Tragedi Arema vs Persebaya
Mahfud MD Desak Iwan Bule Mundur dari PSSI, TGIPF Minta Iwan Budianto Diperiksa Tragedi Kanjuruhan
Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), Mochammad Iriawan alias Iwan Bule dan Direktur Utama Arema FC, Iwan Budianto jadi sorotan.
SURYA.co.id | JAKARTA - Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Indonesia (PSSI), Mochammad Iriawan alias Iwan Bule dan Direktur Utama Arema FC, Iwan Budianto jadi sorotan.
Sorotan tersebut dilakukan oleh Menkopolhukam Mahfud MD dan anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF), Akmal Marhali dalam tragedi Kanjuruhan.
Sebelumnya, tragedi Kanjuruhan telah menewaskan 135 orang hingga menjadi sorotan Presiden Jokowi dan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.
Terkait tragedi Kanjuruhan ini, Mahfud MD mendesak Iwan Bule mundur daroi Ketua Umum PSSI sebagai pertanggungjawaban moral.
Sementara, Akmal meminta pihak kepolisian memeriksa Iwan Budianto dalam statusnya sebagai Dirut Arema FC.
Lantas, apa alasan Mahfud MD mendesak Iwan Bule mundur? Dan apa alasan Akmal minta kepolisian memeriksa Iwan Budianto?
Berikut ulsannya dirangkum SURYA.co.id dari Tribunnews.com dan Kompas.com.
1. Mahfud singgung tanggung jawab moral
Mahfud Md menegaskan, pemerintah tidak bisa memecat Iwan Bule.
Namun, sebagai tanggun jawab moral, ia berharap agar Iwan Bule dapat mundur.
"Kita bilang, 'anda enggak boleh kita pecat, karena anda orangnya FIFA. Tapi kalau anda punya tanggung jawab moral ke rakyat Indonesia, mundur'," ujar Mahfud seperti dilihat dalam tayangan Kompas TV, Senin (31/10/2022).
Mahfud menjelaskan, Iwan Bule tidak bisa terus berpegang teguh pada aturan dan membela bahwa PSSI tidak salah.
Akan tetapi, Mahfud menyinggung tanggung jawab moral Iwan Bule, di mana ada ratusan orang tewas dalam pertandingan sepak bola.
"Aturannya kan, 'saya memberi mandat ke panitia. Panitia na na na na. Terus yang ini kerja sama dengan polisi. Kan saya sudah benar'," tuturnya.
"Ya enggak bisa dong kalau begitu. Tanggung jawab moralnya gimana kalau aturan-aturan gitu enggak ada orang salah. Orang sudah terbunuh 135 orang," sambung Mahfud.