Sosok

Potret Dr Nadya Afdholy, Lulus Doktor Unesa dengan Cumlaude dan Hasilkan Puluhan Jurnal Ilmiah

Dr Nadya Afdholy resmi memiliki gelar Doktor setelah lulus ujian dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: irwan sy
istimewa/dok pribadi
Dr Nadya Afdholy. Lulus dengan predikat cumlaude di program Doktoral Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Unesa Surabaya. 

Berita Surabaya

SURYA.co.id | SURABAYA - Dr Nadya Afdholy resmi memiliki gelar Doktor setelah lulus ujian dari Universitas Negeri Surabaya (Unesa).

Dalam proses menuntaskan studinya ini, Nadya juga telah berhasil menerbitkan puluhan jurnal ilmiah.

Perempuan yang mengambil jurusan Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra tersebut meraih nilai nyaris sempurna dengan predikat Cumlaude dengan IPK 3,92.

Dosen berusia 32 tahun tersebut menyelesaikan disertasi program doktornya dengan penelitian berjudul ‘Disensus dalam Novel Eka Kurniawan: Kajian Ideoestetik'.

Menurut Nadya, pemilihan topik penelitian ini bukan tanpa alasan.

Ia berharap perkembangan karya sastra yang dihadirkan para sastrawan tidak hanya baik sebagai representasi.

Tetapi menjadi sebuah seni estetik yang membuka ruang emansipasi, sehingga terbongkar dominasi pada setiap relasi sosial dan tercipta alaternatif baru.

“Harapannya penelitian ini bisa dijadikan salah satu upaya pembebasan berekspresi. Sementara mahasiswa menjadi lebih kritis dan mengandalkan logika, artinya tidak angguk-angguk saja di kelas,” tutur Nadya, Selasa (20/9/22).

Sementara konteks di masyarakat manusia boleh bersikap politik, tapi harus kembali pada persoalan kemanusiaan dan keadilan.

“Artinya logika representasi seharusnya menyadari bahwa kenyataan dalam kehidupan ini tidak seindah apa yang ditawarkan oleh distribusi kepatutan, makanya manusia harus berani berdisensus,” ucap Nadya lagi.

Tak hanya cumlaude, Nadya juga telah berhasil menghasilkan puluhan jurnal ilmiah sejak beberapa tahun terakhir di antaranya 5 jurnal internasional bereputasi terindeks scopus atau WoS, 4 prosiding internasional, 11 jurnal nasional, 2 prosiding nasional , dan 6 book chapter.

Di tengah kesibukannya menjadi dosen, Nadya juga menjadi seorang reviewer dan Tutor Bahasa Indonesia, Universitas Terbuka Luar Negeri Johor Sarawak, Taiwan.

Menurutnya, tips bisa menghasilkan puluhan jurnal adalah fokus.

Fokus yang pertama adalah dengan menemukan dan menentukan jantung penelitian.

Untuk menemukan jantung penelitian bisa dengan kajian literatur yang kemudian ditarik ke fakta, untuk mencari apakah ada jarak antara fakta dan teori dalam literatur.

Hal tersebut akan membantu seseorang untuk fokus sejak awal.

Nadya menjelaskan bahwa artikel ilmiah yang dihasilkan merupakan hasil tugas kuliah yang sengaja dikerjakan serius agar bisa diterbitkan menjadi sebuah jurnal.

Terakhir Nadya menegaskan bahwa keberhasilan yang diraih hingga hari ini tidak lain atas motivasi kedua orang tua serta doa dari orang-orang terdekatnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved