Berita Surabaya
Angka Kasus Covid-19 di Surabaya Tembus 600, Namun Tingkat Keterisian RS Masih Rendah
Mengutip data Laman Covid-19 Pemkot Surabaya, kasus harian Covid-19 di Surabaya mencapai 617 kasus (hingga Jumat, 25/11/2022).
Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Angka kasus Covid-19 di Surabaya kembali tinggi. Namun, tingkat keterisian RS masih cukup rendah.
Mengutip data Laman Covid-19 Pemkot Surabaya, kasus harian Covid-19 di Surabaya mencapai 617 kasus (hingga Jumat, 25/11/2022).
"Hari ini ada 600 kasus. Sempat turun menjadi 300, namun naik lagi menjadi 600 kasus," kata Wali Kota Surabaya, Eri Cahyadi di Surabaya, Jumat (25/11/2022).
Data tersebut, merupakan pasien dengan KTP Surabaya.
Namun menurut pria akrab disapa Cak Eri ini, tidak semua warga ber-KTP Surabaya, tinggal/berdomisili di Surabaya.
"Teman-teman Dinas Kesehatan akan melakukan tracing ke alamat pasien, sebab data ini turun dari Kementerian Kesehatan. Apabila pasien yang bersangkutan ternyata tidak tinggal di Surabaya, maka akan dikeluarkan (dari daftar pasien Covid-19 Surabaya)," jelasnya.
Sekalipun jumlahnya meningkat tajam, namun mayoritas pasien bergejala ringan atau bahkan tanpa gejala. Sehingga, masing-masing pasien melakukan isolasi mandiri tanpa perawatan di rumah sakit.
Mengutip data tingkat keterisian kamar tidur di RS atau Bed Occupation Rate (BOR) di Surabaya, jumlah tempat tidur yang terpakai sekitar 23,31 persen (hingga Rabu, 23/11/2022). Lebih rendah dibanding hari sebelumnya yang mencapai 24,67 persen.
"Pasien yang dirawat di RS ini adalah mereka yang positif dengan komorbid (penyakit penyerta). Sehingga, memerlukan penanganan di RS," ungkap Cak Eri.
Untuk pencegahan peningkatan kasus, Pemkot Surabaya saat ini terus mempercepat penyuntikan booster vaksin.
"Saat ini, booster terus kami kebut. Ini sebagai bentuk pencegahan," ujarnya.
Sebelumya, Asia disebut menjadi episentrum gelombang subvarian baru Covid-19, kali ini secara geografis. Fenomena ini terekam dalam Indeks Pengendalian Covid-19 (IPC) Litbang Kompas.
Pasalnya hingga 21 November, dua negara di Asia mengalami jumlah kasus positif baru yang tertinggi, yakni Jepang dan Korea Selatan.
Dalam seminggu terakhir, jumlah positif baru di Jepang mencapai 593.000 kasus. Sementara itu, jumlah positif baru di Korea Selatan mencapai 364.000 kasus.
Beberapa negara Asia lainnya juga mengalami tren kenaikan kasus Covid-19. Wilayah itu adalah Taiwan dan Hong Kong dengan kasus positif harian sebesar 128.000 dan 50.000 kasus.
Tren perburukan juga terjadi di Indonesia. Mengacu hasil pengukuran minggu lalu, skor rata-rata nasional IPC tidak berubah di angka 78 poin.
Padahal dalam satu semester terakhir, angka rata-rata nasional berasa di kisaran 80 persen, artinya menunjukkan adanya perburukan.
Terdapat beberapa provinsi yang memiliki skor relatif rendah. Yang paling rendah adalah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara, dengan perolehan skor di angka 66 poin.
Sementara itu, Jawa Timur 68 poin, serta Sulawesi Barat, NTT dan Jawa Tengah 70 poin.
Calo di Samsat Manyar Surabaya Ditangkap, Peras Korban Rp 6 Juta saat Urus Perpanjangan STNK Mobil |
![]() |
---|
Di Momen HJKS ke-730, Wali Kota Eri Cahyadi Komitmen Tuntaskan Masalah Genangan Air di Surabaya |
![]() |
---|
Langgar Kode Etik Partai Disinyalir Jadi Alasan Megawati Pecat Ketua PAC PDIP Bulak Riswanto |
![]() |
---|
Bogasari Kembali Aktifkan Edukasi Tatap Muka Lewat UKM KIAT 2023 |
![]() |
---|
PDAM Surya Sembada Ganti 110 km Pipa di Perkampungan, Tersebar di 38 Kelurahan Kota Surabaya |
![]() |
---|