Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya
UPDATE Jumlah Korban Tragedi Arema vs Persebaya, Benarkah PSSI Tak Prediksi Ada Kerusuhan?
Berikut update jumlah korban tragedi Arema vs Persebaya Surabaya per hari ini, Senin (3/10/2022).
Penulis: Akira Tandika Paramitaningtyas | Editor: Adrianus Adhi
SURYA.CO.ID - Berikut update jumlah korban tragedi Arema vs Persebaya Surabaya per hari ini, Senin (3/10/2022).
Berdasar data yang disampaikan Kapolri Jenderal Listyo Sigit saat berkunjung ke Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022), jumlah korban meninggal dunia tragedi Arema vs Persebaya adalah 125 orang.
Pembaruan data tersebut berdasarkan hasil verifikasi terakhir yang dilakukan polisi dan instansi terkait pada Minggu (2/10/2022).
Baca juga: Menpora Zainudin Amali akan Evaluasi Total Sepak Bola Indonesia Pasca Tragedi Arema Vs Persebaya
"Hasil verifikasi terakhir dari seluruh dinkes di Malang Raya, kami konfirmasi sampai saat ini yang meninggal dari awal diinformasikan sebanyak 129 orang, data terakhir jumlahnya 125. Karena ada yang tercatat ganda," ujar Sigit saat jumpa pers di Stadion Kanjuruhan baru saja.
Menurut Sigit, tim terus bekerja untuk melakukan pemutakhiran data kepada masyarakat, khususnya keluarga yang sedang mencari anggota keluarganya yang tewas akibat tragedi memilukan tersebut.
"Untuk tahap awal tim DVI sudah bekerja untuk menetapkan identitas para korban yang meninggal dunia," papar Sigit.
Terakhir, Sigit menyatakan jika pihaknya akan melakukan investigasi secara mendalam untuk mengungkap penyebab banyaknya kasus kematian usai laga Arema FC melawan Persebaya pada Sabtu lalu.
"Kami akan melaksanakan pengusutan terkait proses penyelenggaraan pertandingan. Termasuk investigasi untuk mengungkap penyebab banyaknya jatuhnya korban," tutupnya.
Baca juga: Javier Roca Siap Dipecat dari Arema FC
PSSI Tak Prediksi Ada Kerusuhan
Melansir Komoas.com, PSSI tak memprediksi laga Arema FC vs Persebaya Surabaya akan berakhir rusuh hingga menghilangkan ratusan nyawa suporter.
Hal itu seperti yang disampaikan Sekjen PSSI Yunus Nusi.
Menurut Yunus Nusi, seluruh pemangku kepentingan sudah mengadakan pertemuan untuk membahas pertandingan Arema FC vs Persebaya.
Salah satu hasil pertemuan itu adalah seluruh pihak sepakat suporter Persebaya, Bonek, tidak diperbolehkan hadir di Stadion Kanjuruhan.
Kesepakatan itulah yang membuat jadwal pertandingan Arema FC vs Persebaya tidak berubah, tetap pukul 20.00 WIB.
Padahal, pihak-pihak panpel pertandingan sudah mengajukan permohonan perubahan jadwal laga menjadi sore hari atas dasar pertimbangan keamanan sesuai rekomendasi kepolisian setempat.
Menurut Yunus Nusi, jadwal laga Arema FC vs Persebaya tidak berubah karena pihak-pihak terkait sudah sepakat suporter tim tamu tidak boleh hadir di Stadion Kanjuruhan.
Atas dasar kesepakatan itu, PSSI dan pihak-pihak terkait memprediksi tidak akan ada kerusuhan pada laga Arema FC vs Persebaya.
"Kami mengetahui bahwa kepolisian mengajukan permohonan agar laga digelar sore hari. PT LIB dan panpel melakukan diskusi dan terjadi kesepahaman bersama bahwa silahkan laga dilaksanakan malam hari," kata Yunus.
"Tentu dengan beberapa persyaratan. Salah satunya untuk tidak menghadirkan suporter lawan atau tamu ke stadion," ujar Yunus Nusi.
"Itu yang menjadi rujukan dari pihak Panpel dan PT LIB untuk berpikir positif bahwa sulit akan ada kerusuhan," kata dia melanjutkan.
"Di mana letak kerusuhannya ketika tidak ada rivalitas suporter dan tidak ada suporter Persebaya yang datang ke Malang. Akhirnya juga dilakukan atas kesepahaman bersama," ucap Yunus Nusi.
Prediksi PSSI dan jajaran terkait pada akhirya luput.
Kerusuhan di Stadion Kanjuruhan pecah tidak lama setelah laga Arema FC vs Persebaya berakhir 2-3 untuk kemenangan tim tamu.
Insiden itu bermula dari ribuan suporter Arema FC yang masuk ke lapangan untuk meluapkan kekecewaan.
Mereka pun bentrok dengan petugas keamanan yang berjaga di dalam lapangan.
Situasi kemudian menjadi semakin buruk ketika pihak keamanan menembakkan gas air mata ke arah lapangan dan beberapa tribune penonton.
Tembakan gas air mata itu membuat ribuan suporter di tribune Stadion Kanjuruhan panik dan berusaha keluar berbondong-bondong.
Pihak RS Syaiful Anwar sudah menyatakan bahwa kematian korban rata-rata adanya trauma di bagian kepala dan dada karena benturan yang disebabkan setelah terinjak, terjatuh atau berdesakan.
Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id