Berita Kota Kediri

Kota Kediri Targetkan 90 Persen Pasien TBC Sembuh, Seperti Ini Cara Penularannya Antar Manusia

Kepala Dinkes Kota Kediri, dr Fauzan Adima menjelaskan, kasus TBC masih sangat banyak di Indonesia, bahkan menempati peringkat ketiga di dunia.

Penulis: Didik Mashudi | Editor: Deddy Humana
surya/didik mashudi
Kader Kilisuci dari 23 kelurahan mengikuti sosialisasi penanganan TBC yang diselenggarakan Dinas Kesehatan Kota Kediri di Ruang Joyoboyo, Senin (24/10/2022). 

SURYA.CO.ID, KOTA KEDIRI - Sebanyak 115 Kader Kilisuci dari 23 kelurahan mengikuti sosialisasi penanganan TBC yang diselenggarakan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Kediri di Ruang Joyoboyo, Senin (24/10/2022). Kegiatan sosialisasi masih akan berlanjut hingga Selasa (25/10/2022) dengan jumlah peserta yang sama dari 23 kelurahan berbeda.

Kepala Dinkes Kota Kediri, dr Fauzan Adima menjelaskan, kasus TBC masih sangat banyak di Indonesia, bahkan menempati peringkat ketiga di dunia. Sebagai upaya menyembuhkannya, diperlukan kontribusi dan peran serta Kader Kilisuci mengingat penanganan TBC menjadi salah satu tugas, di antara tugasnya yang lain.

“Terima kasih atas peran sertanya selama ini sudah mendampingi, melaporkan dan menemukan kasus TBC. Target dari Pemkot Kediri yakni 90 persen pasien TBC bisa sembuh, karena kalau ada satu orang belum bisa disembuhkan maka bisa berpotensi menularkan ke orang lain karena TBC termasuk penyakit menular,” jelasnya.

Sosialisasi sebagai upaya penguatan peran bagi kader serta mengedukasi tentang penanganan TBC dengan melibatkan narasumber yang kompeten dari Dinas Kesehatan Provinsi Jatim. Masalah TBC kompleks karena untuk penanganan pasien harus minum obat selama 6 bulan.

Ditambah lagi jika pasien memiliki riwayat penyakit penyerta dan tidak adanya dukungan sosial. Bagi penderita yang sudah positif TBC, bisa mendampingi sebagai pengawas minum obat (PMO). "Kalau keluarga pasien tidak peduli, bisa membantu dengan mengambilkan obatnya ke puskesmas,” terangnya.

Sedangkan gejala TBC yang perlu diwaspadai seperti demam dan meriang dalam jangka waktu yang panjang. Selain itu sesak nafas dan nyeri dada, berat badan menurun, ketika batuk terkadang dahak bercampur darah, serta nafsu makan yang menurun.

Apabila ditemukan pasien yang terindikasi, diharapkan kader Kilisuci bisa melapor ke dinas terkait atau pasien bisa langsung datang ke puskesmas di wilayah masing-masing untuk mendapatkan penanganan.

“Kader bisa mengedukasi masyarakat kalau TBC bisa menular melalui batuk, udara serta lingkungan yang kumuh. Kasus TBC ini seperti fenomena gunung es di mana yang ditemukan saat ini hanya puncaknya saja," jelasnya.

Diharapkan kader bisa menemukan sebanyak mungkin masyarakat yang sakit dengan gejala terindikasi TBC untuk dilaporkan kemudian akan dites dahaknya. "Mulai pemeriksaan sampai pengobatan semuanya gratis,” jelasnya.

Jumlah Kader Kilisuci di Kota Kediri mencapai 1.870 orang. Selain penanganan TBC dan HIV/Aids, tugas Kader Kilisuci juga mencakup kesehatan ibu dan anak, melakukan pelayanan posyandu balita di kelurahan, menyusun rencana pengembangan kegiatan posyandu balita, melaksanakan dan memantau pengembangan posyandu balita dan mengevaluasi pengembangan posyandu balita. ****

Sumber: Surya
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved