI Dudung Abdurrachman.

Selain itu, teman-teman seangkatan Raja Aibon, ARUPADATU, juga mengirimkan uang untuk tambahan membeli bahan bangunan. 

Bahkan prajurit yang berada di Karawang serta keluarga yang berada di Sumatera Utara dan Kalimantan juga turut serta menyisihkan rezekinya, demi segera tuntasnya pembangunan Gereja Bazemba.

"Jadi, ini bukan hanya kita saja yang punya uang, tetapi teman-teman. Dari teman-teman kita yang di luar sana, teman-teman dari Medan, itu sumbang uang juga.

Teman-teman yang sekarang ada tinggal di asrama juga ada, teman teman angkatan saya juga. Jadi, saya kan dulu selesai sekolah tentara tahun 2004," kata Raja Aibon Kogila.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Tribun Papua
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved