Tragedi Arema vs Persebaya
PSSI Tanggung Jawab Kejadian Sepakbola, Ahmad Riyadh Akui Ada Persoalan SOP Tragedi Kanjuruhan
PSSI bertanggung jawab ata semua kejadian sepakbola di Indonesia termasuk kejadian tragedi Kanjuruhan yang merenggut 133 orang meninggal dunia
SURYA.co.id | SURABAYA - PSSI bertanggung jawab ata semua kejadian sepakbola di Indonesia termasuk kejadian tragedi Kanjuruhan yang merenggut 133 orang meninggal dunia. Mulai ketua umum sampai panitia pelaksana (Panpel) yang paling bawah masuk PSSI.
Ketua Asosiasi Provinsi (Asprov) PSSI Jatim, Ahmad Riyadh dalam Sarasehan Ilmu Keolahragaan Sepakbola Damai di Universitas Negeri Surabaya (Unesa), Selasa (18/10/2022) menerangkan, semuanya dipertanggungjawabkan PSSI karena ini disebut family football. .
Tetapi yang perlu diingat, kata Ahmad Riyad, pertandingan ini bukan 18 tim saja. Satu tim Liga ada 36 pertandingan. Liga tiga ada 700 pertandingan. Jika semua ini tanggung jawabnya ketua PSSI, maka tiap 6 jam sekali ketua PSSI dipanggil polisi karena suporter kejepit pintulah dan sebagainya.
“Secara utuh semuanya tanggung jawab PSSI dan itu yang harus diperbaiki semuanya kedepan dan ini kita semua jalan bersama untuk memperbaikinya,” sebut Riyadh seperti dalam rilis Humas Unesa yang diterima Surya,co.id.
Riyadh mengakui ada ketidaksinkronan antara SOP pengamanan pertandingan dari kepolisian dengan regulasi di PSSI yang diadopsi dari Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) dalam insiden Kanjuruhan.
“Memang ada yang kurang sinkron antara SOP kepolisian dan PSSI. Namun, hari itu juga Mabes Polri dan PSSI bentuk tim untuk mensinkronkan SOP tersebut dan hari ini akan difinalkan dengan FIFA di Jakarta,” terangnya.
“Kita berharap, orang nonton bola seperti nonton konser. Datang senyum dengan anak, istri atau tunangannya dan pulang dengan senang dan kesan yang menggembirakan,” harap pria yang juga angita Komite Eksekutif PSSI ini.
Soal pertandingan terlalu malam, Riyadh menegaskan, kejadian kerusuhan bukan perkara main malam atau sore. Semua kembali kepada karakter.
"Jam berapapun pertandingannya, kalau mau rusuh tetap rusuh. Pertandingan malam itu bukan yang pertama, ini sudah ratusan kali pertandingan malam,” terang Riyadh.
Kemudian, Riyadh membeberkan alasan FIFA dalam pertemuan di Kuala Lumpur tidak memberikan sanksi kepada Indonesia. Salah satunya karena kejadian Kanjuruhan bukan perbuatan pemerintah atau aparat, tetapi oknum yang saat itu bertugas yang harus bertanggung jawab.
“Buktinya pemerintah mengusut, kepolisian mengusut siapa yang bertanggung jawab dalam porsinya masing-masing,” jelasnya.
Suporter Belum Dimanusiakan
Koordinator Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro menuturkan, sepakbola merupakan alat pemersatu bangsa. Ia menilai,suporter sampai saat ini masih dijadikan objek an belum dimanusiakan.
Ignatius Indo menjelaskan, untuk memanusiakan suporter perlu payung hukum. Kini dalam UU tentang Keolahragaan Nomor 11 Tahun 2022, suporter diatur. UU tersbeut untuk memberikan perlindungan, rasa nyaman dan aman untuk suporter.