Berita Gresik
Kades Bagikan Jamu Tradisional, Sapi di Desa Brangkal Gresik Tak Ada yang Terjangkit PMK
Berkat jamu tradisional, tak seekor pun hewan ternak sapi yang berada di Desa Brangkal, Kecamatan Balongpanggang, Gresik, yang terinfeksi virus PMK.
Penulis: Willy Abraham | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID, GRESIK – Wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) masih berlangsung, meski sudah ada vaksin hingga obat-obatan. Segala bentuk pencegahan penyebaran PMK terus dilakukan.
Salah satunya di Desa Brangkal, Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten Gresik.
Desa Brangkal berada di perbatasan Gresik dengan wilayah Dawarblandong, Kabupaten Mojokerto. Jaraknya dengan pusat Kota Gresik sejauh kurang lebih 48 kilometer. Butuh waktu sekitar satu jam.
Meski berada di perbatasan, sapi yang berada di Desa Brangkal tak ada yang terinfeksi virus PMK. Hal ini yang membuat Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa sempat berencana mengunjungi desa tersebut. Meskipun akhirnya batal.
Kepala Desa Brangkal, Dodik Setiawan ternyata memiliki cara untuk mencegah penyebaran PMK. Yaitu dengan membagikan jamu tradisional hasil ramuan rebusan kunyit, temu item dan bahan herbal lainnya.
Air rebusan itu menjadi ramuan pencegah PMK untuk hewan ternak sapi, lalu beberapa butir telur.
Sambil membawa satu panci berisi ramuan jamu tradisional dan potongan bambu, Dodik berkeliling ke rumah warga yang memiliki hewan sapi. Air rebusan itu dimasukkan ke dalam potongan bambu lalu diminumkan ke hewan ternak sapi.
Seminggu sekali, Dodik mengantarkan ramuan tersebut kepada peternak sapi di desanya.
Pada Idul Adha kemarin, sejumlah sapi di desanya laku dijual karena kondisinya sehat.
Ini merupakan salah satu program desa, karena sebagian besar adalah peternak sapi. Warga di Desa Brangkal banyak yang menggantungkan hidup dengan beternak sapi.
“Program ramuan empon-empon gratis sebagai upaya penyemangat warga menjaga kesehatan sapi,” kata Dodik, Kamis (11/8/2022).
Salah seorang peternak sapi, Nur Salim mengaku ramuan ini sudah turun temurun. Namun beberapa tahun mulai ditinggalkan. Adanya wabah PMK membuat warga kembali menggunakan ramuan untuk mencegah wabah PMK. Menjaga kesehatan sapi, terbukti nafsu makan sapinya tinggi.
“Sapi nafsu makannya tinggi. Alhamdulilah sehat semua, kemarin Idul Adha banyak yang laku,” kata Nur Salim.
Pembuat ramuan untuk sapi adalah Nani Widayati, menurutnya ramuan itu sudah turun temurun.
Zaman dahulu, ramuan tersebut untuk meningkatkan imunitas dan menambah nafsu makan. Sehingga sangat tepat jika diterapkan lagi kepada hewan ternak sapi di tengah wabah PMK.
“Ramuan ini meningkatkan imunitas dan menambah nafsu makan sapi,” kata Nani.