Berita Malang Raya

Banyak Permintaan Pembangunan Rumah Tinggal, Lahan Sawah di Kota Batu Terus Berkurang

Jumlahnya terus menyusut pada 2020 menjadi 1.998,44 Hektare. Pada 2021, luasnya menjadi 1.736,51 Hektare.

Penulis: Benni Indo | Editor: Titis Jati Permata
surya.co.id/benni indo
Lahan persawahan di daerah Kota Batu. Jumlahnya terus menurun seiring meningkatnya permintaan hunian tempat tinggal di Kota Batu. 

Penduduk banyak menggunakan lahan untuk menanam sayuran karena memiliki masa panen yang lebih cepat. Jauh berbeda dengan padi.

"Kalau tanaman pangan rata-rata bisa panen setelah tiga bulan. Sedangkan tanaman holtikultura bisa panen usia 40 hari. Maka dari itu ada juga yang melakukan pindah komoditas. Saat pindah ini, maka sudah tak bisa diperhitungkan lagi menjadi lahan sawah. Otomatis ada pengurangan luas lahan lagi," imbuhnya.

Anggota Komisi B, DPRD Batu, Saifuddin berpendapat, banyaknya alih lahan yang terjadi di Kota Batu karena kebutuhan ekonomi.

Maka untuk menanggulang hal tersebut, pemerintah harus bisa meningkatkan kesejahteraan warganya.

"Sehingga ini bukan hanya soal Dinas Pertanian, di sana juga ada Dinas Perdagangan dan lainnya. Inilah yang harus dikerjakan eksekutif," ungkapnya.

Saifuddin juga meminta agar pihak eksekutif bersungguh-sungguh bekerja dalam upaya menjaga lahan yang statusnya putih maupun hijau.

Jangan sampai terus dibiarkan budaya bangun dulu baru izin.

Sejauh pengalaman inspeksi oleh DPRD Batu, banyak ditemukan proses pembangunan perumahan yang dilakukan dulu sebelum adanya izin.

"Di sisi lain, Perda RTRW Kota Batu belum turun. Sebetulnya sudah pernah turun, namun ditarik kembali ke pusat setelah adanya bencana alam banjir bandang," paparnya.

Kepala Desa Pendem, Tri Wahyuwono Effendi mengatakan, lahan pertanian di wilayahnya seluas 200 hektar. Mayoritas merupakan lahan persawahan budidaya padi.

Luas areal pertanian separuh dari total luas wilayah Pendem yang mencapai 400 hektar.

Per tahunnya padi yang dipanen dari wilayah ini sekitar 2400 ton.

Rata-rata satu hektar bisa menghasilkan 6-7 ton di musim kemarau. Saat musim hujan susut 20 persen, menghasilkan 4-5 ton saja per hektarnya.

Secara geografis, Desa Pendem berbatasan dengan dua kecamatan wilayah administrasinya Kabupaten Malang.

Hal ini membuat banyak pengembang perumahan yang melirik kawasan ini untuk dialihkan menjadi bisnis properti.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved