Berita Malang Raya

BMKG Beber Potensi Terjadinya Gempa Tektonik Darat di Malang, Disebut Sudah Pernah Terjadi Dua Kali

BMKG membeberkan potensi terjadinya gempa tektonik darat akibat aktivitas pergerakan sesar di Jawa Timur bagian selatan, termasuk Malang Raya.

Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Cak Sur
Ilustrasi
BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates Malang membeberkan potensi terjadinya gempa tektonik darat akibat aktivitas pergerakan sesar di Jawa Timur bagian selatan, termasuk Malang Raya. 

SURYA.CO.ID, MALANG - BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates Malang membeberkan potensi terjadinya gempa tektonik darat akibat aktivitas pergerakan sesar di Jawa Timur bagian selatan, termasuk Malang Raya.

Secara kesejarahan, gempa darat pernah mengguncang wilayah Malang dua kali dalam 100 tahun terakhir.

"Secara kesejarahan, kami pernah mencatat gempa darat di Malang pada tahun 1958 dan 1967 pada skala VIII MMI dan VIII-IX MMI. Gempa darat terjadi karena aktifitas sesar di daratan," ujar Kepala BMKG Stasiun Geofisika Kelas III Karangkates Malang, Mamuri ketika dikonfirmasi, Selasa (22/11/2022).

Kendati gempa darat pernah terjadi, BMKG tidak menjelaskan dampak kerusakan akibat gempa darat di Malang puluhan tahun silam.

Mamuri menambahkan,pihaknya tengah mengindentifikasi adanya sesar yang sebelumnya belum diketahui.

BMKG menduga, ada cukup banyak sesar di Jawa Timur bagian Selatan. Alhasil, penelitian mengenai jumlah sesar menurut Mamuri penting dilakukan.

"Sesar darat yang sementara terindentifikasi itu ada di Utara Jawa Timur. Kami juga banyak mencatat di Selatan Jawa Timur juga ada, namun juga banyak yang masih belum teridentifikasi," ungkap Mamuri.

BMKG menganalisa, dampak yang ditimbulkan akibat gempa darat lebih masih jika kedalaman episentrum gempa berada di kedalaman dangkal.

"Faktor kerusakan tergantung pada kedalamannya. Seperti lebih dari 300 kilometer tidak terlalu signifikan dirasakannya. Kalau seperti yang di Cianjur, sekitar 11 kilometer itu terasa kuat dirasakan," tuturnya.

Kata Mamuri, jenis gempa darat dan gempa laut adalah hal yang berbeda dari segi kekuatan dan dampak kerusakan yang ditimbulkan.

"Gempa laut dan gempa darat berbeda. Ibaratnya, gempa di laut harus kencang baru bisa dirasakan," ungkapnya.

Sementara itu, BMKG mengingatkan pemhaman mitigasi bencana gempa bumi darat perlu ditingkatkan. Pasalnya di sejumlah wilayah termasuk kota-kota besar di Jawa Timur berada di bawah sesar aktif.

"Berdasaran peta tektonik, yang menyebabkan gempa di darat itu ada di sesar Pati, Kendeng. Di Kendeng ada 6 segmen. Di antaranya berada di Demak, Purwodadi, Cepu, Jombang, Surabaya, Waru. Kemudian sesar Pasuruan, Probolinggo hingga bagian Timur Pulau Madura," ungkapnya.

Terakhir, BMKG menyatakan, terus melakukan sosialisasi dan peringatan dini mitigasi gempa bumi darat yang bisa kapan saja menerjang.

"Gempa bumi belum bisa diprediksi. Sehingga kami sampaikan mitigasi persiapan seandainya ada gempa. Seperti rumah tahan gempa dan sebagainya," tandasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved