Berita Surabaya
Rayakan Dies Natalis ke-68 FK Unair, 30 Angkatan Alumni FK Unair Tampilkan Beragam Pertunjukan
Para dokter yang terbagi dalam 30 angkatan itu juga membuat kreasi-kreasi agar bisa tampil maksimal di hadapan Dekan FK Unair
Penulis: Zainal Arif | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Menjadi garda terdepan saat menangani pasien Covid-19 saat pandemi menjadi masa-masa yang paling berat dilalui oleh para dokter.
Untuk memperlihatkan perjuangan para dokter menghadapi serangan virus Covid-19 di Indonesia selama ini, alumni angkatan 1998 Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (FK Unair) menampilkan drama kolosal di depan Kampus FK Unair, Minggu (13/11/2022).
Cerita itu dimulai, dengan masyarakat yang masih bergembira saat sebelum kehadiran Covid-19.
Kemunculan Covid-19 membuat satu persatu orang mulai berguguran. Ada yang meninggal dan ada yang sakit.
Kemudian, tim medis datang memberikan vaksinasi. Salah satunya mereka membawa vaksin Merah Putih sebagai hasil karya Unair dan setelah divaksinasi yang sakit menjadi sembuh.
Baca juga: FK Unair Surabaya Bakal Bangun Museum Alat Kesehatan Kuno, Ini Tujuannya
Baca juga: FK Unair Surabaya Sambut 31 PPDS Program Hybrid TNI
Tidak hanya cerita tentang pandemi, para dokter yang terbagi dalam 30 angkatan itu juga membuat kreasi-kreasi agar bisa tampil maksimal di hadapan Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso dan Wakil Rektor Unair, Prof Miftahussurur.
Ada yang menceritakan tentang Pewayangan Rahwana, ada yang bagi-bagi bunga, Senam SKJ dan lain sebagainya.
Dekan FK Unair, Prof Budi Santoso mengaku acara defile mulai angkatan 1962 hingga 2001 itu merupakan acara puncak Dies Natalis ke-68 FK Unair dan 109 tahun Pendidikan Dokter di Surabaya.
“Setiap tahun sebenarnya ada defile atau parade setiap angkatan. Sejak pandemi. Itu ditiadakan dan sekarang mulai ada lagi. Ini jadi penyemangat bagi generasi muda FK Unair agar ke depan bisa lebih maju lagi,” kata Prof Bus sapaan akrab Prof Budi Santoso.
Kemeriahan acara ini juga dirasakan oleh angkatan 97.
Di mana angkatan ini seluruh lulusannya yang berjumlah 216 bisa memasang nama mereka di dinding gedung utama FK Unair.
Mereka merupakan angkatan terakhir yang namanya dipajang di dinding gedung utama yang merupakan cagar budaya.
“Nanti lulusan di bawah 97 nama-namanya di gedung-gedung baru. Kebanggaan nama kami ada di gedung yang bersejarah yang tidak akan mungkin dipudar,” jelas Prof Miftahussurur yang juga angkatan 97.
Selain itu, angkatan ini sangat spesial karena bisa menambahkan gelar FoSP di belakang namanya dan gelar-gelar akademiknya.
“FoSP itu Fellowship of Songo Pitu. Jadi semua lulusan memakai gelar itu, spesial kan,” ungkap Ketua Angkatan 97, dr Arief Bakhtiar, SpP, FoSP.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA