Berita Lamongan

Tangani PMK Secara Mandiri, Lamongan Hadirkan Ahli Virologi Gelar Simulasi Pengobatan pada Sapi

Untuk mengendalikan penularan penyakit mulut dan kuku (PMK), Pemkab Lamongan mendatangkan ahli virologi untuk memberikan edukasi kepada peternak.

Penulis: Hanif Manshuri | Editor: Cak Sur
SURYA.CO.ID/Hanif Manshuri
Ahli Virologi, drh M Indro Cahyono saat simulasi pengobatan PMK pada hewan ternak sapi di pelataran Pendopo Lokatantra Pemkab Lamongan, Senin (25/7/2022). 

SURYA.CO.ID, LAMONGAN - Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi, kerbau, kambing, domba dan babi masih menjadi momok bagi para peternak.

Bahkan, di Lamongan kini wabah PMK meluas hingga di 26 kecamatan, minus Kecamatan Karangbinangun.

Namun sejak kasus pertama dilaporkan pada 1 Mei 2022 di Desa Balungwangi, Kecamatan Tikung, berbagai unsur instansi bersinergi dalam menangani PMK.

Mulai dari pemberlakuan penutupan sementara pasar hewan, hingga percepatan vaksinasi terhadap hewan ternak untuk mengendalikan penularan.

Kini ditambah dengan lokakarya dan simulasi pengobatan wabah PMK yang menghadirkan seorang virologi, drh M Indro Cahyono didampingi Owner Disway, Dahlan Iskan, Senin (25/7/2022), di Pendopo Lokatantra Kabupaten Lamongan.

Kegiatan ini dimaksudkan untuk memberikan edukasi kepada peternak di Lamongan agar tidak panik dan tepat saat menghadapi ternaknya yang terjangkiti virus PMK.

Mengawali pemaparannya, drh M Indro Cahyono memastikan bahwa penularan PMK tidak melalui airborne.

"PMK hanya bisa ditularkan saat terjadi kontak langsung dengan hewan, begitu pun dengan hewan yang terkena PMK hanya pada hewan berkuku genap seperti sapi dan domba, " ungkapnya.

Penularan hanya bisa melalui reseptor pada hewan, jadi pada hewan yang tidak mempunyai reseptor tidak bisa tertular.

"Apalagi ke manusia yang jelas berbeda spesies," ungkap Indro.

Indro juga memberikan tips untuk merawat ternak yang terjangkiti PMK.

Tips yang diberikan bersifat mandiri dan praktis agar bisa dilakukan seorang diri oleh para peternak.

"Pada dasarnya PMK ini tidak menyebabkan kematian, asalkan kita bisa melakukan perawatan dengan baik. Kita bisa berikan disinfektan dengan PH rendah, kurang dari 5 dan membuat bubur yang berbahan protein serta vitamin A, C, E dicampur 1 sendok makan minyak nabati,” ungkapnya.

"Jika melihat ada tanda-tanda gejala PMK, masyarakat harus segera lapor ke petugas/dokter hewan sehingga dapat ditangani secara baik. Selain itu, masyarakat juga bisa mengatasi secara mandiri, dicampur 1 SDM minyak nabati,” imbuh dr Indro.

Dari hasil penelitian Indro, pada dasarnya sapi yang tertular PMK akan sembuh pada hari ke 14 sejak pertama diketahui gejalanya. Dan pada hari ke 21, sapi tersebut sudah kebal dan terbentuk antibodi. Namun dengan catatan sapi tersebut tetap mau makan dan minum.

"Untuk itu perlunya memberi makanan yang lembut, sangat dianjurkan untuk menghindari sapi kembung," katanya.

Diungkapkan, banyak laporan sapi mati karena PMK, bisa jadi bukan virus PMK nya yang mengakibatkan kematian, tetapi cara penanganannya. Untuk itu pentingnya memberikan bubur sapi sebagai sumber nutrisi dan vitamin untuk menaikkan antibodi di minggu pertama terinfeksi.

"Baru nanti setelah minggu kedua diberi campuran rumput cacah dan menyesuaikan makanan seperti biasanya setelah dinyatakan sembuh,” ucapnya.

Setelah pembekalan penanganan PMK, juga dilakukan simulasi secara langsung pada hewan yang dipandu oleh ahli untuk mempraktekkan penyembuhan hewan yang terjangkiti PMK dengan baik dan benar.

Bupati Lamongan, Yuhronur Efendi mengungkapkan, kegiatan lokakarya ini sangat luar biasa untuk menenangkan hati masyarakat. Khususnya para peternak di Lamongan.

"Ini wujud hadirnya pemerintah untuk menjawab persoalan sosial yang terjadi," ungkap Bupati Yuhronur.

Terkait pasar hewan di Lamongan yang masih ditutup, Yuhronur mengatakan, setelah kegiatan ini akan dikoordinasikan kembali bersama OPD di Lamongan.
Akan ditimbang dengan matang agar tidak menimbulkan kesalahan fatal yang merugikan untuk peternak di Lamongan.

"Setelah ini, kami juga akan menerbitkan dan mencetak buku panduan tentang penanganan PMK yang bisa dijadikan pedoman untuk para peternak dalam menangani ternaknya yang sakit," kata Yuhronur.

Setelah kegiatan lokakarya dilakukan simulasi penanganan PMK pada seekor sapi yang dibawa ke pelataran Pendopo Lokatantra.

 
 

 

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved