Tragedi Arema vs Persebaya

Misteri Pintu Stadion Kanjuruha, Pengacara Abdul Haris: Infonya Satu Kapolsek Harus Jaga Satu Pintu

Tersangka tragedi Kanjuruhan mengatakan melalui pengacaranya, seharusnya masing-masing pintu stadion Kanjuruhan dijaga satu kapolsek

Penulis: Dya Ayu | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Purwanto
Sejumlah suporter berdoa didepan pintu masuk tribun 13 Stadion Kanjuruhan Kabupaten Malang usai tragedi sepakbola yang menelan ratusan korban, Selasa (4/10/2022). Sejumlah saksi mata mengatakan di sinilah menjadi saksi bisu banyaknya korban para Aremania yang meninggal dunia usai laga Arema FC VS Persebaya Surabaya pada Sabtu (1/10/2022). 

SURYA.CO.ID, MALANG - Sumardhan, pengacara Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris yang menjadi salah satu tersangka dari total enam tersangka kasus tragedi Kanjuruhan, membeberkan fakta baru.

Menurut informasi yang Sumardhan dapatkan dari Abdul Haris, kliennya mengatakan masing-masing pintu stadion itu seharusnya dijaga satu kapolsek yang bertugas di jajaran Polres Malang.

Seperti diketahui, polemik pintu Stadion Kanjuruhan ada yang menyebut saat itu tertutup. Namun, ada pula yang mengatakan pintu terbuka tapi sempit hingga membuat banyak nyawa melayang.

Khususnya kejadian di pintu 13, yang masih menjadi duka semua pihak. Hingga tak jarang selain tabur bunga di patung singa bermahkota, orang-orang juga menyempatkan waktu untuk tabur bunga di depan pintu 13 sebagai wujud belasungkawa.

“Benar, saya dapat informasi dari Pak Haris dan Pak Suko, pintu itu harusnya dijaga satu kapolsek setiap pintu. Jadi kapolres memerintahkan satu kapolsek menjaga satu pintu,” kata Sumardhan kepada SURYA.CO.ID, Selasa (18/10/2022).

“Penjaga keamanannya juga ada dari tentara, ada Satpol PP juga. Kalau banyak yang mengatakan pintunya tertutup, di mana letak polisi saat itu? Berdasarkan protab masing masing,” tambahnya.

Lebih lanjut Sumardhan menegaskan, pertandingan Derbi Jatim yang digelar pada Sabtu (1/10/2022) lalu, hingga menewaskan 132 orang itu tak akan digelar jika tak mendapat izin dari pihak kepolisian.

“Dan ingat, kalau kapolda dan kapolres tidak menjamin keamanannya, pertandingan itu tidak akan terjadi. Karena dua lembaga itulah yang membuat dan memberikan rekomendasi keamanannya,” jelasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved