Tragedi Arema vs Persebaya

Kesaksian Relawan Saat Evakuasi Korban Tragedi Kanjuruhan

Dari jenazah para korban tragedi Kanjuruhan yang dievakuasi, hampir 70 persen berusia di bawah 18 tahun dengan kondisi wajah yang membiru.

Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Rifky Edgar
Achwan Affani, relawan Malang satria Es Teh Anget (kiri) bersama Dhana Setiawan, PSC 119 Kota Malang menceritakan saat mengevakuasi para korban tragedi Kanjuruhan, Malang, Selasa (4/10/2022). 

SURYA.CO.ID, MALANG - Puluhan jenazah tergeletak di halaman Rumah Sakit (RS) Teja Husada, Kepanjen, Kabupaten Malang pada Sabtu (1/10/2022) malam, pasca tragedi di Stadion Kanjuruhan.

Kondisi jasad para korban cukup memprihatinkan, karena hanya digeletakkan begitu saja tanpa ada kain yang menutupi.

Sementara di samping jenazah tersebut, ada dua korban yang kondisinya sekarat, mengeluh mengalami kesakitan.

Baca juga: Manajemen Persebaya Sampaikan Duka Mendalam Atas Tragedi Kanjuruhan, Berharap Tak Terulang Kembali

Baca juga: Ratusan Suporter Sepak Bola di Mojokerto Raya Gelar Doa Bersama untuk Para Korban Tragedi Kanjuruhan

Baca juga: Polisi dan Para Suporter di Sumenep Gelar Doa Bersama untuk Korban Tragedi Kanjuruhan

Hal tersebut disampaikan oleh Achwan Affani, relawan Malang satria Es Teh Anget bersama Dhana Setiawan, PSC 119 Kota Malang saat mengevakuasi para korban tragedi Kanjuruhan.

Ditemui SURYA.CO.ID, Selasa (4/10/2022), keduanya menceritakan proses evakuasi para korban dari tragedi kelam di Stadion Kanjuruhan Malang.

Awalnya, mereka mendatangi RS Wava Husada Kepanjen untuk mengevakusi korban.

Di sana, mereka melihat banyak jenazah dan korban luka-luka yang telah dievakuasi dari Stadion Kanjuruhan.

"Saat itu suasana kacau. Banyak Aremania yang melihat jenazah dan mencari keluarganya, petugas medis shock dan banyak dari warga yang mengambil langsung jenazah tanpa diidentifikasi lebih dulu," ucap Achwan Affani.

Melihat hal itu, pria yang akrab disapa Babe ini bersama Dhana berinisiatif untuk membuat sistem agar proses evakuasi korban terkomando.

Dari situlah, satu per satu jenazah, akhirnya berhasil diidentifikasi dan didata untuk mengetahui jumlah korban di RS Wava Husada.

"Jumlahnya di Wava, yang kami hitung kasar atau manual itu ada 101 jenazah. Dari jumlah tersebut, 17 sisanya belum teridentifikasi," terangnya.

Korban-korban yang belum teridentifikasi itulah yang kemudian dibawa menuju Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang.

Sementara Babe dan Dhana, kemudian bergeser dari RS Wava Husada, menuju ke RS Teja Husada untuk mengevakuasi korban lainnya.

"Di Teja Husada itu kami sempat shock melihat jenazah dibiarkan tergelak di paving halaman rumah sakit. Sementara kondisinya di luar hujan," ucapnya.

Halaman
12
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved