Tragedi Arema vs Persebaya
Penggunaan Jumlah Peluru Gas Air Mata dalam Tragedi Kanjuruhan Jadi Fokus Investigasi TGIPF
Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) tengah mendalami penembakan jumlah peluru gas air mata saat kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Malang.
Penulis: Erwin Wicaksono | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, MALANG - Tim Gabungan Pencari Fakta (TGIPF) tengah mendalami penembakan jumlah peluru gas air mata saat kericuhan yang terjadi di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang, usai laga Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu (1/10/2022) lalu.
"Kami juga mendalami barang bukti kendaraan yang dirusak dan senjata yang digunakan untuk melempar gas air mata. Mengenai jumlah peluru gas air mata yang ditembakkan, inilah yang masih didalami," beber anggota TGIPF, Mayjen TNI (Purn) Suwarno ketika ditemui di Polres Malang, Jumat (7/10/2022).
Suwarno menjelaskan, skema kinerja TGIPF terbagi menjadi beberapa kelompok untuk mencari informasi secara valid.
Baca juga: Jadi Tersangka dalam Tragedi Kanjuruhan, Ketua Panpel Arema FC Abdul Haris Menangis Ungkap Kronologi
Baca juga: KontraS Selidiki Kasus Kekerasan dalam Tragedi Kanjuruhan, Cari Bukti-bukti Valid
Baca juga: KontraS: Tragedi Kanjuruhan Akibat Kelalaian Penyelenggara dan Tindakan Berlebihan Aparat
Baca juga: Cerita Marselino Soal Ketegangan Pemain Persebaya di Dalam Barracuda Saat Tragedi Kanjuruhan
"Jadi tim dari TGIPF ini terbagi menjadi beberapa kelompok. Karena banyaknya informasi yang kami dapat. Kami telah bertemu juga dengan Kapolda Jawa Timur. Hari ini kami ingin ada informasi kelanjutan dari Kodam dan Polda. Terus kami ke Polres Malang. Kami kumpulkan semuanya untuk melengkapi apa yang kita peroleh," beber pria yang pernah menjadi Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) pada tahun 2007-2008 itu.
Kata Suwarno, sejauh ini tim mendapati petunjuk-pentunjuk mengenai penyempurnaan manajemen persepakbolaan.
Terkait detail petunjuk tersebut, Suwarno menerangkan tim akan menyampaikannya begitu investigasi dinyatakan selesai.
"Ada penyempurnaan kaitannya dengan stadion, perbaikan terhadap manajemen penyelenggaraan. Bagaimana manajemen kesehatan pula. Guna penyempurnaan dari penyelenggaraan sepak bola," ungkapnya.
Terakhir, Suwarno menegaskan tim masih akan terus berada di Malang sampai beberapa waktu ke depan.
"Kami di Malang sampai dengan selesai. Kami berharap juga tidak terlalu lama," tutupnya sembari mengaku ingin kasus tragedi Kanjuruhan segera didapati banyak fakta.