Berita Banyuwangi
Bisa Hemat 80 Persen, Mobil Listrik Diprediksi Samai Capaian Motor Matic
E-Mobilty Day salah satunya bertujuan untuk mempercepat ekosistem mobil listrik di Indonesia.
Penulis: Haorrahman | Editor: Titis Jati Permata
SURYA.CO.ID, BANYUWANGI - Meski saat ini populasi mobil listrik masih di bawah 2000 unit, namun diprediksi ke depan mobil listrik akan menyamai capaian motor matic.
"Saya masih ingat pada 2004 ketika muncul motor matic, jumlah sangat sedikit. Namun saat ini 80 persen motor di Indonesia adalah motor matic. Kini di jalanan sulit menemukan motor manual," kata Yudho Rahadianto Manajer Unit Pelaksana Pelayanan Pelanggan (UP3) PLN Banyuwangi, saat pelepasan touring mobil listrik, Touring PLN E-Mobilty Day, di kantor UP3 PLN Banyuwangi, Sabtu (23/7/2022).
"Saya yakin ke depan, beberapa tahun kemudian ketika teknologi baterai berkembang dan setelah ekosistemnya tumbuh, serta harganya lebih terjangkau, mobil listrik akan ramai seperti motor matic," tambah Yudho.
E-Mobilty Day salah satunya bertujuan untuk mempercepat ekosistem mobil listrik di Indonesia.
Dalam E-Mobilty Day terdapat 6 enam armada mobil listrik yang dikemudikan oleh Komunitas Mobil Elektrik Indonesia (Koleksi).
Mereka berangkat dari Jakarta pada 21 juli, menuju Denpasar Bali dan dijadwalkan tiba pada 24 juli.
Banyuwangi menjadi salah satu lokasi pemberhentian untuk pengisian baterai.
Di Banyuwangi terdapat tempat pengisian baterai, selain di kantor UP3 Banyuwangi juga terdapat di Hotel Santika dan Dealer Hyundai.
Ketua Umum Koleksi Arwani Hidayat mengatakan, menggunakan mobil listrik bisa menghemat 80 persen bahan bakar.
Sebelumnya dengan menggunakan Bahan Bakar Minyak (BBM) rata-rata per bulan harus mengeluarkan Rp 1,5 hingga Rp 2,5 juta per bulan untuk pengisian bahan bakar.
"Dengan mobil listrik hanya membutuhkan sekitar Rp 250.000 hingga Rp 300.000 per bulan," kata Arwani.
Menurut Arwani untuk satu kali full charging 1 bisa mencapai 350 hingga 400 km.
Kecepatan dari mobil listrik tersebut bisa mencapai 200 km/jam.
"Tapi tentu kami harus memperhatikan bahan bakar. Semakin sering melaju dengan kecepatan tinggi tentu bahan bakar akan lebih boros," jelas Arwani.
"Selain itu keunggulannya tentu kebersihan lingkungan. Mobil listrik ramah lingkungan karena tidak mencemari udara," katanya.
Arwani menambahkan untuk kendala mobil listrik saat ini masih pada tempat pengisian bahan bakar (charging) dan lama pengisian.
Untuk kapasitas pengisian penuh home charging membutuhkan 6-8 jam.
Namun ditambahkan Ketua Tim Rombongan Wilfrid Siregar, untuk pengisian baterai saat ini sudah terdapat ultra fast charging, yang hanya membutuhkan 30 hingga 45 menit pengisian.
"Ultra fast charging tersebut akan disediakan saat pelaksaan G-20 di Bali. Terdapat 60 stasiun ultra fast charging, yang nantinya setelah G-20 akan disebar ke seluruh Indonesia. Tentunya ini akan mempercepat pengisian bahan bakar mobil listrik," kata Wilfrid.
BACA BERITA SURYA.CO.ID DI GOOGLE NEWS LAINNYA