Berita Surabaya
SNMPTN Diubah Seleksi Nasional Berdasarkan Prestasi, Ini Tanggapan Rektor Unair
Mendikbudristek Nadiem Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-22 terkait Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Penulis: Sulvi Sofiana | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, SURABAYA - Rektor Universitas Airlangga, Prof Moh Nasih menyoroti perubahan Mendikbudristek Nadiem Makarim meluncurkan Merdeka Belajar Episode ke-22 terkait Transformasi Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN).
Ada tiga transformasi seleksi masuk PTN. Pertama, SNMPTN diubah menjadi seleksi nasional berdasarkan prestasi, kemudian SBMPTN diubah seleksi nasional berdasarkan tes, dan ketiga seleksi secara mandiri oleh PTN.
Menurut guru besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini, mekanisme penilaian jalur prestasi menjadi sedikit berbeda, yakni 50 persen minimal memakai nilai rata-rata rapor.
Kemudian maksimal 50 persen memakai skor prestasi.
"Artinya, jalur prestasi itu adalah transformasi dari SNMPTN," ujar Rektor Unair Prof Mohammad Nasih, Jumat (9/9/2022).
Dalam penerapan seleksi ini, Prof Nasih menyoroti kebijakan lintas program studi, di mana pilihan prodi di perguruan tinggi tidak berdasarkan saintek ataupun soshum.
"Kami tetap memberikan penghargaan atas apa yang dilakukan selama SMA sebagai apresiasi.Lintas minat sangat mungkin tapi peluangnya sangat kecil," urainya.
Menurutnya pemilihan prodi harus disesuaikan jurusan selama SMA dengan prodi yang dipilih.
"Minimal nilai rapor yang relevan dengan jurusan yang dipilih akan menjadi pertimbangan rektor.Lintas ada kemungkinan, tapi peluangnya akan sangat kecil karena ada pertimbangan dan seleksi tertentu," tegasnya.
Sementara itu, seleksi nasional berdasarkan tes nantinya akan berfokus pada pengukuran kemampuan penalaran dan pemecahan masalah.
Sebelumnya, di SBMPTN ujian dilakukan memakai banyak materi dari banyak mata pelajaran. Berbeda dengan kali ini, dalam seleksi nasional berdasarkan tes, tidak ada lagi tes mata pelajaran.
Tapi hanya tes skolastik yang mengukur potensi kognitif, penalaran matematika, literasi dalam bahasa Indonesia, dan literasi dalam bahasa Inggris.
"Di SBMPTN kemudian ditransformasi menjadi jalur tes. Dimana memang ada beberapa perubahan materi tesnya yang dipersyaratkan bahwa untuk masuk di perguruan tinggi, tesnya adalah tes potensi skolastik dengan beberapa tambahan kemampuan dasar tertentu," jelas Prof Nasih.
Selanjutnya seleksi secara mandiri oleh PTN. Pada jalur ini pemerintah mengatur agar seleksi diselenggarakan secara lebih transparan dengan mewajibkan PTN melakukan beberapa hal sebelum dan setelah pelaksanaan seleksi mandiri.
"Untuk mandiri juga kurang lebih sama, cuman ada transformasi karena ini diserahkan pada Rektor. Tentu Unair nanti juga akan mengembangkan materi tesnya itu menyesuaikan dengan kondisi dan minat mereka yakni program studi yang diambil dan latar belakang mereka ketika di SLTA. Sehingga kita juga tidak akan nge-tes 'Gebyah Uyah'. Misalnya ngambil Farmasi tapi dites Fisika, rasa-rasanya enggak," ungkap Nasih.
Dengan demikian, lanjut Nasih, serial materi tes dalam seleksi secara mandiri akan menjadi sangat banyak sesuai dengan program studi yang mereka ambil.
"Dan itu berarti memberikan kemungkinan mereka untuk bisa menyelesaikan studinya dengan yang lain. Ini menurut saya kita lakukan, dan kita persiapkan untuk 2023," tandasnya.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA
Buntut Polemik NasDem Surabaya, Fungsionaris Partai Pindah ke PKB |
![]() |
---|
Ziarah ke Makam Pencetus Nama NU, Anies Baswedan Baca Tahlil dan Pimpin Doa di Surabaya |
![]() |
---|
Luncurkan Buku Mommyclopedia, Dokter Meta Hanindita Ungkap Strategi Penuhi Nutrisi Para Batita |
![]() |
---|
Bank Jatim Rilis Tabungan Santri untuk Menggarap Potensi Ekonomi Syariah |
![]() |
---|
Tays Bakers Kenalkan Snack TRICKS Cheese Ramyeon, Makanan Ringan dengan Cita Rasa Gurih |
![]() |
---|