Berita Pamekasan
Lelang Rp 7,5 M Gagal, Calon Lokasi Pengolahan Tembakau di Pamekasan Jadi Tempat Kambing Merumput
karena di antara peserta tender yang kalah melakukan sanggahan dan banding, lalu diputuskan gagal lelang dan harus ditender ulang
Penulis: Muchsin | Editor: Deddy Humana
SURYA.CO.ID, PAMEKASAN – Realisasi pembangunan Kawasan Industri Hasil Tembakau (KIHT) di Pamekasan ternyata sama rumitnya dengan persoalan tembakau itu sendiri. Setelah tuntasnya pembukaan lahan yang merupakan pembangunan tahap pertama KIHT di Desa Gugul, Kecamatan Tlanakan, Kabupaten Pamekasan, rencana merealisasikan pembangunan tahap kedua malah gagal.
Padahal pembangunan KIHT tahap pertama sudah selesai Juli 2022, meski baru berupa hamparan tanah seluas 2,5 hektare. Untuk tahap pertama itu telah melalui proses lelang dan menelan dana sekitar Rp 3,5 miliar, berupa pagar tembok keliling dilengkapi kawat berduri dan pemadatan lahan.
Sekarang untuk pembangunan KIHT tahap kedua masih belum bisa dipastikan kapan dilakukan. Sebab pembangunan tahap kedua yang seharusnya sudah dikerjakan September 2022 mengalami kendala.
Akibatnya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Diseperindag) Pamekasan, terpaksa akan akan melakukan tender ulang untuk pembangunan tahap kedua.
“Kami pastikan pembangunan KIHT tahap kedua yang dianggarkan sebesar Rp 7,5 miliar batal alias tidak bisa digelar tahun ini. Karena waktunya tidak memungkinkan. Ini sangat disayangkan, tetapi apa boleh buat, kalau kondisinya seperti ini,” kata Kepala Disperindag Pamekasan, Achmad Sjaifuddin, kepada SURYA, Minggu (16/10/2022).
Ada pun rencana pembangunan KIHT tahap kedua nanti seharusnya meliputi pendirian gedung produksi dan fasilitas pendukung lainnya. Seperti laboratorium, mesin linting, pengepakan, perkantoran, lampu penerangan, pos satpam, pintu gerbang dan jalan di dalam.
Achmad pun membeberkan penyebab tahap kedua KIHT batal alias tak bisa terlaksana. Sebenarnya pada Juli 2022 lalu, tender untuk pembangunan tahap kedua sudah dilakukan tender dan sudah ada calon pemenangnya.
Namun karena di antara peserta tender yang kalah melakukan sanggahan dan kemudian banding, lalu diputuskan gagal lelang dan harus ditender ulang. Dan agar pembangunan tahap kedua bisa tuntas, pihaknya menghendaki untuk dilakukan tender dini pada November 2022.
Sedang tanda tangan kontraknya bisa bisa dilaksanakan pada Januari 2022. Namun hal ini masih perlu persiapan, termasuk meninjau ulang mengenai rencana anggaran biaya (RAB). “Tentu peninjauan kembali RAB ini penting. Karena tidak menutup kemungkinan terjadi perbedaan harga, mengingat adanya kenaikan BBM. Kalau menggunakan RAB lama, kami khawatir mendapat masalah di kemudian hari,” papar Achmad.
Pantauan SURYA di lokasi terlihat pagar tembok keliling dan hamparan tanah yang sudah diratakan. Sementara pintu pagarnya belum ada. Sebagian besar lahan malah menjadi tempat kambing piaraan warga mencari makan karena memang menghijau ditumbuhi hamparan rumput.
Kalau malam hari suasana di sana gelap gulita, lantaran belum ada lampu penerangan. Sedangkan di depan di pinggir jalan terdapat saluran air sehingga untuk masuk ke dalam lokasi tidak bisa menggunakan mobil, melainkan jalan kaki atau sepeda motor.
Karena di atas saluran air diberi papan kayu, maka hanya cukup untuk dilalui sepeda motor. “Saya tidak paham, kapan pembangunan selanjutnya ini digarap,” kata Mattasan (67), yang mengaku sebagai penjaga dan tinggal bersama istri dan anaknya dalam lokasi di pojok Selatan, sisi Barat. *****