Berita Surabaya

W20 Indonesia Harap Presidensi India Lanjutkan Isu Pemberdayaan Wanita dan Kesetaraan Gender

India yang akan memimpin G20 di tahun 2023 juga akan memimpin W20 di sepanjang tahun depan.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
IST
Dari kiri ke kanan: Communication Team W20 Indonesia Tris Wahyuningshih bersama Co-Chair W20 Indonesia Dian Siswarini dan Ketua Umum KOWANI Gowo Rubianto, serta Chair W20 Indonesia Hadriani Uli Silalahi, pada Post Summit W20 Indonesia yang digelar di Bali. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Post Summit Women20 (W20) pada akhir pekan lalu di Nusa Dua, Bali, menjadi pertemuan terakhir di Indonesia, sekaligus menandai berakhirnya tongkat kepemimpinan W20 Indonesia pada tahun ini.

Hal itu juga sesuai dengan berakhirnya Kepresidenan Indonesia di forum G20.

India yang akan memimpin G20 di tahun 2023 juga akan memimpin W20 di sepanjang tahun depan.

Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) RI, Bintang Puspayoga, menyampaikan bahkan melalui Post Summit ini, W20 Presidensi Indonesia juga berharap empat isu utama terkait pemberdayaan perempuan yang telah ditetapkan selama presidensi Indonesia, dapat dilanjutkan pada W20 Presidensi India di tahun depan.

"Isu-isu tersebut meliputi, pertama, menolak diskriminasi dan mendorong kesetaraan gender. Kedua, UMKM yang dimiliki dan dipimpin oleh perempuan," kata Bintang Puspayoga, saat virtual media briefing, Minggu (14/11/2022) malam.

Ketiga, respon kesehatan yang mengutamakan kesetaraan gender dan keempat, perempuan pedesaan dan perempuan penyandang disabilitas.

Bintang menambahkan, pada isu pertama dan kedua, hal yang ditekankan adalah bagaimana mempromosikan kesetaraan, keamanan, dan kesejahteraan dengan menghapus kebijakan diskriminasi.

"Juga bagaimana mencapai inklusi ekonomi melalui dukungan terhadap UMKM yang dimiliki dan dikelola oleh perempuan, termasuk pentingnya merangkul interseksionalitas untuk mempercepat kemajuan pemberdayaan perempuan," jelas Bintang.

Pada isu ketiga dan keempat, W20 Indonesia lebih menekankan kepada respon kesehatan kaum marginal perempuan, khususnya mereka yang berada di daerah pedesaan dan penyadang disabilitas.

Pada isu ini digambarkan bagaimana tantangan global terkait pandemi Covid-19 berdampak secara tidak proporsional terhadap perempuan.

"Pandemni sangat berdampak terhadap kesehatan ibu, keluarga, bahkan terhadap pelayanan bagi perempuan korban kekerasan berbasis gender," beber Bintang.

Lebih jauh, W20 ingin menyoroti respon terhadap kesehatan khususnya yang berkeadilan gender.

Chair W20 Indonesia, Hadriani Uli Silalahi, menyampaikan bahwa untuk benar benar mencapai kesetaraan gender, W20 perlu menekankan pentingnya akuntabilitas.

"Untuk itu, fokus G20 terhadap kesetaraan gender perlu untuk terus dipantau dan dievaluasi secara berkala," ujar Hadriani.

Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved