Berita Surabaya

Kekerasan Anak di Surabaya Cenderung Meningkat, Pemkot Gandeng Guru PAUD Lakukan Pencegahan

Guna melakukan pencegahan terjadinya kasus kekerasan pada anak dan perempuan, Pemkot Surabaya menggandeng para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Penulis: Bobby Constantine Koloway | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Bobby Constantine Koloway
Ketua Bunda Paud Surabaya, Rini Indriyani saat menghadiri Sosialisasi Pencegahan Kekerasan Seksual terhadap Anak Usia Dini untuk Guru/Pendidik Paud dan membuka kegiatan Suroboyo Week 2022.  

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Angka kasus kekerasan pada anak dan perempuan di Surabaya terus bertambah dalam tiga tahun terakhir.

Guna melakukan pencegahan terjadinya kasus kekerasan tersebut, Pemkot Surabaya menggandeng para guru Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). 

Mengutip data Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak serta Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DP3APPKB), tren kenaikan terjadi sejak pandemi.

Rinciannya, 116 kasus pada 2020, 138 kasus pada 2021 dan 152 kasus pada 2022 (hingga September).

Kepala DP3APPKB Kota Surabaya, Tommi Ardiyanto menjelaskan sejumlah penyebab kenaikan tersebut. Di antaranya, dipicu permasalahan ekonomi, sosial hingga lingkungan.

"Ada permasalahan ekonomi pasca pandemi. Kemudian, lingkungan dan beberapa penyebab lain," kata Tommi di Surabaya, Kamis (24/11/2022) . 

Untuk mencegah ini, pembuatan pola asuh orang tua hingga pengawasan sekolah menjadi penting.

Oleh karenanya, lanjut Tommi, pihaknya juga menggandeng organisasi pemerhati anak, LSM hingga kepolisian. 

"Kami turun dengan sosialisasi. Termasuk, melalui Pusat Pembelajaran Keluarga (Puspaga) yang ada di Balai RW kawasan padat penduduk dan memiliki potensi terjadinya kekerasan," ujarnya. 

Pemkot bersama Ketua Bunda Paud Surabaya Rini Indriyani pun melakukan Sosialisasi yang menyasar guru PAUD, Rabu (23/11/2022). Berlangsung dalam rangkaian Suroboyo Week 2022, ini sekaligus mencegah kekerasan seksual. 

Para guru bisa mempersiapkan tumbuh kembang anak secara optimal. Baik perkembangan moral, fisik, motorik, kognitif, bahasa, sosial, dan emosionalnya.

Guru/Pendidik Paud harus mengetahui cara pencegahan kekerasan seksual. Serta memberikan edukasi kepada anak melalui gerak lagu dan dongeng sebagai media pembelajaran pencegahan kekerasan seksual pada anak usia dini," Tommi menerangkan.

Dalam acara ini, Baznas Kota Surabaya juga memberikan bantuan berupa 10 sepeda lipat bagi anak-anak yang berada di Rumah Aman Kota Surabaya.

"Mereka adalah anak-anak korban kekerasan seksual dan ABH yang ada di Rumah Aman. Matur nuwun (terima kasih) semuanya,”ungapnyaa. 

Kegiatan ini juga berlangsung dalam rangka peringatan Hari Pahlawan 10 November. Sekaligus menyongsong peringatan Hari Ibu. 

Ketua Bunda Paud Surabaya, Rini Indriyani menegaskan pentingnya pencegahan kekerasan seksual kepada anak. Dimulai dari memberi pemahaman kepada anak saat bersosialisasi. 

Terutama, ketika mulai belajar mengekspresikan diri. Misalnya, dengan mengantisipasi orang asing yang mendekat dan mengganggu kenyamanan anak. 

Mereka harus dilatih dan diajari untuk menjauh atau berlari. Sehingga, Guru/Pendidik Paud harus memberikan pemahaman kepada anak," kata Bunda Rini. 

Menurutnya, peran guru penting untuk menunjang pola asuh orang tua.

"Terkadang, masih ada anak-anak masih dibiarkan oleh orang tua hanya memakai pakaian dalam dan memperbolehkan bermain keluar rumah,”ujar dia. 

Dengan membiarkan hal tersebut terjadi, ada kemungkinan besar munculnya kekerasan seksual.

"Mungkin bagi mereka (orang tua) adalah hal biasa, tapi tidak bagi semua orang," tegasnya. 

"Ada yang menganggap hal itu bahaya. Meskipun masih kecil, lebih baik dibiasakan menggunakan baju yang sopan,”imbuh Bunda Rini. 

Sehingga, peran orang tua hingga Guru/Pendidik Paud sangat penting.

"Ini adalah tanggung jawab bersama dan empati ini yang harus kita tumbuhkan untuk menjaga satu sama lain,”tandasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved