Tragedi Arema vs Persebaya

Saksi Hidup Tragedi Kanjuruhan, Mengaku Suara Teriakan Minta Tolong Hantui Tidurnya Setiap Malam

Saksi hidup korban tragedi Kanjuruhan menceritakan kericuhan yang terjadi pada Sabtu (1/10/2022). Dia mengaku hingga kini belum bisa tidur nyenyak

Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Rifky Edgar
Bagas Satria, Aremania yang juga korban tragedi Kanjuruhan saat menunjukkan hasil rontgennya yang menunjukkan dia mengalami patah tulang kaki sebelah kiri, Kamis (13/10/2022) 

SURYA.CO.ID, MALANG - Seorang Aremania yang juga korban tragedi Kanjuruhan, Bagas Satria (19) kini hanya bisa berbaring lemah tak berdaya di atas kasurnya. 

Kaki kirinya patah dan kaki kanannya mengalami lecet yang membuatnya tak bisa berjalan.

Bagas merupakan saksi hidup tragedi Kanjuruhan, remaja pria itu mengaku hingga kini belum bisa lepas dari ingatannya tentang kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan pada Sabtu (1/10/2022) malam.

Setiap malam, Bagas juga mengaku tidak bisa tidur nyenyak. Suara teriakan minta tolong masih menghantuinya di telinganya.

Baca juga: Kesaksian Korban Tragedi Kanjuruhan Malang, Kesakitan Akibat Kulit Melepuh Hingga Patah Tulang

Baca juga: Korban Tragedi Kanjuruhan yang Meninggal Dunia di RSSA Malang Alami Cedera di Dada dan Patah Tulang

Baca juga: Anaknya Jadi Korban Tragedi Kanjuruhan, Anggota TNI di Tulungagung Berharap Penjelasan Lengkap

Anak ketiga dari Moh Sopii'i itu menceritakan, saat menonton Arema FC vs Persebaya dia berada di tribun 12.

Tribun 12, menjadi tribun favoritnya saat menonton pertandingan Arema FC.

Bagas masih ingat betul, insiden yang terjadi di malam itu. Bahkan, gas air mata yang dilontarkan oleh aparat tepat berada di depan kaki kanan Bagas.

Dia pun berlari menyelamatkan diri. Di saat itulah, dia pisah dengan keempat temannya yang lain.

"Gas air mata itu tepat berada di depan kaki kanan saya. Saya pun berlari ke atas tribun menyelamatkan diri. Saya pisah dengan teman-teman saya," ucapnya saat ditemui SURYA.CO.ID di rumahnya Jalan Gatot Soebroto Gang 2 Kota Malang.

Saat di atas tribun, Bagas melihat sisi selatan dipenuhi oleh kepulan asap gas air mata. Di situlah dia berusaha menghindari kepulan asap gas air mata. 

"Rasanya mata perih. Dada saya sesak dan tenggorokan saya kering," kenangnya.

Bagas sampai saat ini masih memikirkan kondisi ibu dan anak yang dia temui saat berada di tribun 12. Ibu itu meminta pertolongan kepada Bagas, setelah terkena gas air mata.

Namun, nahas bagi Bagas. Di saat dia mencarikan jalan keluar ke pintu 12, Bagas justru terjatuh di tangga.

Kaki Bagas terjepit di antara tangga dan penonton yang berdesak-desakan.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved