Berita Surabaya

Project X Market DOKU di Surabaya Bisa Jadi Wadah UMKM Tingkatkan Penjualan

Gelaran pameran Project X Market yang digelar platform digital DOKU di Tunjungan Plaza Surabaya mendapat respon positif.

Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
habibur rohman/surya.co.id
Pengunjung berbelanja, berkuliner dan bertransaksi secara non tunai dengan menggunakan QRIS DOKU pada Bazaar Project x Market yang kali ini diikuti oleh lebih dari 170 tenant F&B, Fashion, Pet and Plants di Tunjungan Plaza Surabaya, Minggu (13/11/2022). 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Gelaran pameran Project X Market yang digelar platform digital DOKU di Tunjungan Plaza Surabaya mendapat respon positif.

Peserta pameran merasakan kegiatan yang digelar selama tiga hari pada akhir pekan lalu tersebut cukup memberi wadah untuk bisa eksis sekaligus naik kelas.

Founder Tas Amyra, Imel Vilentcia, mengatakan platform online memang menjadi salah satu pilihan terbaik untuk memulai bisnis.

’’Usaha ini awalnya karena pekerjaan saya sebagai make up artist terdampak pandemi. Dan perkembangan usahanya cukup lancar,’’ kata Imel seusai mengikuti pameran Project X Market.

Dalam waktu sebulan, dia mengaku bisa memesan 200-300 buah tas kulit kepada produsen untuk dijual ke konsumen.

Biasanya, setiap batch produksi bakal laku dalam periode 2-3 bulan.

Produk disebarkan ke kota-kota besar seluruh Indonesia melalui marketplace.

Namun, Imel mengaku bahwa memang penjualannya tak mudah berkembang.

Sebab, dia hanya bisa memasarkan ke platform tertentu.

Saat ini dia baru menjadi merchant di satu platform e-commerce.

’’Kami kepikiran untuk jualan secara offline. Karena itu, kami coba test dulu di bazar kali ini untuk lihat respons konsumen, dan ternyata cukup positif," ungkap Imel.

Hal itu yang membuat dirinya mentargetkan untuk bisa ikut atau tampil lagi bila ada pameran secara offline.

"Saat ini perlu online dan offline kayaknya sudah harus seiring berjalan. Selama pameran, penjualan berhasil bertambah, begitu juga pesanan yang datang setelah mereka beli atau lihat saat di pameran," beber Imel.

AVP of Merchant Acquisition SME DOKU, Herunata Joseph mengakui, faktor digitalisiasi usaha sebenarnya bukan hanya soal platform penjualan.

"Jika terpaku dengan platform tertentu, maka pergerakan bisa terbatas. Hal tersebut bisa menjadi bumerang bagi UMKM yang ingin meningkatkan skala," jelas Herunata.

Salah satu faktor terbesar dalam memiliki jaringan penjualan offline adalah meningkatnya kredibilitas usaha.

Biasanya, penyalur kredit modal harus memeriksa aset fisik sebelum menyetujui pembiayaan.

’’Terkadang tidak harus langsung membentuk toko permanen. Tapi, momen bazar juga penting untuk bisa memperluas pasar mereka,’’ paparnya.

Penyedia sistem pembayaran tersebut mengaku bisa membantu pengusaha dengan menyediakan pembayaran digital yang fleksibel, sehingga konsumen bisa melayani konsumen dalam platform online maupun offline.

Herunanta mengatakan DOKU berencana untuk terus menggandeng UMKM sebagai rekanan merchant di masa depan.

"Saat ini 90 persen merchant yang kami layani masih korporasi. Tapi, kami ingin agar populasi merchant kami bisa didominasi UMKM di masa depan," pungkas Herunanta.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved