Tragedi Arema vs Persebaya
TGA Minta Aremania Fokus Kawal Usut Tuntas Tragedi Kanjuruhan dan Gas Air Mata
Tim Gabungan Aremania (TGA) meminta kepada para Aremania untuk terus fokus mengawal usut tuntas tragedi Kanjuruhan dan gas air mata.
Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MALANG - Tim Gabungan Aremania (TGA) meminta kepada para Aremania baik di wilayah Malang Raya maupun di luar Malang Raya, untuk terus fokus mengawal usut tuntas tragedi Kanjuruhan dan gas air mata.
Anggota Tim Gabungan Aremania, Anwar mengatakan, bahwa tragedi ini tidak hanya dirasakan oleh warga Malang saja, tetapi sudah menjadi tragedi nasional.
"Artinya, ayo fokus pada pemicu tragedi ini. Apa yang memicu tragedi ini, yaitu gas air mata. Jadi, fokus kesitu saja dan gaungkan terus," ujarnya kepada SURYA.CO.ID, Rabu (12/10/2022).
Baca juga: Pasca Tragedi Kanjuruhan, Tim Gabungan Aremania Serukan 8 Tuntutan
Dirinya juga menjelaskan, bahwa pihaknya akan terus menggaungkan usut tuntas tragedi Kanjuruhan serta gas air mata.
"Selama belum ada pernyataan resmi dari pihak yang berwenang bahwa pemicu tragedi itu adalah gas air mata, maka kami terus menggaungkan," ungkapnya.
Dalam kesempatan tersebut, dirinya juga meminta kepada para Aremania agar jangan terhasut oleh spanduk-spanduk yang bersifat provokatif. Apabila menemukan adanya tulisan, spanduk, gambar ataupun mural yang bernada provokatif serta jauh dari koridor usut tuntas untuk segera melapor ke Tim Gabungan Aremania
"Untuk saat ini, belum kami temukan lagi adanya spanduk provokatif. Namun, apabila menemukan hal-hal seperti itu, bisa langsung menghubungi nomor hotline kami di 0813-3301-0152 atau mendatangi posko kami yang ada di Gedung KNPI Jalan Kawi Kota Malang. Supaya bisa segera kami tindak," tandasnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Tim Gabungan Aremania menemukan adanya pemasangan spanduk provokatif.
Spanduk provokatif itu ditemukan pada Sabtu (8/10/2022) sore, terpasang di pinggir Jalan Retawu.
Spanduk itu bertuliskan "Usut Tuntas Sing Dudu Aremania Ojo Melok-Melok". Diduga, spanduk provokatif itu dipasang untuk memecahkan fokus tujuan usut tuntas tragedi Stadion Kanjuruhan.