Berita Tulungagung

Tombak Pusaka Kiai Upas Akhirnya Dikembalikan ke Griya Dalem Kanjengan Tulungagung

Pemkab Tulungagung menggelar prosesi boyongan tombak pusaka Kanjeng Jimat Kiai Upas, Selasa (8/11/2022) malam.

Penulis: David Yohanes | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/david yohannes
Prosesi boyongan Tombak Pusaka Kanjeng Jimat Kiai Upas menuju Pendopo Griya Dalem Kanjengan dari Gedung Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Tulungagung, Selasa (8/11/2022) malam. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Pemkab Tulungagung menggelar prosesi boyongan tombak pusaka Kanjeng Jimat Kiai Upas, Selasa (8/11/2022) malam.

Tombak pusaka milik Pemkab Tulungagung ini dikembalikan ke Pendopo Griya Dalem Kanjengan dari Gedung Perpustakaan dan Kearsipan.

Griya Dalem Kanjengan di Jalan Urip Sumoharjo adalah rumah lama Kiai Upas secara turun temurun sejak era Mataram.

Namun pada 19 Desember 2016 tombak pusaka ini dipindah ke Gedung Perpustakaan dan Kearsipan yang ada di sebelah timurnya, hanya terpisah tembok.

Alasannya saat itu Griya Dalem Kanjengan saat itu merupakan aset pribadi Hariyono Suroso.

Prosesi diawali dengan penjemputan tombak pusaka dari Gedung Perpustakaan dan Kearsipan oleh Sekda Kabupaten Tulungagung, Sukaji.

Diiring gamelan, Sukaji berjalan kaki membawa tombak menuju Griya Dalem Kanjengan.

Di belakangnya mengiring para sejumlah orang membawa Gamelan Kiai Monggang.

Kiai Monggang adalah gamelan pusaka yang mendampingi Kiai Upas.

Tombak pusaka ini diserahkan ke Bupati Tulungagung, Maryoto Birowo.

Bersama Forkopimda, bupati mengembalikan tombak ke tempat penyimpanan yang lama, di ruangan sisi barat pendopo.

Sementara Kiai Monggang disimpan di ruangan sisi timur, terpisah lorong dengan tempat penyimpanan Kiai Upas.

Menurut Maryoto, sebelumnya tombak pusaka dan Griya Dalem Kanjengan adalah milik keluarga Pringgokusuman.

Pringgo Kusuman adalah keturunan R.M.T Pringgodiningrat, bupati Ngrowo pertama.

"Rumah ini kemudian dijual ke pihak lain, sehingga bukan lagi milik keluarga Pringgokusuman," terang Maryoto.

Karena di dalamnya ada tombak pusaka Kanjeng Jimat Kiai Upas, maka tombak ini diserahkan ke Pemkab Tulungagung.

Tombak pun dipindah ke tempat penyimpanan pusaka yang baru, di Gedung Perpustakaan dan Kearsipan.

Sampai kemudian pemilik yang baru, Hariyono Suroso menjual Griya Dalem Kanjengan ke Pemkab Tulungagung senilai Rp 10 miliar.

"Sekarang kita kembalikan ke tempat lamanya. Karena semua aset ini sudah menjadi milik Pemkab Tulungagung," tegas Maryoto.

Menurutnya, tombak pusaka Kanjeng Jimat Kiai Upas harus dipertahankan beserta budayanya.

Sebab keberadaannya sebagai penanda awal berdirinya Kadipaten Ngrowo, cikal bakal Kabupaten Tulungagung.

Ke depan akan dilakukan pengembangan fungsi Griya Dalem Kanjengan ini.

"Kami tugaskan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan untuk pengembangan ke depan. Jadi bukan hanya sebagai tempat penyimpanan pusaka," pungkas Maryoto.

Menurut sejarah tutur yang terpelihara selama ini, tombak Kiai Upas dulunya adalah pusaka Ki Ageng Mangir Wanabaya, atau Mangir IV.

Kisah Ki Ageng Mangir pernah ditulis Pramoedya Ananta Toer dalam sebuah naskah drama berjudul Mangir.

Ki Ageng Mangir adalah penguasa wilayah perdikan di era Majapahit, yang kemudian masuk ke wilayah Mataram.

Raja Mataram kala itu, Panembahan Senopati berusaha menaklukan Mangir.

Namun karena kesaktiannya dan berkat pusaka Kiai Upas, Mangir tidak terkalahkan.

Akhirnya raja mengirim anaknya, Retno Pembayun untuk memperdaya Mangir.

Retno Pembayun yang menyamar jadi penari tledek berhasil memikat hati Mangir.

Keduanya kemudian menikah. Seiring perjalanan waktu, Pembayun mengungkap jati dirinya sebagai anak raja.

Ia kemudian mengajak Mangir untuk menghadap ayahandanya yang juga seorang raja Mataram.

Saat hendak sowan mertua inilah, Mangir harus meninggalkan tombak Kiai Upas.

Sebab tradisi ketika menghadap raja, tidak boleh membawa senjata.

Saat tanpa senjata itulah Mangir dibunuh. Namun sepeninggal Mangir, tombaknya menimbulkan pagebluk (wabah penyakit).

Untuk menghentikan pagebluk, tombak pusaka ini dibawa ke Kadipaten Ngrowo, yang sekarang menjadi Kabupaten Tulungagung.

Tombak pusaka ini terpelihara sampai sekarang.

BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved