Berita Madiun

Guru SMP di Madiun Ciptakan Aplikasi Curhat Siswa, Perkuat Psikis Korban Bullying Tanpa Buka Privasi

Kepada orangtua dan masyarakat yang terdapat anak-anak di lingkungannya, Eko mengajak untuk memberikan contoh positif.

surya/sofyan arif candra sakti
Guru SMPN 1 Madiun, Eko Setyorini menunjukkan aplikasi buatannya yang bisa digunakan melayani konseling siswa. 

SURYA.CO.ID, MADIUN - Dunia pendidikan kembali dirundung duka dengan adanya seorang siswa SD di Kabupaten Malang yang koma setelah menjadi korban perundungan atau bullying oleh kakak kelas. Keprihatinan tersebut turut dirasakan oleh seorang guru BK (Bimbingan Konseling) SMPN 1 Madiun, Eko Setyorini.

Menurut Eko, perundungan adalah masalah besar yang harus dituntaskan secara komprehensif baik itu dari dunia pendidikan formal maupun informal.

Sebisa mungkin, Eko juga mencegah kasus bullying di lingkungan sekolahnya dan tempat tinggalnya, dengan menciptakan dua aplikasi yaitu Koin Star (Konseling Siswa Pendekar) dan Polisma (Pelayanan Online Konseling Siswa Madiun).

Warga Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun tersebut menjelaskan inisiatifnya mengkreasikan aplikasi tersebut pada tahun 2020, adalah untuk mempermudah kerjanya sebagai guru BK. "Saat pandemi Covid-19 berlangsung, ketahanan psikis anak turun sehingga konseling harus semakin banyak dilakukan dan anak sangat butuh pendampingan," kata Eko, Jumat (25/11/2022).

Siswa sebenarnya bisa saja menghubungi Eko melalui media sosial lain jika ingin konsultasi, namun dengan kedua aplikasi tersebut konsultasi konseling bisa lebih mudah. "Data pertemuannya detail, terekap semua, dan yang lebih penting bisa dibuat anonim sehingga bisa untuk menjaga kerahasian," lanjutnya.

Selain melawan bullying, anak-anak juga bisa memanfaatkan aplikasi tersebut untuk konsultasi bakat dan minat, serta mencari jati diri. "Anak-anak ini butuh proses komunikasi untuk bisa bercerita secara jujur. Mereka tidak mungkin langsung bercerita menjadi korban bullying ketika belum percaya dan nyaman dengan kita," ucap Eko.

Untuk itulah, aplikasi tersebut didesain tidak hanya digunakan untuk curhat masalah perundungan. Lebih lanjut, Ketua Musyawarah Guru Bimbingan Konseling Kota Madiun tersebut menjelaskan pada awal masa launching aplikasi hingga saat ini, sudah ada lebih dari 200 pengguna aplikasi tersebut.

Namun yang bisa dikatakan pengguna aktif hanya 100 hingga 150 pengguna baik siswanya sendiri maupun siswa dari sekolah lain. Dari jumlah tersebut, belum ada bullying yang masuk dalam kategori berat hingga masuk ranah hukum.

"Rata-rata bullying nya itu siber atau kata-kata di media sosial. Tetapi jika bullying itu dilakukan terus menerus bisa menggangu psikis anak juga," lanjutnya.

Kini Eko terus mencoba untuk mengembangkan aplikasi tersebut baik dari fitur maupun kapasitas siswa yang mengakses. Hal tersebut menjadi perhatian Eko karena saat ini aplikasinya sedang dalam maintenance ataupun perbaikan lantaran banyak yang mengakses sedangkan kapasitas servernya kecil.

Maklum Eko merogoh kocek pribadinya untuk membuat hingga merawat aplikasinya tersebut. Bahkan ia sempat belajar coding selama 6 bulan untuk bisa membuat aplikasi tersebut walaupun di tengah jalan ia tetap meminta bantuan temannya yang ahli dalam Informasi Teknologi (IT)

"Biaya server mulai awal sampai sekarang sekitar Rp 10 juta sampai Rp 15 juta. Saya tidak keberatan karena memang tujuan awalnya untuk membantu kerja saya sebagai guru BK agar lebih maksimal. Waktu juga lebih efisien dan syukur-syukur punya manfaat ke siswa lain," tambah Eko.

Namun begitu, menurut Eko, cara paling efektif untuk mencegah terjadinya perundungan adalah ilmu agama. Jika pondasi agama seorang anak kuat maka anak tersebut akan terjaga dan tidak akan menyakiti anak lain.

"Bullying ini kan menyakiti orang lain dan itu dilarang oleh agama. Kjta ingatkan ke anak-anak bahwa efeknya bukan hanya dunia tetapi akhirat juga. Apalagi di Muslim kita diajarkan untuk memberikan manfaat bukannya mudharat," jelas Eko.

Kepada orangtua dan masyarakat yang terdapat anak-anak di lingkungannya, Eko mengajak untuk memberikan contoh positif. "Dengan demikian keseharian anak itu akan melakukan hal yang sama, karena rata-rata anak melakukan bullying itu, karena ada contoh yang mereka tiru," ujarnya.

Sedangkan kepada anak-anak korban kekerasan, Eko berharap agar berani atau bercerita kepada orang tua atau gurunya sehingga guru BK bisa mendampingi untuk memulihkan psikisnya. ****

Sumber: Surya
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved