Berita Kota Surabaya
Danone Indonesia Bagikan Pengalaman Cegah Stunting, Harus Ada Perbaikan 3 Hal Ini
Terdapat tiga hal dalam pencegahan stunting, yaitu perbaikan pola makan, pola asuh, serta perbaikan sanitasi dan akses air bersih
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, KOTA SURABAYA - Danone Indonesia terus mempertegas komitmennya mendukung Pemerintah dalam upaya pencegahan dan percepatan penurunan angka stunting di Indonesia. Hal tersebut penting dilakukan mengingat penanganan stunting memerlukan dukungan dari berbagai pihak, termasuk dari sektor swasta.
Untuk itu, dalam hal penanganan stunting, Danone Indonesia memiliki gerakan bernama ‘Bersama Cegah Stunting’ yang dikembangkan bersama multi stakeholder dan telah menjangkau lebih dari 4,5 juta penerima manfaat.
Melalui kegiatan tersebut, Danone Indonesia ingin berbagi pengalaman praktik baik dalam upaya pencegahan stunting yang berfokus pada 3 pendekatan yaitu Pola Makan, Pola Asuh dan Sanitasi.
Kunjungan yang dilakukan diantaranya di daerah Wonosobo, yaitu TANGKAS (Tanggap Gizi dan Kesehatan Anak Stunting) dan WASH (Water Access Sanitation and Hygiene/ Akses Air Bersih dan Sanitasi Higiene) di Desa Tlogomulyo, Wonosobo.
Ahli Gizi dari Departemen Gizi Masyarakat, Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) – Institut Pertanian Bogor (IPB), Prof. Dr. Ir. Sri Anna Marliyati, MSi., mengatakan, permasalahan stunting tidaklah berdiri sendiri, sebab lingkungan terdekat anak merupakan faktor yang turut memberi pengaruh besar pada persoalan stunting di Indonesia.
"Terdapat berbagai faktor risiko yang dapat menyebabkan stunting antara lain, kurang memperhatikan status gizi ibu selama kehamilan, praktik menyusui atau ASI tidak eksklusif selama enam bulan pertama, praktik pemberian makan pendamping (MPASI) yang tidak tepat, pemantauan tumbuh kembang anak yang tidak rutin," kata Prof Sri Anna, Senin (21/11/2022).
Selain itu, status sosial ekonomi rumah tangga, ketahanan pangan keluarga, minimnya akses air bersih, buruknya fasilitas sanitasi, dan kurangnya kebersihan lingkungan juga menjadi penyebab stunting.
"Oleh karena itu, anak-anak yang lahir dan tumbuh dari lingkungan rumah dengan perawatan yang tidak bersih, sanitasi dan persediaan air yang tidak memadai, alokasi pangan dalam rumah yang tidak tepat, dan pendidikan pengasuhan anak yang rendah sangat berpotensi kuat mengalami masalah stunting," jelas Prof Sri Anna.
Permasalahan stunting harus menjadi perhatian semua, karena bisa berdampak terhadap perkembangan kognitif anak sehingga tumbuh kembangnya tidak optimal dan dapat mengalami penurunan IQ.
Selain itu, stunting juga dapat berdampak buruk bagi negara di masa depan. Dalam hitung-hitungan ekonomi, potensi kerugian ekonomi dari permasalahan gagal tumbuh ini dapat menimbulkan kerugian ekonomi bagi negara sebesar 2-3 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) per tahun, atau sekitar Rp 500 triliun per tahun, dengan asumsi PDB Indonesia tahun 2021 sebesar Rp 16.970 triliun.
Hal tersebut bisa terjadi dikarenakan, anak yang mengalami kondisi stunting berpeluang mendapatkan penghasilan 20 persen lebih rendah dibandingkan anak yang tidak mengalami stunting ketika dewasa nanti.
Untuk itu, angka prevalensi stunting di Indonesia masih harus terus ditekan agar bisa mencapai target menjadi 14 persen pada 2024, sesuai dengan yang telah ditetapkan pemerintah melalui Peraturan Presiden Nomor 72 tentang Percepatan Penurunan Stunting.
Hal tersebut penting dilakukan dan dukung semua pihak dengan pendekatan terpadu yang melibatkan semua elemen dan pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat dan daerah, akademisi atau perguruan tinggi, sektor swasta, masyarakat atau kelompok komunitas, serta media.
Lebih lanjut Prof Anna mengatakan, stunting sebenarnya merupakan permasalahan kesehatan yang dapat dicegah, bahkan sejak sebelum kelahiran anak, berfokus pada 1000 Hari Pertama Kehidupan atau periode emas.
HJKS Berkonsep Nostalgia, Ada Night at The Museum di Museum 10 November dan Tugu Pahlawan |
![]() |
---|
Rujak Uleg Bisa Mendunia Lewat Festival Skala Nasional, Khofifah Puji Kerja Keras Pemkot Surabaya |
![]() |
---|
Gratiskan Sewa Stand 15 Tahun di Pasar Turi Baru, Cak Eri Ajak Pedagang Buka Serentak Pada 31 Mei |
![]() |
---|
Buka Pelatihan PKA di BPSDM Jatim, Khofifah Tegaskan Reformasi Birokrasi Akan Berdampak di 4 Aspek |
![]() |
---|
Ajak Calon Jamaah Jatim Pakai Aplikasi Haji Pintar, Khofifah Juga Beri Tips Agar Beribadah Maksimal |
![]() |
---|