Berita Surabaya

Hasil Survei SSC, Faktor Program Jadi Pertimbangan Publik Memilih Caleg Pada Pemilu 2024

Hasil survei SSC, masyarakat dalam memilih caleg pada Pemilu 2024 cenderung memperhatikan gagasan dan program ketimbang faktor uang.

Penulis: Yusron Naufal Putra | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Yusron Naufal Putra
Lembaga Surabaya Survey Center (SSC) saat memaparkan hasil survei terbaru mereka bagi figur yang berniat maju sebagai calon legislatif atau caleg pada Pemilu 2024 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Bagi figur yang berniat maju sebagai calon legislatif atau caleg pada Pemilu 2024, setidaknya sudah harus menyiapkan program untuk ditawarkan kepada publik.

Sebab, masyarakat dalam memilih caleg mayoritas cenderung memperhatikan gagasan dan program apa yang dibawa.

Setidaknya hal ini tergambar dalam hasil survei SSC (Surabaya Survey Center) teranyar periode Agustus 2022.

Survei yang dilakukan di 38 kabupaten/kota di Jawa Timur ini, melibatkan 1.200 responden menggunakan metode stratified multistage random sampling dengan margin of error kurang lebih 2,83 persen.

Berdasarkan survei tersebut, kecenderungan masyarakat memilih caleg berdasarkan pertimbangan program yang ditawarkan terbilang besar.

"Hasil riset tersebut menunjukkan terkait program yang ditawarkan sebanyak 25 persen," kata Direktur Riset SSC, Edy Marzuki, Selasa (30/8/2022).

Kecenderungan pertimbangan memilih caleg berdasarkan program tersebut cukup besar, jika dibanding pertimbangan faktor uang (24 persen) maupun ketokohan/kepribadian caleg sekalipun (17,2) persen.

Faktor lainnya, yakni partai pengusung caleg ada 6,8 persen, agama caleg ada 6 persen.

"Pendidikan caleg 4,5 persen, ikut pilihan suami/istri/keluarga ada 3,7 persen, perintah kiai 2,8 persen. Sementara yang tidak tahu atau tidak menjawab 10 persen,” jelas Edy memaparkan temuan survei tersebut.

Di sisi lain dalam survei tersebut, ditemukan terkait latar belakang atau background yang tepat sebagai caleg. Menurut Edy, mayoritas responden menunjukkan jika sosok politisi menjadi faktor utama.

“Setidaknya ada 30,2 persen responden yang mengungkapkan hal ini. Sementara 16,5 persen memilih untuk tokoh agama dan 16 persen untuk tokoh masyarakat," jelas Edy yang juga dosen di Universitas Yudharta Pasuruan ini.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved