Tragedi Arema vs Persebaya Surabaya

Kisah Gugurnya Anggota Polres Tulungagung di Basis Arema, Rekan-Rekannya Sempat Dihujani Pukulan

terungkap bagaimana penderitaan para petugas yang seharusnya menjaga keamanan pertandingan di basis Arema itu.

Penulis: David Yohanes | Editor: Deddy Humana
surya/david yohanes
Anggota Polres Tulungagung menjalani pemeriksaan kesehatan usai BKO pengamanan Stadion Kanjuruhan Malang. 

SURYA.CO.ID, TULUNGAGUNG - Kerusuhan tanpa lawan yang dilakukan suporter Arema usai kekalahan 2-3 dari Persebaya Surabaya di Stadion Kanjuruhan, Sabtu (1/10/022) malam, memang tragedi kemanusiaan yang brutal. Tidak hanya sesama suporter, anggota polisi ikut menjadi korban, salah satunya adalah Bripka Andik Purwanto dari Polres Tulungagung.

Hal itu diketahui dari penuturan Wakapolsek Tanggunggunung, Iptu Anwari yang terlihat masih trauma setelah kembali ke Tulungagung bersama para anggotanya, Minggu (2/9/2022). Anwari duduk terdiam sambil tatapannya menerawang kosong, masih ada trauma usai pulang dari Stadion Kanjuruhan Malang.

Anwari adalah perwira yang memimpin 22 bintara dari Polres Tulungagung yang diperbantukan untuk pengamanan pertandingan Arema FC melawan Persebaya, Sabtu (1/10/2022) malam. Selain Anwari, para bintara yang bersamanya juga terlihat masih tegang apalagi satu personel, yaitu Bripka Andik Purwanto meninggal dunia dalam kerusuhan.

Menurut Kapolres Tulungagung, AKBP Eko Hartanto, seluruh personel yang pulang dari Kanjuruhan langsung mengikuti pemeriksaan kesehatan. Pemeriksaan ini untuk memastikan tidak ada anggotanya mengalami luka yang membahayakan.

"Alhamdulillah, semua anggota yang BKO sudah pulang dengan selamat. Semua dilakukan pemeriksaan untuk memastikan kesehatan mereka," terang Eko.

Selain pemeriksaan fisik, nantinya akan ada pemulihan trauma. Proses ini akan dilakukan oleh Bidokkes dengan mengirimkan personel yang ahli di bidang psikologi. Penyembuhan trauma ini dilakukan kepada para anggota, juga keluarga anggota yang meninggal dunia.

Dalam pemeriksaan ini, personel polisi yang pulang dari Kanjuruhan rata-rata mengalami pusing, dan sesak nafas. Di antaranya juga mengalami sejumlah luka memar bekas pukulan di bagian punggung dan kepala belakang. "Ketika kondisi mulai rusuh, kami berusaha turun. Tetapi kami diserang bertubi-tubi," tutur Anwari.

Dari penuturan Anwari itu terungkap bagaimana penderitaan para petugas yang seharusnya menjaga keamanan pertandingan di basis Arema itu. Mereka malah mendapatkan pukulan dan tendangan saat berjaga di tribun 10. Saat itu Bripka Andik masih berada paling belakang dan dirangkul rekannya yang lain agar meloloskan diri.

Namun Bripka Andik malah ketinggalan dan terpisah dari rombongan. Ayah dua anak ini akhirnya ditemukan meninggal dunia. "Kalau kami tidak cepat turun, mungkin semakin banyak yang jadi korban," kenang Anwari.

Kepergian Bripka Andik yang membuat personel dari Polres Tulungagung merasa terpukul. Apalagi mereka juga sempat melihat kerusuhan skala besar dan mematikan ini.

Kerusuhan akibat ulah suporter itu membuat Anwari dan anak buahnya terjebak selama hampir semalaman, karena mereka baru berhasil keluar dari Stadion Kanjuruhan, Minggu (2/10/2022) pukul 05.00 WIB. Mereka segera pulang ke Tulungagung dan langsung mendahului ke rumah duka di Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol. *****

Sumber: Surya
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    Klub
    D
    M
    S
    K
    GM
    GK
    -/+
    P
    1
    PSM Makasar
    34
    22
    9
    3
    63
    8
    35
    75
    2
    Persija Jakarta
    34
    20
    6
    8
    47
    11
    20
    66
    3
    Persib
    34
    19
    5
    10
    54
    25
    4
    62
    4
    Borneo
    34
    16
    9
    9
    64
    18
    24
    57
    5
    Bali United
    34
    16
    6
    12
    67
    21
    14
    54

    berita POPULER

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved