Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya

SOSOK Reivano Korban Tewas ke-134 Tragedi Kanjuruhan, 21 Hari Koma Buat Perasaan Orangtua Naik Turun

Reivano Dwi Afriansyah mengembuskan nafas terakhir pada Jumat (21/10/2022), setelah 21 hari kritis dan dirawat di ICU RS Syaiful Anwar (RSSA) Malang

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Musahadah
kolase istimewa/rifky edgar
Reivano, korban tewas ke-134 tragedi Kanjuruhan yang kurang satu tahun lagi lulus SMK. 

SURYA.CO.ID, MALANG - Ini lah sosok Reivano Dwi Afriansyah, korban tewas ke-134 tragedi Kanjuruhan.

Reivano Dwi Afriansyah mengembuskan nafas terakhir pada Jumat (21/10/2022), setelah 21 hari kritis dan dirawat di ICU RS Syaiful Anwar (RSSA) Kota Malang. 

Meninggalnya Reivano Dwi Afriansyah menyisakan duka mendalam bagi keluarganya yang tinggal di Desa Ngebruk, Sumberpucung, Kabupaten Malang.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Malang, drg Wiyanto Wijoyo menyebut diagnosa awal penyebab kematian korban Reyvano akibat pendarahan di kepala.

"Diagnosa awal ada luka di kepala dan meninggal dunia di RSSA. Trauma di kepala bisa jadi karena terinjak atau berdesakan. Saat dilakukan penanganan intensif di ICU RSSA, Reyvano diberikan infus dan pemantauan intensif," papar Wiyanto.

Baca juga: Korban Meninggal ke 134 Tragedi Kanjuruhan, Keluarga Minta Diusut Tuntas Seadil-adilnya

Arif Yulianto, ayah kandung Reivano mengaku ikhlas atas kepergian anak keduanya tersebut untuk selama-lamanya.

"Saya ikhlas menerima kepergian anak saya. Namun untuk tragedi ini mohon agar diusut tuntas seadil-adilnya," terang Arif usai pemakaman.

Arif tampak begitu syok mendengar kabar anaknya menjadi salah satu korban Tragedi Kanjuruhan.

Ia mengaku awalnya tidak mengetahui jika anaknya tersebut hendak menonton sepak bola di Stadion Kanjuruhan.

"Percakapan terakhir dengan anak saya ketika hari Sabtu itu, mau saya bawa ke bengkel motornya karena harus diservis," ungkap Arif.

Hati Arif semakin berdebar lantaran tak kunjung mendapat kabar dari anaknya saat pertandingan usai. Awalnya Arif mencoba berpikir positif, namun akhirnya Arif semakin gelisah.

"Dari awal pertandingan kok gak pulang-pulang. Tak pikir mungkin sedang rame, mungkin macet atau bagaimana. Tapi tak tunggu sampai jam 11-12 malam kok ga pulang, di situ saya mulai gelisah," ujarnya.

Arif pun kemudian menghubungi perangkat desa. Semakin gelisah, Arif lalu mendatangi Stadion Kanjuruhan untuk mencari anaknya.

Tercengang melihat banyaknya korban di stadion, membuat Arif pergi ke RS Hasta Husada Kepanjen.

Halaman
123
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved