Tragedi Arema vs Persebaya

Dituding Jadi Penyebab Banyaknya Korban Tragedi Arema vs Persebaya, Ini Sederet Bahaya Gas Air Mata

Berikut bahaya Gas air mata, yang dituding menjadi penyebab banyaknya korban dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Kompas.com/Suci Rahayu
Para aremania berhamburan setelah aparat menembakkan gas air mata di stadion Kanjuruhan, Malang. Dituding Jadi Penyebab Banyaknya Korban Tragedi Arema vs Persebaya, Simak Sederet Bahaya Gas Air Mata. 

SURYA.co.id - Gas air mata dituding menjadi penyebab banyaknya korban dalam tragedi Arema vs Persebaya di Stadion Kanjuruhan, Malang.

Seperti diketahui, ,tercatat 125 jiwa meninggal dunia dalam tragedi Arema FC vs Persebaya Surabaya.

Penyebab tragedi Arema FC vs Persebaya disebut-sebut karena gas air mata yang ditembakkan aparat kepolisian di dalam stadion.

Gas air mata yang ditembakkan diduga membuat para aremania sesak nafas dan panik berhamburan hingga berdesak-desakan di pintu keluar.

Padahal menurut aturan FIFA selaku induk sepak bola dunia, melarang penggunaan gas air mata di dalam stadion.

Lantas, seperti apa bahaya gas air mata?

Menurut Medical News Today, gas air mata adalah istilah umum untuk bahan kimia yang mengiritasi kulit, paru-paru, mata, dan tenggorokan.

Paparan gas air mata menimbulkan efek yang langsung dirasakan hingga efek kesehatan jangka panjang.

Sepeti dilansir dari Kompas.com dalam artikel 'Bahaya Gas Air Mata dan Larangan FIFA soal Penggunaannya di Stadion'.

Meskipun disebut sebagai gas air mata, wujud material bahan kimia itu bukanlah gas, melainkan zat kimia padat atau cair.

Gas air mata yang disemrotkan biasanya berbentuk bubuk atau cair.

Zat ini akan bereaksi dengan kelembaban dan menyebabkan rasa sakit hingga iritasi.

Inilah sebabnya gas air mata bisa mempengaruhi area lembab di bagian tubuh, seperti mata, mulut, tenggorokan, dan paru-paru.

Gas air mata dapat terdiri dari banyak bahan kimia yang berbeda.

Beberapa di antaranya adalah:

  • Kloroasetofenon (CN)
  • Chlorobenzylidenemalononitrile (CS)
  • Kloropikrin (PS)
  • Bromobenzilsianida (CA)
  • Dibenzoxazepin (CR)

Dilansir dari Kompas.com (2020), ada tiga macam gas air mata yang umumnya digunakan, baik oleh individu maupun aparat keamanan.

Ketiga jenis gas air mata itu di antaranya CS (chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone), dan semprotan merica.

Masih dilansir dari laman yang sama, gas air mata mampu menimbulkan efek jangka pendek dan panjang.

Menurut BBC, para ahli sepakat bahwa efek khas dari penggunaan gas air mata adalah rasa terbakar, sensasi berair di mata, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, dan iritasi kulit.

Selain itu, efek gas air mata juga bisa menimbulkan kebingungan dan disorientasi yang memicu kepanikan dan kemarahan.

Gejala akan terasa pada 20-30 detik setelah terpapar. Kemudian, mereda sekitar 10 menit jika terkena udara segar.

Analis dari IHS Jane's Neil Gibson mengatakan, tiap jenis gas air mata yang mengandung senyawa berbeda memiliki efek dan tingkat toksikologi yang berbeda pula.

"Efeknya sebagian besar berbeda dalam dosis tinggi, tetapi dalam konsentrasi yang lebih rendah efeknya serupa," tuturnya.

Dikutip dari Medical NEws Today, berikut gejala jangka pendek yang akan dirasakan ketika terpapar gas air mata:

  • Mata kemerahan, berair,dan terasa terbakar
  • Penglihatan kabur
  • Iritas pada hidung dan mulut terasa yang menimbulkan sesasi terbakar
  • Sulit menelan
  • Mual dan muntah
  • Sulit bernafas
  • Batuk
  • Tritasi kulit dan ruam.

Selain paparan gas air mata pada tubuh, tabung yang digunakan untuk menembakkan zat ini juga dapat menyebabkan cedera karena sifatnya yang panas.

Akibatnya, bisa menyebabkan luka bakar. Benturan tabung juga dapat mengakibatkan kerusakan pada wajah, mata, atau kepala.

Alasan Polisi Tembak Gas Air Mata

Alasan Polisi gunakan gas air mata di laga Arema FC vs Persebaya Surabaya, sebut penonton mulai anarkis dan menyerang petugas. 

Tindakan untuk menggunakan gas air mata itu dilakukan oleh pihak kepolisian pada saat terjadinya kericuhan suportter di Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam. 

Digunakannya gas air mata membuat penonton yang turun ke lapangan langsung berdesakan di pintu keluar dan menyebabkan sesak nafas. 

Berikut kronologi yang disampaikan oleh Kapolda Jatim, Irjen Pol Nico Afinta.

Kekecewaan suporter atas kekalahan tuan rumah dari Persebaya Surabaya diduga menjadi pemicu utama. 

“Para penonton turun ke tengah lapangan, dan berusaha mencari para pemain dan official untuk menanyakan kenapa sampai kalah atau melampiaskan”

Situasi yang mulai tak terkendali membuat pihak berwajib melakukan pengamanan. 

“Oleh karena itu, pengamanan dan pencegahan dan melakukan pengalihan supaya mereka tidak masuk ke dalam lapangan atau mengejar para pemain”

Kondisi yang mulai anarkis membuat pihak kepolisian akhirnya memutuskan untuk melakukan pelemparan gas air mata

Untuk melakukan upaya pencegahan sampai dillakukan (pelemparan) gas air mata. Karena sudah anarkis, sudah mulai menyerang petugas dan merusak mobil.”

Pelemparan gas air mata ini yang membuat penonton mulai mundur ke pintu keluar dan mulai berdesakan.  

“Akhirnya setelah terkena gas air mata, mereka pergi ke satu titik, di pintu keluar pintu 10 dan 12”

“Terjadi penumpukan, di dalam proses penumpukan itulah terjadi sesak nafas, kekurangan oksigen yang oleh tim medis dilakukan upaya penolongan yang ada di dalam stadion. Kemudian dilakukan evakuasi ke beberapa rumah sakit” Jelasnya. 

127 Orang Meninggal Dunia, 180 Dalam Perawatan

Kapolda Jatim menyebut bahwa imbas dari kericuhan tersebut, ada 127 orang meninggal dunia dan 180 orang masih dalam perawatan. 

"Telah meninggal 127 orang, 2 diantaranya anggota POLRI. Yang meninggal di Stadion ada 34, kemudian yang lain meningal di rumah sakit pada proses penolongan” Jelas Irjen Nico Afinta, Kapolda Jatim dalam press conference pasca pertandingan

Lebih lanjut, dikabarkan masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan di rumah sakit sekitar. 

“Masih ada 180 orang yang masih dalam proses perawatan.”

Sementara itu, kerusakan juga ditemukan pada mobil dinas Polri dan mobil pribadi yang ada di sekitar stadion. 

"10 Mobil dinas Polri kerusakan, dan 3 mobil pribadi." jelasnya.

>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved