Surya Militer
Pasukan Baret Ungu Bersenjata Lengkap Dikerahkan Latma Garuda Shield 2022, Ini Pesan Pangkoarmada
Pasukan baret ungu marinir TNI AL bersenjata lengkap dikerahkan dalam latihan bersama Garuda Shield 2022.
Penulis: Putra Dewangga Candra Seta | Editor: Iksan Fauzi
SURYA.co.id - Pasukan baret ungu marinir TNI AL bersenjata lengkap dikerahkan dalam latihan bersama Garuda Shield 2022.
Dilansir Surya Militer dari instagram @koarmada_1, Panglima Komando Armada I Laksamana Muda TNI Arsyad Abdullah, selaku penyelenggara latihan memimpin pelaksanaan Apel Gelar Kesiapan Pasukan Latgabma Super Garuda Shield 2022 di Dermaga JICT Tanjung Priok, Jakarta Utara, Selasa (26/7/2022)
Tujuan latihan ini untuk mengetahui sampai sejauh mana kesiapan personel dan materiil, sebelum manuver lapangan pada Latgabma Super Garuda Shield 2022 dilaksanakan dan berharap latihan ini berjalan lancar, sesuai dengan yang telah direncanakan.
Pangkoarmada I dalam amanatnya menyampaikan Manuver lapangan pada Latgabma Super Garuda Shield 2022 ini, akan dilaksanakan selama 20 Hari.
imulai dari Linla dari Pangkalan sampai dengan Manuver di Daerah Latihan yaitu Perairan Bintan dan Perairan Dabo Singkep.
Materi Yang Akan Dilatihkan Adalah Sebagai Berikut ; Pertama, Kerja Sama Taktis Antara Unsur-Unsur Permukaan Dan Udara Pada Saat Pelaksanaan Cooperatif Deployment/Passex Dan Antara Unsur Marinir Dengan Us Meu.
Kedua, Kerja Sama Taktis Antara Unsur-Unsur Dalam Melaksanakan Maritime Operation Khususnya Pada Kegiatan Latihan Maritime Interdiction Operation (Mio) Yang Disesuaikan Dengan Situasi Pandemi Covid-19
Ketiga, Latihan Komunikasi (Comex), Latihan Manuver Taktis (Manex), Photoex, Latihan Pencarian Dan Pertolongan Kepada Orang Jatuh Di Laut (Sarex Dan Mobex), Mioex (Vbss), Gunex (Ngs), Dan Amphibiex.
Manuver lapangan pada latihan ini, akan diikuti oleh pelaku latihan yaitu TNI AL terdiri atas KRI Bung Tomo-357, KRI Fran Kaisepo-368, KRI John Lie-358, KRI Makassar-590, 1 Heli AKS Panther HS-1311, 5 LVT-7 Kormar dan 1 Kompi Infanteri Mekanis serta 2 Tim Taifib.
TNI AU terdiri dari 4 Personel JTAC Kopasgat, 2 F-16 Lanud Roesmin Nurjanin Pekanbaru, 1 Boeing-737 Maritime Patrol Lanud Hasanuddin, Makasar.
Us Indo-Pacom melibatkan USS Charleston (LCS-18), USS Green Bay (LPD-20), 1 P-8 Poseidon, 2 LCAC Serta 1 Pleton Amphibios Recon.
RSN terdiri dari RSS Supreme dan RSS Resolution.
Terjunkan Tank BMP 3F
Diberitakan sebelumnya, Tank BMP 3F milik marinir TNI AL akan diikutkan dalam latihan bersama (latma) terbesar yakni Garuda Shield 2022.
Tank amfibi andalan pasukan baret ungu itu kini tengah dipersiapkan.
Dilansir Surya Militer dari Facebook Marinir TNI Angkatan Laut, Batalyon Tank Amfibi 1 Marinir (Yontankfib 1 Mar) melaksanakan uji arung kendaraan tempur 3 Unit BMP-3F bertempat di kolam uji arung kavaleri, Kesatriaan Marinir Hartono, Cilandak, Jakarta Selatan, Selasa (19/07/2022).
Kegiatan dimulai dengan penyiapan Ranpur terlebih dahulu oleh material kru masing-masing, diantaranya adalah pengecekan sistem kemudi darat laut, transmisi, kelistrikan, pengapian, kekencangan rantai,Water jet Propeler, kekedapan dan pengecekan berbagai macam jenis pompa kuras pada setiap Ranpur.
Mengingat hal ini merupakan SOP yang dilakukan sebelum pengoperasian kendaraan tempur, sehingga keamanan tempur beserta Kru dapat terjaga.
Kegiatan ini sejalan dengan Perintah Harian Kepala Staf TNI Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono SE,M,M., tentang Membangun Sumber Daya Manusia yang Unggul dan Profesional Baik dalam Operasi Militer Perang (OMP) maupun Operasi Militer (OMSP).
Komandan Yontankfib 1 Mar Letkol Mar Wilibrordus, M.Tr.Opsla. berpesan kepada prajuritnya untuk tetap mengutamakan keamanan dan keselamatan dalam bekerja,
“Asah terus kemampuan Anda dalam menjalankan semua masalah yang dijalankan, sehingga hasil dari kegiatan ini dapat dijadikan pedoman untuk menjalani tugas operasi maupun latihan yang akan datang,” Tegasnya.

Melansir dari ANTARA, BMP-3F buatan Kurganmashzavod, Rusia, masuk dalam kelas amphibious infantry fighting vehicle, yang proyek pengembangannya dimulai sejak 1987 setelah kedua kakaknya, BMP-1 dan BMP-2 dianggap kurang mumpuni lagi.
Dari situlah, Obyekt 688M diluncurkan Rusia. Sesuai "judul"-nya, BMP-3F dengan bobot kosong 18,5 ton dan dimensi 7,14 meter (panjang), 3,2 meter (lebar), dan 2,4 meter (tinggi) dan awak tiga orang (termasuk seorang komandan), mampu membawa tujuh personel bersenjata lengkap plus dua kursi tambahan.
Jadi, BMP-3F ibarat "kapal perang" yang memproyeksikan kekuatan militer dari lingkungan laut ke lingkungan darat; lengkap dengan kondisi di atas optimal untuk menggempur kekuatan lawan di darat.
Mesin dengan rasio 27 tenaga kuda/ton bobot mampu mendorong BMP-3F menuju kesepatan 72 kilometer perjam (jalan pedesaan/aspal biasa), 45 kilometer perjam (luar jalan), dan 10 kilometer perjam (perairan hingga gelombang skala Beauford II).
Berbagai silabus mesin perang dunia memasukkan BMP-3F dalam kelas kendaraan perang infantri berat; ditandai sistem perlindungan persenjataan aktif walau bodi dan kubah meriamnya dari alumunium diperkeras (agar tahan karat).
Tidak akan ada pengaruh besar jika dia disembur tembakan kaliber 30 milimeter dari jarak dekat, seumpama dari senapan mesin berat 2A42.
Perlindungan pasif juga menyentuh sistem perlindungan sirkulasi udara dan serangan biologis atau nuklir jika itu terjadi.
Caranya dengan menerapkan sistem sensor dan penangkal agen kimia/biologis/nuklir dan filter ultraviolet, dan pemadam kebakaran, serta peredam benturan.
Harap dipahami, BMP-3 dirancang saat Perang Dingin masih terjadi.
Tangki bahan bakarnya juga ditempatkan di atas lapisan baja lantainya, didukung sistem suspensi independen aktif dari roda-roda rantainya.
Untuk menambah perlindungan, kit penangkal serangan amunisi berat ERA juga diterapkan walau ini pilihan bagi pembeli atau pengguna.
Pengacak sinyal komunikasi lawan berbasis elektronika-optikal, Shrota, yang bisa diakses komandan tank untuk berkomunikasi dengan sistem peluncuran peluru kendali anti tank SACLOS (semiautomatic command to line of sight).
Akhirnya, kemampuan renangnya hingga tujuh jam nonstop dan menundukkan (bahkan) rawa-paya yang tidak bisa diinjak manusia, tidak akan bermakna banyak jika musuh tidak bisa dibinasakan.
Untuk itulah meriam 100 milimeter berkecepatan rendah 2A70 bicara, meluncurkan proyektil 9M117 ATGMs (AT-10 Stabber), yang bisa disimpan dalam rak-raknya sebanyak 40 unit.
Di luar turet, bertengger sepasang senapan mesin berat 30 milimeter 2A72 yang bisa meluncurkan 400 peluru permenit.
Jika dia berhadapan dengan personel, senapan mesin 7,62 milimeter-nya yang bertugas secara koaksial hingga 2.000 peluru permenit.
Bicara teknologi putaran koaksial ini, Rusia sangat ahli; lihatlah baling-baling pesawat bom berat Tupolev Tu-95 Bear.
Meriam 100 milimeter ini bisa digerakkan 360 derajad kiri-kanan dan minus lima hingga 60 derajad ke bawah dan ke atas.
Meriam ini dirancang untuk tidak menimbulkan guncangan besar, yang semakin efektif dengan sistem penjejak dan optik khusus, sehingga peluru high explosive HE-Frag shell 3OF32 bisa "terbang" hingga 4.000 meter.
Jika sistem pertahanan lawan lebih tangguh, army technolgy mengulas, giliran peluru 3BM25 APFSDS yang dipergunakan.
Semua operasionalisasi kesenjataan dan penginderaan berasal dari komputer 1V539, berkolaborasi dengan sensor angin, sistem stabilitas 2E52-2, sistem laser 1D16-3, dan lain-lain.
>>>Ikuti Berita Lainnya di News Google SURYA.co.id