Tragedi Arema vs Persebaya
Pilu Ibu Muda di Malang, Suami dan Anak Balitanya Jadi Korban Meninggal Tragedi Stadion Kanjuruhan
Tragedi Stadion Kanjuruhan Malang bak kiamat bagi keluarga kecil Elmiati (33) warga Blimbing, Malang, suami dan anak balita meninggal tergencet
Penulis: Luhur Pambudi | Editor: Cak Sur
"Posisi saya ada di pinggir di tangga pegangan biru-biru itu. Suami saya berada di dekat pintu gerbang. Suami saya berada di baris kedua dekat pintu gerbang (yang tertutup)," ungkapnya.Â
Lantaran terus terdesak merangsek masuk ke dalam tumpukan orang. Elmiati yang semula berdiri di belakang suami, mengaku tiba-tiba kehilangan sosok suami dari pandangan matanya.Â
Entah di mana keberadaan sang pujaan hatinya itu dan sang anak. Apakah sudah berhasil keluar menyelamatkan diri atau malah terinjak kerumunan.Â
Tubuh Elmiati juga tergencet di antara tumpukan tubuh penonton. Pada momen serba pelik nan putus asa itu, Elmiati mengaku sempat merasa bahwa di situlah ajalnya akan tiba.Â
"Saya juga sudah pasrah kalau nanti ikut meninggal, saya meninggal dengan suami dan anak saya, pikiran saya cuma begitu," gumamnya kala itu sembari mengenang.Â
Apalagi di tengah himpitan ratusan tubuh suporter yang merangsek segala sisi tubuhnya, Elmiati melihat langsung dengan mata kepala sendiri kengerian itu.Â
Wajah-wajah para suporter yang semula melihat pertandingan sepak bola di atas tribun bersamanya itu berteriak, merintih kesakitan meminta bantuan pertolongan hingga terkapar sekarat tak berdaya dengan mulut mengeluarkan busa.Â
"Itu (orang-orang) masih teriak-teriak. Ada yang keluar busa. Ada yang sekarat. Saya lihat sendiri," ungkapnya.Â
Entah dari mana datangnya laiknya malaikat penolong, tubuh Elmiati tiba-tiba ditarik oleh orang lain agar terhindar dari desakan kerumunan tersebut, untuk kembali mencari area lapangan yakni di atas tribun.Â
Tak seperti beberapa menit sebelumnya. Area tribun tersebut kini bebas dari asap gas air mata. Hujan gerimis yang menghujani stadion tersebut menghilangkan asap gas.Â
"Ternyata, ada yang menolong saya. Saya diajak ke atas tribun lagi. (Gas air mata hilang) bukan karena angin, tapi karena hujan," terangnya.Â
"Saya dirawat saudara saya. Saya diminta istirahat dan saudara saya itu pergi cari suami dan anak saya," tambahnya.Â
Berbekal dokumentasi foto wajah sang anak dan sang suami dalam memori kamera ponselnya, Elmiati berhasil menemukan keberadaan sang anak sekitar pukul 01.00 WIB, atau tiga jam seusai kerusuhan tersebut.Â
Foto tersebut dicocokkan oleh beberapa orang saudaranya yang berusaha membantu mencari keberadaan sang suami dan anaknya.Â