Biodata Kapolri Listyo Sigit Prabowo yang Blak-blakan Soal Kekaisaran Sambo dan Tak Ragu Mengusutnya
Berikut profil dan biodata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akhirnya blak-blakan soal kekaisaran Sambo dan konsorsium 303.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Musahadah
SURYA.co.id - Inilah profil dan biodata Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo yang akhirnya blak-blakan soal kekaisaran Sambo dan konsorsium 303.
Diketahui, isu kekaisaran Sambo dan konsorsium 303 mencuat semenjak kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi Ferdy Sambo jadi sorotan publik.
Menanggapi isu tersebut, Kapolri Listyo Sigit Prabowo mengaku tak ragu-ragu mengusutnya hingga tuntas.
Lantas, seperti apa profil dan biodata Kapolri Listyo Sigit Prabowo.
Baca juga: KAPOLRI BLAK-BLAKAN Soal Diagram Kekaisaran Sambo dan Konsorsium 303: Banyak Lari ke Luar Negeri
Listyo Sigit Prabowo lahir di Ambon, Maluku, 5 Mei 1969 sehingga kini ia berusia 51 tahun.
Listyo Sigit Prabowo adalah alumni Akademi Kepolisian (Akpol) angkatan 1991.
Beberapa rekan seangkatannya adalah Brigjen Krishna Murti, Brigjen Fadil Imran, Irjen Pol M Iqbal, termasuk Brigjen Prasetijo Utomo, sosok jenderal yang membantu Djoko Tjandra.
Listyo Sigit adalah lulusan S2 Universitas Indonesia (UI) dengan judul tesis tentang penanganan konflik etnis di Kalijodo, Jakarta.
Perjalanan karier Listyo Sigit terbilang cukup moncer di angkatannya.
Setela lulus, karier Listyo dimulai sebagai anggota Polres Tangerang yang kala itu masih berpangkat Letnan Dua (Letda).
Pada 1998, ia telah menjadi Kepala Pusat Komando Pengendalian Operasi (Kapuskodalops) di Polres Tangerang.
Kala itu, ia berpangkat sebagai Kapten atau setara dengan Ajun Komisaris Polisi (AKP).
Selain itu, Listyo Sigit pernah beberapa kali menduduki jabatan di daerah Jawa Tengah.
Semula pada 2009, suami Juliati Sapta Dewi Magdalena itu menjabat sebagai Kapolres Pati.
Tak lama, ia dipindah menjadi Kapolres Sukoharjo pada 2010 lalu menjadi Wakil Kepala Kepolisian Resor Kota Besar Semarang.
Pada 2011, Listyo Sigit menjabat sebagai Kepala Kepolisian Resor Kota Surakarta saat Jokowi masih menjadi Wali Kota Solo.
Kemudian, pada 2012, saat Jokowi menjabat Gubernur DKI Jakarta, Sigit Prabowo dirotasi ke Jakarta untuk menjabat sebagai Asubdit II Dit Tipdum Bareskrim Polri.
Di tahun berikutnya, Listyo Sigit Prabowo bertugas di Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Sulawesi Tenggara.
Listyo Sigit merupakan satu di antara perwira yang dekat dengan Jokowi.
Kedekatan keduanya terjalin saat Listyo Sigit menjabat sebagai Kapolresta Solo di mana Jokowi menjadi wali kotanya.
Saat menjabat sebagai Kapolresta Solo, Listyo Sigit pernah menangani kasus bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil Sepenuh (GBIS), Kepunton.
Maka, saat Jokowi terpilih menjadi presiden pada 2014, Listyo diangkat sebagai ajudan presiden.
Saat itu, Kapolri Jenderal (Purn) Sutarman mengajukan empat nama sebagai calon ajudan dan Jokowi langsung menunjuk Listyo Sigit.
Seperti dikutip dari pemberitaan Harian Kompas, 21 Oktober 2015, Jokowi memilih orang yang pernah "dekat" dengannya untuk memastikan kerjanya berjalan optimal.
Dua tahun menjadi ajudan Jokowi, Listyo Sigit dimutasi menjadi Kapolda Banten dan mendapat kenaikan pangkat menjadi brigadir jenderal.
Setelah itu, ia mendapat promosi sebagai Kepala Divisi (Kadiv Propam) pada 2018 dan resmi menyandang pangkat bintang dua atau inspektur jenderal.
Kemudian, Listyo ditunjuk sebagai Kabareskrim oleh Idham Azis pada 6 Desember 2019.
Penunjukan itu dilakukan setelah jabatan tersebut kosong selama lebih dari sebulan sejak Jenderal (Pol) Idham Azis dilantik sebagai Kapolri pada 1 November 2019.
Blak-blakan Soal Diagram Kekaisaran Sambo dan Konsorsium 303

Baru-baru ini, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo akhirnya blak-blakan mengenai isu diagram kekaisaran Sambo dan konsorsium 303 yang mencuat setelah kasus pembunuhan Brigadir J yang didalangi eks Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo.
Saat menjadi bintang tamu di acara Satu Meja Spesial Ulang Tahun Kompas TV ke-11, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo awalnya menjelaskan soal penyakit masyarakat, satu diantaranya judi yang saat ini menjadi isu ramai.
Kapolri memastikan sudah meminta ke jajarannya untuk tidak ada lagi yang main-main soal judi.
"Bongkar sampai ke atas. Saya minta teman-teman PPATK untuk menelusuri rekening-rekening untuk ditarik dibongkar ke atas. Ini salah satu bentuk kita serius. Segala bentuk penyakit masyarakat untuk dibersihkan," ucap Jenderal Listyo.
Presenter Budiman Tanuredjo lalu menanyakan kebenaran diagram kekaisaran Sambo dan Konsorsium 303 yang sempat ramai saat kapolri hadir di DPR beberapa waktu lalu.
Diakui Kapolri, fakta bahwa judi itu masih ada adalah benar, dan pemberantasannya saat ini masih belum maksimal.
"Tentunya apakah ada konsorsium atau tidak, saya sudah perintahkan untuk diusut tuntas," kata Listyo.
Setelah isu konsorsium 303 itu mencuat, diakui Jenderal Listyo saat ini banyak pelaku judi yang lari ke luar negeri.
"Saya sudah minta usut sampai ke atas. Begitu didapatkan nama, red notice atau cekal dan kemudian dari situ kita ungkap apakah ada anggota ada yang terlibat atau tidak," katanya.
"Paling tidak, langkah itu, saya tidak ragu-ragu. Saya sudah minta betul-nbetul diungkap," tegasnya,
Lalu, apakah ada konsorsium 303 atau tidak? Kapolri menegaskan untuk menjawab itu dia mengedepankan scientific crime dimana dia berjalan dari pembuktian dahulu.
Terkait diagram kekaisaran Sambo yang sudah beredar, Kapolri memastikan itu ada yang membuatnya.
Apakah yang membuat diagram kekaisaran sambo dari internal polri atau dari luar, Listyo tidak mau memastikan.
"Mungkin saja ada informasi dari dalam. Tapi bisa juga dari pihak luar.
Yang penting kalau buat saya anggota betul-betul komit, bahwa segala macam perjudian betul-betul bisa diberantas.
Karena itu salah satu membuat citra polri menjadi rusak," tegasnya.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id