Grahadi

Pemprov Jatim

Baru 46 Persen UMKM di Jatim yang Melek Digital, Pemprov Dorong Digitalisasi

Digitalisasi kini tengah didorong Pemprov Jatim dengan menyasar kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi.

Penulis: Fatimatuz Zahro | Editor: Cak Sur
Istimewa/Pemprov Jatim
Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah. 

SURYA.CO.ID, SURABAYA - Digitalisasi kini tengah didorong Pemerintah Provinsi Jawa Timur (Pemprov Jatim) dengan menyasar kalangan pelaku usaha kecil dan menengah (UMKM) serta koperasi.

Hal ini merujuk adanya data, bahwa baru 46 persen UMKM di Jatim yang melek digital.

Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim, Andromeda Qomariah mengatakan, bahwa total UMKM di Jatim ada sebanyak 9,8 juta berdasarkan data sensus penduduk terakhir di tahun 2018.

"Dari jumlah itu, yang sudah melek digital sudah 46 persen per tahun 2021. Angkanya meningkat pesat sebenarnya. Karena di tahun 2016 itu yang melek digital hanya 11 persen. Kalau 2022, kami perkirakan mungkin sudah 50 persen," tegas Andromeda kepada SURYA.CO.ID, Kamis (25/8/2022).

Untuk itu, guna mendorong digitalisasi bagi para UMKM di Jawa Timur, pihaknya melakukan pendampingan dan juga fasilitasi dari pelaku UMKM agar mulai bergeser orientasi usahanya ke arah digital.

Pendampingan dilakukan dari mulai dasar, yaitu kelembagaan baik NIB gratis baik kepada UMKM maupun koperasi.

Tidak hanya itu, pendampingan juga didampingi dalam hal kualitas produk, packaging produk, logo hingga fotografi produk. Yang kemudian juga dibantu pemasaran melalui market online maupun offline.

"Kami mendesain pendampingi hulu hingga hilir. Mulai kelembagaannya, kualitas juga pendampingan pengelolaan keuangan. Dan kami dampingi dalam menggunakan aplikasi dan kasir pintar. Yang selanjutnya dalam pemasaran kami bantu di Galeri UKM Jatim maupun di marketplace online," tegas Andromeda lagi.

Dinas K-UKM Jatim diketahui telah bekerja sama dengan Tokopedia, BliBli, Lazada dan juga Shopee. Di mana dalam kerja sama ini, para pelaku UMKM maupun koperasi didampingi bagaimana membuka toko digital, membuat konten digital hingga penjualan mereka bisa bertambah pesat.

"Dengan adanya pendampingan tersebut, kami berharap mereka bukan hanya hanya masuk ke ranah digital, tapi juga naik kelas. Dengan sales yang meningkat, kualitas yang meningkat juga market yang meningkat," tegasnya.

Tidak hanya itu, Andromeda juga menjelaskan, bahwa pihaknya membangun co-working space di kantor Dinas K-UKM Jatim untuk para pelaku usaha mikro kecil hingga menengah untuk mengembangkan produknya. Misalnya untuk foto produk, dan untuk membuat konten digital. Dan penggunaan co-working space ini terbuka untuk umum dan setiap hari.

"Bagaimana pun digitalisasi memang harus kita dorong. Karena tren masa depan memang arahnya ke sana. Dan jangan sampai ketinggalan, karena UMKM itu di Jatim menyumbang 57,25 persen dalam PDRB kita," pungkas Andromeda.

Hal senada juga disampaikan oleh Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak.

Dalam mendorong digitalisasi UMKM Jatim, Pemprov Jatim mengembangkan Millenial Job Center (MJC). Yang mana program ini mendidik dan membentuk pasukan untuk menyokong digitalisasi UMKM.

"Karena di MJC kita membuat pasukan untuk menyokong digitalisasi UMKM. Misalnya kita melatih talent untuk membuat digital content, foto produk, desain grafis, programmer. Agar produk UMKM kita punya visual appeal," tegasnya.

Para talenta yang dilatih MJC telah didampingi mentor-mentor dari marketplace handal. Dan telah diorder oleh perusahaan-perusahaan besar.

"Sejak 2019, kita sudah punya 2000 talenta dan telah mendampingi sebanyak 4000 UMKM. Karena memang 57 persen kekuatan ekonomi Jatim ada di UMKM, sehingga kita harus dorong UMKM kita supaya maju," pungkasnya.

BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved