Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya

SISA PENDERITAAN Korban Tragedi Kanjuruhan, Bocah SMP ini Bolak-balik ke RS karena Mata Belum Normal

Para korban selamat TRagedi Kanjuruhan merasakan penderitaan berkepajangan akibat efek gas air mata. Salah stunya siswa SMP di Kota Malang ini.

Penulis: Kukuh Kurniawan | Editor: Musahadah
kolase surya/kukuh kurniawan/purwanto
Raffi Atha Dziaulhamdi (14), pelajar SMPN 2 Kota Malang, korban Tragedi Kanjuruhan bolak-balik ke rumah sakit akibat kondisi matanya belum normal. 

SURYA.CO.ID - Lebih seminggu tragedi Kanjuruhan terjadi, namun sisa-sisa penderitaan masih dirasakan para korban. 

Seperti yang dialami Raffi Atha Dziaulhamdi (14), pelajar SMPN 2 Kota Malang yang selamat dari tragedi Kanjuruhan, namun kondisi matanya belum bisa normal. 

Hingga kini, mata Raffi yang mengalami iritasi parah akibat terkena tembakan gas air mata saat tragedi Kanjuruhan itu masih berwarna merah. 

Saat ditemui di rumahnya yang terletak di Jalan Prof Moh Yamin Gang 2A, Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Klojen, terlihat iritasi matanya cukup parah. Dimana pada bagian mata yang biasanya berwarna putih, kini seluruhnya berwarna merah.

"Saat itu, saya menonton di Stadion Kanjuruhan bersama kakak saya, Yuspita Nuraini (25) dan beberapa teman lainnya. Ketika itu, kami duduk di Tribun 10," ujarnya kepada TribunJatim.com, Minggu (9/10/2022).

Baca juga: Di Hadapan Jenderal Dudung, Presiden Arema FC Apresiasi Peran TNI AD Atasi Tragedi Kanjuruhan

Saat itu, tiba-tiba aparat keamanan menembakkan gas air mata tepat di hadapannya. Jaraknya pun cukup dekat, hanya sekitar 2 meter.

Ia pun berada di kepulan asap gas air mata selama 15 menit. Ia pun panik dan mencoba menyelamatkan diri naik ke area Tribun 12.

"Setelah itu saya sesak, dan di depan saya ada orang pingsan. Dan dari arah belakang, desak-desakan dan dorong-dorongan. Setelah itu, saya enggak bisa nafas, diam lalu pingsan. Kalau tidak salah, saya pingsan selama dua jam," jujurnya.

Saat ia sadarkan diri, posisinya sudah berada di bawah stadion. Ia lalu merasakan sakit di bagian mata.

Kemudian, Raffi pun dibawa oleh teman-temannya ke Rumah Sakit Teja Husada,

Disana, ia tak mendapatkan perawatan selama hampir 40 menit.

Hingga akhirnya, ia dibawa pulang oleh teman-temannya dengan kondisi mata yang sudah memerah pekat.

"Mata saya memerah, saat saya sadar dari pingsan. Di rumah sakit itu, saya enggak diperiksa sama sekali. Setelah itu, saya langsung dibawa pulang sama teman-teman," terangnya.

Setelah itu, ia pun tiba di rumahnya pada Minggu (2/10/2022) sekitar pukul 02.00 WIB. Ia langsung tidur dan ketika ia bangun, matanya tetap memerah.

Halaman
1234
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved