Potret Sandra Akhira Meisya Lova, Serap Ilmu saat Bertemu Praktisi Hukum

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Pengalaman bertemu banyak praktisi di bidang hukum menjadi hal baru bagi Sandra Akhira Meisya Lova.

Bahkan hal ini juga mengantarkan dirinya meraih predikat Majelis Hakim terbaik dalam Kompetisi Peradilan Semu Perdata Tingkat Nasional yang diadakan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Airlangga (FH Unair) ini harus bertemu dengan banyak praktisi hukum karena mengikuti National Moot Court Competition (NMCC) Bulak Sumur V tersebut.

"Ini pengalaman sangat baru bertemu banyak praktisi hukum. Tapi seneng banget dan nggak nyangka, sebelumnya gak pernah kepikiran dapet role jadi hakim anggota. Tetapi karena aku sama hakim lainnya itu selalu ngusahain yang terbaik, konsul sana sini jadinya aku banyak belajar," ungkap alumnus  SMAN 1 Sidoarjo ini.

Tak tanggung-tanggung, ia dan tim bahkan berkonsultasi langsung dengan hakim Pengadilan Negeri Surabaya bahkan sejumlah Hakim dari kota lain.

Diceritakannya, proses untuk meraih predikat majelis hakim terbaik itu tak mudah.

Karena semua proses seperti membuat putusan sela, putusan akhir dan berkas-berkas lainnya itu benar-benar dilakukan oleh Delegasi KPS FH Unair sendiri.

"Kita mondar-mandir ke PN Surabaya buat konsul, hampir tiap minggu buat konsultasi apa udah bener putusannya, apakah sikap majelis sudah benar dalam menentukan sikap. Dan alhamdullilah terbayar dengan juara," jelas bungsu empat bersaudara ini.

Ia pun sangat bersyukur karena rekan di majelis hakim sangat lihat membawakan perannya.

Khususnya Safira, anggota KPS yang berperan sebagai hakim ketua yang mampu membawakan perannya dengan tegas dan membuat suasana peradilan seperti nyata.