MIRIP Sekeluarga Tewas di Kalideres, 2 Lansia Tak Bernyawa di Dalam Rumah, Satu Sudah Berbelatung

Dua lansia kakak beradik tewas di dalan rumah. Kejadiannya mirip sekeluarga yang tewas di Kalideres.

Editor: Musahadah
Chicago Tribune
Ilustrasi. Dua lansia tewas di dalam rumah di Jakarta Barat. Kejadiannya mirip sekeluarga tewas di Kalideres. 

SURYA.CO.ID - Kasus mirip sekeluarga tewas di Kalideres teradi di RT 12, RW 07, Kelurahan Tangki, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat.

Dua lansia berjenis kelamin wanita tewas ditemukan tewas di rumahnya, Senin (21/11/2022) lalu.

Dua jasad lansia itu ditemukan membusuk, bahkan satu diantaranya sudah dikerubungi belatung. 

Kedua jasad yang ditemukan di lantai dua rumahnya tersebut merupakan kakak-beradik.

Pertama, LSM (71) dan yang kedua sebut saja Mrs X (75), sebab tidak diketahui identitasnya, karena tidak punya Kartu Tanda Penduduk (KTP).

Baca juga: TERNYATA Sekeluarga Tewas di Kalideres Sisakan 2 Anak yang Masih Hidup, Kondisinya Diungkap Polisi

Menurut Kanit Reskrim Polsek Taman Sari, AKP Roland Manurung, satu jasad yang membusuk dan berbelatung itu diduga meninggal lebih dulu dari saudaranya.

Hal tersebut terungkap setelah pihaknya mendapat laporan dari ketua RT setempat yang mengaku mencium bau tak sedap dari rumah dua lansia tersebut.

Saat dicek, kata Roland, pintu rumah dalam keadaan terkunci.

Sehingga, pihaknya memutuskan untuk mendobrak pintu tersebut.

"Pertama, RT cium bau yang tidak sedap, dikira binatang mati. Pintunya digedor-gedor karena dikunci. Naiklah mereka ke lantai dua, ditemukan ada dua mayat, satu sudah busuk," ujar Roland.

Diketahui, kata Roland, sang kakak Mrs X memiliki riwayat penyakit jiwa atau Orang Dalam Gangguan Jiwa (ODGJ).

Sementara LSM, sehari-hari bekerja sebagai pemulung sehingga lantai satu rumahnya terisi oleh botol-botol bekas. 

Roland menyampaikan, saat ini jasad keduanya sudah berada di Rumah Sakit (RS) Polri Kramat Jati untuk keperluan autopsi.

"Pertama kali dibawa ke Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), kemudian dibawa ke RS Polri Kramat Jati untuk pemeriksaan luar dan autopsi," jelasnya. 

Roland menyampaikan, hasil autopsi sementara terhadap kedua jasad kakak beradik tersebut.

Tidak ditemukan adanya tanda-tanda kekerasan.

Hanya saja, ada pengapuran.

Sehingga, diduga keduanya mengalami sakit tertentu sebelum meninggal dunia.

"Untuk lebih memastikan, organ-organ keduanya akan dilakukan tes laboratorium lagi," ujar Roland.

Update Kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres

Kolase foto kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres. Dokter Forensik Temukan Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Kalideres.
Kolase foto kasus Sekeluarga Tewas di Kalideres. Dokter Forensik Temukan Fakta Baru Sekeluarga Tewas di Kalideres. (Kolase Tribun Jakarta)

Di bagian lain, misteri sekeluarga tewas di Kalideres hingga kini belum terpecahkan. 

Polisi belum mengungkap penyebab tewasnya empat orang di Perumahan Citra Garden Satu Extension, Kalideres, Jakarta Barat, yakni Rudyanto Gunawan (70), Renny Margaretha, Dian Febbyana (42) dan Budianto Gunawan (69). 

Justru temuan terbaru terbaru mebyebutkan bahwa jasad Renny Margaretha (69) dibiarkan berbulan-bulan tak dikuburkan.

Kejanggalan muncul lantaran sang ibu yang sudah tewas sejak berbulan-bulan lalu tidak langsung dikuburkan.

Jenazahnya dibiarkan berbaring di kamar rumah.

Polisi mengatakan Renny Margaretha diyakini sudah meninggal sejak Mei 2022 atau enam bulan sebelum keempat mayat ditemukan warga pada 10 November 2022.

Ini berarti Dian dan Budiyanto yang kerap disaksikan oleh warga masih beraktivitas pada periode 2-3 bulan sebelum ditemukan tewas, sempat hidup bersama mayat dari ibu dan istri mereka.

Dua jenazah itu diperlakukan seperti manusia yang masih hidup.

Dian yang saat itu masih hidup bahkan masih memberikan susu hingga menyisiri rambut ibunya bernama Reni Margaretha meski sudah dalam keadaan tak bernyawa lagi.

Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Hengki Hariyadi, dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022) malam, mengatakan  hal itu diperoleh polisi dari keterangan petugas koperasi yang datang ke rumahnya untuk proses menggadaikan rumah pada Mei 2022 lalu.

Setelah melihat kondisi Margaretha yang tewas dan sudah membengkak, saksi menyampaikan kepada Dian.

Namun, Dian membantah keterangan saksi dan menyatakan jika ibunya itu masih hidup.

"Saat pegawai koperasi di dalam kamar menyampaikan bahwa ibunya sudah jadi mayat, Dian jawab ibu saya masih hidup, tiap hari saya berikan minum susu, sambl disisir dan rambutnya rontok semua," kata  Kombes Hengki Haryadi.

Meski begitu, Hengki tidak mau berspekulasi soal kasus tersebut, termasuk soal apakah Dian memiliki kondisi kejiwaan tertentu karena mengganggap ibunya masih hidup meski sudah meninggal dunia.

"Nah itu yang dalam proses penelitian oleh tim psikologi forensik, ini ahlinya beliau-beliau ini yang akan menganalisis, yang jelas pada saat itu (Dian menyampaikan) ibu saya belum meninggal, disisir rambutnya rontok setiap hari minum susu, tapi pada saat keluar nangis, itu ada foto-fotonya," tutur Hengki.

Temuan Baru Penyelidikan

Hasil digital forensik terhadap handphone yang ditemukan di rumah para korban, di mana ada beberapa pihak yang rutin berkomunikasi dengan korban.

Orang itu adalah seorang mediator jual beli rumah yang berkomunikasi dengan sang paman bernama Budiyanto

"Saat itu, salah satu pemilik ataupun yang meninggal dunia di rumah tersebut atas nama almarhum Budiyanto menghubungi para saksi untuk menjual rumah tersebut," kata Hengki dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/11/2022).

Saat itu, Budiyanto menyerahkan sertifikat asli rumah tersebut kepada sang mediator untuk menjual rumah seharga Rp1,2 miliar.

"Ada hal yang sangat tidak lazim saat ditemui mediator ini (Budyanto) langsung menyerahkan sertifikat rumah asli," ucapnya.

Namun, lanjut Hengki, tak kunjung ada pihak yang ingin membeli rumah tersebut.

Singkat ceritanya, mediator itu bertemu dengan seorang pegawai koperasi simpan pinjam. Kemudian, disepakati untuk menggadaikan rumah tersebut.

Kemudian, pada 13 Mei 2022, mediator dan pegawai koperasi datang ke rumah korban. Di sana, mereka sudah mencium bau busuk dari rumah itu.

"Saat ditanya, Budyanto menjawab bahwa got lupa dibersihkan," ucapnya.

Setelah itu, mereka masuk ke dalam rumah dan bertanya soal sertifikat rumah yang diketahui atas nama Margaretha. 

Hengki menerangkan kedua saksi itu meminta untuk dipertemukan langsung dengan Margaretha yang disebut Budiyanto sedang tertidur di dalam kamar.

"Diantar masuk ke dalam kamar begitu pintu kamar dibuka menyeruak bau lebih busuk lagi. Dian (anak Margaretha) bilang si ibu sedang tidur dan minta lampu jangan dihidupkan karena ibu saya sensitif terhadap cahaya kata Dian," ucapnya.

Selanjutnya, tanpa sepengetahuan sang anak, pegawai koperasi ini menghidupkan lampu flash handphone. 

Seketika, saksi kaget dan menyatakan bahwa Margaretha sudah meninggal dunia.

"Yang bersangkutan langsung teriak takbir Allahu Akbar, ini sudah jadi mayat," jelasnya.

Berdasarkan keterangan saksi ini, kata Hengki, pihaknya menarik kesimpulan bahwa ada satu korban yang sudah meninggal pada bulan Mei.

"Kita bisa menarik kesimpulan bahwa ada yang meninggal sejak bulan Mei diduga ini adalah atas nama Reni," kata Hengki.

Sebagian artikel ini telah tayang di WartaKotalive.com dengan judul Dua Mayat Lansia di Taman Sari Ditemukan Membusuk, Satu Dikerubungi Belatung

Sumber: Warta Kota
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved