Niat Sholat Gerhana Bulan Sendiri dan Berjamaah Disertai Tata Caranya

Berikut ini niat sholat gerhana sendiri dan berjamaah, serta tata cara mengerjakannya. Sholat Gerhana Bulan disebut juga Sholat Khusuf.

Penulis: Pipit Maulidiya | Editor: Adrianus Adhi
Tribunnews.com
Ilustrasi - niat sholat gerhana bulan sendiri dan berjamaah 

SURYA.CO.ID - Masyarakat Indonesia sedang menantikan fenomena Gerhana Bulan 8 November 2022. Sebagian umat Islam pun bersiap menggelar sholat gerhana bulan disebut juga sholat khusuf.

Hukum mengerjakan sholat gerhana bulan atau Matahari adalah sunnah muakkad, yaitu sunnah yang sangat dianjurkan menurut kesepakatan ulama.

Mengerjakan sholat gerhana bulan boleh sendirian atau berjamaah. Lantas bagaimana tata cara dan Niat Sholat Gerhana Bulan sendiri dan berjamaah? Berikut ulasan lengkapnya.

Melansir buku Buku Panduan Sholat Lengkap (Wajib & Sunah), tujuan mengerjakan sholat gerhana bulan adalah untuk mengimani salah satu tanda-tanda kebesaran Allah SWT.

Rasulullah SAW bersabda: "Sesungguhnya matahari dan bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah," (HR Bukhari).

Niat Sholat Gerhana Bulan Sendiri

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat karena Allah SWT.”

Niat Sholat Gerhana Bulan Berjamaah

أُصَلِّي سُنَّةَ الخُسُوفِ رَكْعَتَيْنِ إِمَامًا/مَأمُومًا لله تَعَالَى

Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ

Artinya, “Saya shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT.”

Tata Cara Sholat Gerhana Bulan

Waktu mengerjakan sholat gerhana bulan dimulai sejak terlihat gerhana bulan sampai sampai bulan kembali normal atau gerhana bulan selesai.

Sholat gerhana bulan terdiri dari dua rakaat, setiap rakaat terdiri dari dua kali rukuk dan dua kali i'tidal,

1. Berniat di dalam hati. Ushallî sunnatal khusûf rak‘ataini imâman/makmûman lillâhi ta‘âlâ (Saya berniat shalat sunah gerhana bulan dua rakaat sebagai imam/makmum karena Allah SWT).

2. Takbiratul ihram, yaitu bertakbir sebagaimana shalat biasa

3. Membaca do’a iftitah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat yang panjang (seperti surat Al Baqarah) sambil dijaharkan (dikeraskan suaranya, bukan lirih).

4. Ruku’

5. Bangkit dari ruku’ (i’tidal) sambil mengucapkan “Sami’allahu Liman Hamidah, Rabbana Wa Lakal Hamd”

6. Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat al quran. Berdiri yang kedua ini lebih singkat dari yang pertama

7. Ruku’ kembali (ruku’ kedua) yang panjangnya lebih pendek dari ruku’ sebelumnya

8. Kemudian i’tidal, membaca doa i'tidal.

9. Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, sambil membaca tasbih.

9. Lalu duduk di antara dua sujud.

10. Kemudian sujud kembali, membaca tasbih selama rukuk kedua.

10. Bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama hanya saja bacaan dan gerakan-gerakannya lebih singkat dari sebelumnya.

11. Salam.

12. Khutbah (jika berjamaah)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved