Berita Surabaya
Etilen Glikol Diduga Penyebab Gagal Ginjal Akut Anak, Konsumen Pilih Air Kemasan Galon Polikarbonat
konsumen lebih berhati hati dalam memilih makanan minuman dan obat dan memilih yang bebas etilen glikol.
Penulis: Sri Handi Lestari | Editor: irwan sy
Berita Surabaya
SURYA.co.id | SURABAYA - Ramai isu cemaran etilen glikol pada sirop obat yang menyebabkan lebih dari 100 balita meninggal dunia akibat gagal ginjal akut, membuat konsumen lebih berhati hati dalam memilih makanan minuman dan obat dan memilih yang bebas etilen glikol.
Dalam memilih air kemasan galon, beberapa konsumen menyatakan bahwa mereka sekarang memilih kemasan galon polikarbonat yang bebas etilen glikol karena proses pembuatannya tidak menggunakan zat kimia etilen glikol.
Deli Nawawi, seorang konsumen yang sedang membeli air minum kemasan galon di Pasar Agung Depok, menyatakan kekhawatirannya dengan berita berita di media TV dan media sosial akan ancaman bahaya zat kimia etilen glikol yang diduga menyebabkan lebih dari 100 anak balita mengalami kematian gagal ginjal akut.
“Saya jadi khawatir dalam memilih obat dan makanan untuk anak anak saya. Saya baca di media bahwa beberapa jenis kemasan plastik juga menggunakan zat kimia dalam proses pembuatannya sehingga saya kembali menggunakan air kemasan galon Polikarbonat (PC) yang menurut informasi bebas Etilen Glikol,” kata Deli, dalam rilis yang diterima Selas (25/10/2022).
Dirinya juga sempat mencoba air galon kemasan Polyethylene terephthalate (PET) tapi, dia kembali ke galon PC karena katanya ada Etilen glikol di kemasan plastik PET.
Ratih Hidayat, konsumen perempuan lain yang sedang membeli galon guna ulang di Pondok Kelapa, Jakarta Timur juga menyampaikan keresahan yang sama seputar zat kimia Etilen Glikol yang ternyata juga digunakan dalam proses pembuatan kemasan galon plastik.
“Diskusi di whatsapp group keluarga saya ramai membicarakan isu etilen glikol ini. Berita mengenai permintaan Komnas Anak dan Anggota DPR agar BPOM juga mengawasi kemasan pangan yang berpotensi mengandung Etilen Glikol menjadikan keluarga kami khawatir karena BPOM sering terlambat mendeteksi bahaya zat kimia dalam obat dan makanan,” ungkap Ratih.
Untuk air minum keluarga, dirinya juga akhirnya kembali menggunakan kemasan Polikarbonat yang bebas Etilen Glikol.
BPOM melalui Peraturan BPOM Nomor 20 Tahun 2019 tentang Kemasan Pangan juga telah mengatur terkait zat dan bahan kontak pangan yang aman.
Menurut aturan ini, salah satu zat berbahaya yang ada dan harus dikontrol dalam kemasan Polyethylene terephthalate (PET) adalah senyawa Etilen Glikol dan Dietilen Glikol. Senyawa Etilen glikol digunakan dalam proses pembuatan plastik PET.
Peraturan Pemerintah Nomor 86 Tahun 2019 tentang Keamanan Pangan mengharuskan setiap orang yang melakukan produksi pangan dalam kemasan wajib menggunakan bahan kemasan pangan yang tidak membahayakan kesehatan manusia, dan bahan kontak pangan yang bersentuhan langsung dengan pangan wajib menggunakan zat kontak pangan yang aman dan memenuhi persyaratan batas migrasi.
Untuk dapat menjamin kemasan pangan yang beredar dan yang digunakan aman dan tidak membahayakan kesehatan manusia.
Menteri kesehatan menyebutkan telah lebih dari 100 balita di Indonesia yang meninggal dunia akibat gagal ginjal akut yang diduga disebabkan oleh cemaran etilen glikol dan dietilen glikol pada sirop obat yang mereka konsumsi.
Penjualan Triwulan I 2023 Capai Rp 463 miliar, PT Sekar Laut Optimistis Tumbuh 20 Persen |
![]() |
---|
Surabaya Vaganza 2023 Digelar Akhir Pekan Ini, Pengunjung Bisa Nikmati 2 Sesi Parade Dalam Sehari |
![]() |
---|
P2MI Agresif Lakukan Edukasi untuk Hadapi Tantangan Eksternal Isu Micin Berbahaya pada Kesehatan |
![]() |
---|
Cegah Tawuran Antar Pendekar, Sejumlah Pengurus Perguruan Silat Diundang ke Mapolrestabes Surabaya |
![]() |
---|
Warga Surabaya Laporkan Notaris, Gara-gara Sertifikat Tanahnya Jadi Setelah Pinjam Dana Talangan |
![]() |
---|